Kena Sensor, Riri Reza Protes

Kapanlagi.com - Film 3 HARI UNTUK SELAMANYA, karya Riri Riza kembali tersandung Lembaga Sensor Film. Beberapa adegan yang menurut LSF tidak sesuai dengan norma kemasyarakatan digunting. Sontak, sutradara muda ini langsung angkat bicara mengenai penyunatan tersebut dan mengenai kedudukan LSF.

Seusai menghadiri sebuah diskusi mengenai film yang diselenggarakan oleh Profesional Intellectual Centre di Bedaya Budaya Jakarta, beberapa waktu lalu, Riri mengatakan bahwa sensor tersebut sama sekali tidak fair.

"Anda bisa bayangkan, bagaimana kalau sebuah cerita di potong-potong. Kemudian potongan tersebut diperlihatkan ke sebagaian masyarakat. Tentu, itu sangat merugikan saya. Karena saya dinilai secara sepotong-potong dan dianggap amoral karena adegan senggama tersebut. Padahal adegan tersebut merupakan bagian dari isi film secara integral," keluhnya.

Riri yang dianggap salah satu tokoh antagonis dalam Masyarakat Film Nasional, mencoba membandingkan dengan film asing yang masuk ke dalam negeri.

"Mereka secara mulus masuk dengan adegan yang sama dengan apa yang ada di film. Kenapa mereka bisa lolos tetapi kita tidak. Apa bedanya," tanyanya.

Maka untuk itu Riri sangat ngotot adanya perubahan dalam diri LSF. Bukan untuk dibubarkan seperti persepsi kebanyakan orang selama ini.

Menurutnya lembaga sensor diregulasi untuk menjadi lembaga klasifikasi film. Di mana film diklasifikasikan dan digolongkan

"Dengan demikian apabila sebuah film diputar di bioskop, penontonnya dianggap belum sampai umur dapat dilarang masuk," jelasnya.

Sementara film terbaru Riri, 3 HARI UNTUK SELAMANYA, diperkirakan rilis pada bulan Juni nanti. Film tersebut dibintangi Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti ini mengambil lokasi syuting secara berpindah dari Jakarta sampai Jogja selama 3 hari. Bagaimana wujud film tersebut kelak, patut untuk kita tunggu. (KL/wwn)

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(kl/wwn)

Rekomendasi
Trending