Rano Karno Kritik Artis 'Latah' Maju Pilkada
Rano Karno
Kapanlagi.com - Aktor yang juga Wakil Wali Kota Tangerang, Banten, Rano Karno, mengkritik tren yang melanda kalangan artis yang terjun dalam perebutan kursi kepala daerah (pilkada). Menurut pemeran sinetron SI DOEL ANAK SEKOLAHAN ini, popularitas tidak cukup menjadi modal untuk mendulang suara.
"Memang dibutuhkan tingkat popularitas, tapi kan bukan hanya itu. Jadi memang agak salah kalau ada kawan-kawan artis yang ingin populer dalam bidang ini. Itu sangat salah," kata Rano Karno di Trenggalek, Jawa Timur, Minggu, (30/05).
Rano Karno
Usai mengikuti kegiatan kampanye akbar pasangan Mulyadi-Kholik (MK) yang diusung PDIP bersama PKB dalam Pilkada Trenggalek, Rano tidak menyebut secara spesifik nama artis yang menurutnya 'latah' terjun dunia politik di sejumlah daerah.
Kakak kandung artis Suti Karno ini beralasan, memilih atau pun dipilih dalam konteks pilkada merupakan hak azasi setiap warga negara yang dilindungi oleh undang-undang. Demikian juga bagi para artis yang memiliki motivasi untuk terjun dunia politik dan maju dalam bursa pilkada.
"Siapa saja berhak untuk dipilih atau pun memilih. Tapi tinggal tergantung pada masyarakat mau memilih atau tidak," ujar Rano Karno menegaskan.
Rano menyarankan supaya setiap artis yang berminat atau termotivasi mengikuti bursa pilkada, supaya lebih mempersiapkan diri. Tidak hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga harus memiliki kapabilitas dan kredibilitas sebagai pemimpin.
Tidak hanya 'aji-mumpung' karena ada tawaran partai pengusung, tetapi juga harus memperkuat basis dukungan di tataran 'akar rumput'. Kegagalan para artis dalam sejumlah pilkada, harus dijadikan pelajaran.
"Artis boleh saja ngikut, tapi belum banyak yang menang. Kan yang menang sampai saat ini baru ada tiga," paparnya.
Tiga artis dimaksud adalah dirinya sendiri, Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, serta Dicky Chandra yang juga sukses terpilih sebagai Wakil Bupati Garut, Jawa Barat. Selebihnya para artis gagal memenangi pilkada karena persoalan dukungan.
"Kalaupun gagal, saya kira itu bukan sebuah kegagalan, namun karena mungkin dia (artis bersangkutan) belum ada pemilihnya," ujarnya menganalisa.
"Kalau (artis) dibilang latah mungkin iya kali, ya. Tapi lebih banyak faktornya adalah sistem ini merupakan sistem yang membutuhkan tingkat popularitas sangat tinggi. Butuh persiapan khusus secara lahir-batin jika ingin menang," katanya menegaskan.   Â
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
(ant/dar)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget
