Mongol Stres Beberkan Taktik 'Mewah' Sekte 'Gereja Setan' untuk Rekrut Anggota

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Mongol Stres Beberkan Taktik 'Mewah' Sekte 'Gereja Setan' untuk Rekrut Anggota
Mongol Stres Beberkan Taktik 'Mewah' Sekte 'Gereja Setan' untuk Rekrut Anggota

Kapanlagi.com - Banyak yang mengira bergabung dengan sekte sesat selalu diawali dengan paksaan atau ancaman. Namun, komika Mongol Stres membantah anggapan tersebut. Berdasarkan pengalamannya, sekte yang menjadi inspirasi film GEREJA SETAN justru menggunakan taktik yang jauh lebih menggiurkan, yakni kemewahan dan uang.

Mongol, yang pernah menjadi bagian dari komunitas tersebut, mengungkapkan bahwa para anggota tidak pernah dimintai iuran atau donasi. Sebaliknya, sekte inilah yang justru memberikan dana dan fasilitas mewah kepada para anggotanya, sebuah jebakan hedonisme yang sulit ditolak.

"Satanik justru ngasih lu duit karena dia biang keroknya. Yang dia tawarkan kan itu, Bang. Hedonnya yang ditawarin," kata Mongol saat ditemui di kawasan SCBD Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025).

1. Sistem Finansial Sekte Sesat

Ia memberikan contoh nyata bagaimana sistem finansial ini bekerja. Anggota yang berhasil membawa orang baru ke dalam ritual akan mendapatkan imbalan yang tidak sedikit. Hal ini menciptakan siklus di mana para anggota termotivasi untuk terus merekrut demi keuntungan pribadi.

"Lu bawa orang nih contoh ritual. Ritual besar lu bawa tiga orang, satu orang satu kepala gopek (Rp 500 ribu)," bebernya.

"Kalau ritual seminggu dua kali, berarti lu dapat berapa dari tiga orang? Sejuta setengah kali dua. Kebeli iPhone, Bang, dua kali ritual," lanjutnya dengan gamblang.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Jebakan dengan Iming-iming Uang

Selain iming-iming uang, sekte ini juga kerap membungkus aktivitasnya dengan acara anak muda yang menarik, lengkap dengan fasilitas makan gratis di tempat mewah. Jebakan ini membuat calon korban merasa berutang budi dan sulit untuk menolak ajakan lebih lanjut.

"Tempat yang kita kalau akhirnya di saat makan kita dengar bayar 2 juta, kita... orang yang ngomong 'Yuk, ikut kita ke acara', kita nggak berani nolak, Bang, udah dibayar 2 juta," jelasnya.

3. Ancaman saat Putuskan Keluar

Namun, di balik semua kemewahan itu, ancaman terbesar justru datang ketika seorang anggota memutuskan untuk keluar. Menurut Mongol, ancaman tersebut bukanlah bersifat fisik, melainkan gaib dan tak kasat mata.

"Ancaman terbesarnya adalah yang tidak kasat mata. Nah, yang tidak kasat mata kalau dia mendadak berubah jadi kasat mata, itu yang paling berbahaya," ujarnya.

Meski begitu, Mongol menegaskan bahwa di Indonesia, ancaman fisik hingga pembunuhan belum pernah terjadi, berbeda dengan yang terjadi di negara-negara Barat. "Kalau membunuh fisik, Indonesia belum berlaku, Bang. Asia belum berlaku pembunuhan secara fisik," ucapnya.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending