Nirina Minta Birokrasi ke Padang Dipermudah
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Menjadi salah satu korban gempa bagi semua orang bukanlah hal yang diinginkan. Demikian juga yang dirasakan Nirina Zubir. Walaupun tidak secara langsung, tapi Nirina begitu sedih karena papanya ada di Pariaman ketika bencana alam terjadi. Tapi untung saja, gempa itu tidak sampai merenggut nyawa keluarganya. Hanya rumah yang sedikit mengalami kerusakan."Rumah di sana sih nggak kenapa-kenapa karena baru direnovasi, paling cuma retak di bagian depan saja, tapi nggak parah. Kalau luka fisik, papa sih bilangnya nggak ada, tapi nggak tahu juga. Namanya juga orang tua takut anaknya khawatir, saya sih percaya saja. Aku juga nggak mau tanya sama mama yang sudah ada di sana apa benar papa nggak luka sedikit pun. Tapi mamanya juga gak komplain jadi aku yakin saja. Katanya juga keluarga aku masih tidur di luar rumah karena takut ada gempa lagi," katanya.Tidak ingin berpangku tangan, Nirina pun ikutan membantu. Namun lantaran kondisinya sedang berbadan dua, alhasil ia hanya bisa menyalurkan bantuan lewat transferan. "Saya juga ingin datang ke sana, biar bisa bantu langsung. Tapi paling nggak komunikasi saja dulu deh, daripada malah bikin tambah khawatir karena saya lagi hamil," ujarnya."Jadi kalau saya mau bantu paling transfer saja. Papa saya kan kemarin juga baru dilantik jadi Datuk di Pariaman, jadi dia juga ikut terjun langsung membantu para korban. Jadi buat teman-teman yang juga ingin menyalurkan bantuan lewat papa saya juga bisa, karena langsung disumbangkan," sambung Nirina.Istri Ernest Cokelat ini juga mengungkapkan harapannya supaya pemerintah bisa lebih sigap lagi. Sementara untuk pihak-pihak lain yang berkaitan agar bisa membantu dan dimudahkan birokrasinya. Yang pasti, tidak menjadikan tempat gempa sebagai obyek wisata. "Tolong dong tempat gempa itu bukan obyek wisata. Saya berharap dan berdoa yang terbaik untuk semua korban yang ada di sana," ujarnya."Ya, saya lihat di TV gempanya memang dahsyat, semua gedung rata. Yang menyedihkan lagi kemarin keluarga kita sempat mau ke Padang tapi harga tiket bisa sampai Rp2 juta, padahal hari biasa cuma Rp400 ribu. Saya harap jangan kayak gitulah, bantu kami yang mau menyampaikan kabar dan mau pulang ke Padang. Apalagi bantuan juga belum maksimal di sana. Jadi mudahkanlah semua bantuan dan jalur birokrasi," pungkas Nirina.
(Sule bicara tentang kondisi kesehatannya, ternyata penyakitnya nggak cuma satu.)
Berita Foto
(kpl/ant/boo)
Yunita Rachmawati
Advertisement