1. Mengajari Dita Mandiri

Menyiapkan acara besar perlu dirancang matang-matang. Meski demikian tetap saja ada halangan dan cobaan. Dita dan Densu yang sibuk menjadikan keduanya tak punya banyak waktu.

"Dan aku kaget ya Catatan Sipil itu perlunya banyak. Aku harus kayak ke kelurahan gitu. Saya pikir catatan sipil tuh kita berdua datang tanda tangan manis, sudah," ucap Dita tentang persiapannya.

Mengurus keperluan pernikahan ini membuat Dita kaget. Pasalnya pebisnis wanita satu ini terbiasa dengan kemudahan. Namun sang calon suami ingin istrinya lebih bersabar dan mandiri.

"Iya dan saya pengin ini semua dilaksanakan. Kan memang Dita biasa dengan ada kemudahan. Nah saya enggak mau. Saya maunya dia belajar mandiri. Dan dia bete sama saya," ujar Densu menimpali.

2. Selisih Usia Bukan Masalah

KapanLagi.com/Akrom Sukarya

Densu dan Dita memiliki selisih usia 11 tahun. Dita sendiri menyadari dirinya kadang masih seperti anak-anak dan sang calon lebih dewasa. Namun meski demikian, Densu tak merasa ada yang perlu 'kalah' dalam hubungan mereka.

"Sama-sama mengalah. Jadi sebenarnya pernikahan itu kan bukan siapa kalah-menang, tapi siapa yang diikuti," jelas Densu.

3. Densu Sebagai Imam, Dita Jadi Penolong

Densu yang baru berulang tahun ke-37 memang lebih bijak. Keduanya mengikuti kelas konseling pra-pernikahan demi menguatkan fondasi hubungan mereka.

"Saya laki-laki saya akan jadi imam wanita adalah sebagai penolong saya. Wanita belajar berserah kepada suaminya, suami belajar berserah sama Tuhan," pungkas Denny Sumargo.