Shandy Purnamasari Berikan Penghargaan untuk 10 Kartini Versi 'Perempuan Level Up'

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Shandy Purnamasari Berikan Penghargaan untuk 10 Kartini Versi 'Perempuan Level Up'
Perempuan Level Up / Credit Foto: Dokumentasi Pribadi

Kapanlagi.com - Perjuangan sosok RA Kartini untuk memperjuangkan keseteraan hak perempuan dan laki-laki dalam bermasyarakat saat ini telah dilanjutkan oleh berbagai sosok wanita hebat lain. Seperti salah satunya pebisnis dan filantropis kondang, Shandy Purnamasari yang membentuk komunitas Perempuan Level Up bertepatan dengan International Women's Day pada 8 Maret 2022 lalu.

Perempuan Level Up merupakan sebuah wadah bagi para perempuan untuk belajar secara gratis. Dan bertepatan dengan hari Kartini pada 21 April 2022 kemain, Perempuan Level Up memberikan penghargaan kepada 10 Kartini versi Perempuan Level Up.

Penghargaan diberikan kepada wanita-wanita dari ragam profesi seperti bidan, perias, pekerja penanganan sarana dan prasaran umum (ppsu),  penulis programTV, asisten rumah tangga, buruh cuci, penjual sayur, penjahit, guru mengaji serta pengemudi ojek online wanita.

"Kami ingin meberikan apresiasi pada mereka yang berharga dan berjasa sekecil apapun kontribusi mereka, tetaplah mereka bernilai tidak untuk diri sendiri, tetapi juga orang lain,” kata Shandy kepada awak media.

Pemberian penghargaan ini diadakan di J99 Tower di bilangan Jakarta Selatan dan juga disiarkan secara LIVE melalui Instagram @shandypurnamasari & @perempuanlevelup.

1. 10 Kartini Versi Perempuan Level Up

Perempuan Level Up / Credit Foto: Dokumentasi Pribadi

Berikut adalah daftar 10 Kartini versi Perempuan Level Up tersebut..

1. Rousantya (29 tahun) - Bidan
Seorang Bidan yang bekerja di rumah sakit swasta ini telah membantu menangani lebih dari 500 kelahiran. Rousantya juga pernah membantu kelahiran ibu-ibu tuna wisma secara cuma-cuma dan mmembantunya sampai proses pemulihannya sempurna.

2. Yelis Safitri (30 tahun) - Penulis Program TV
Yelis adalah seorang perempuan muda yang bekerja sebagai penulis. Baginya profesi penulis sering sekali diabaikan padahal, penulis adalah batang tubuh sebuah karya.

3. Dwina Aggita Lubis (33 tahun) - Make up Artist
Perempuan yang disapa Gita ini sudah menekuni dunia  tatarias selama 8 tahun. Di era pandemi, pekerjaannya nyaris tidak menghasilkan namun dirinya tetap semangat dan menekuni profesinya serta mencari peluang baru dengan membuka kelas-kelas make up.

4. Tirkem (45 Tahun) - Buruh cuci
Ibu tirkem mulanya adalah pengusaha warteg yang kemudian terlibas pandemi. Akhirnya dirinya menyambung kehidupan dengan menjadi buruh cuci di komplek perumahannya untuk menghidupi keluarganya.

5. Halimah (60 Tahun) - Penjahit
Sudah menjadi penjahit sejak tahun 1978, Halimah merasa bersyukur dengan talenta yang dimiliki karena dirinya dapat membiayai keluarganya bahkan sejak suaminya sudah tidak lagi memiliki penghasilan selama puluhan tahun. Halimah berperan sebagai ibu dan pencari nafkah.

6. Eka (31tahun) - Pengemudi Ojek Online
Eka adalah mantan pekerja instansi pemerintah yang dirumahkan. Dirinya menjajal sebagai pengemudi ojek online karena ratusan surat lamarannya tidak ada yang menerimanya. Eka merasa lebih baik tetap bekerja meski resikonya sangat tinggi.

7. Sari (46 tahun) - Asisten rumah tangga
Sari adalah asisten rumah tangga yang menghidupi keluarganya. Dirinya merasa bahagia menjalani perannya meski ada beberapa cibiran yang diterimanya, Sari tetap semangat karena dirinya memiliki pekerjaan yang halal.

8. Anita (50tahun) - Pekerja penanganan sarana dan prasarana umum
Sebagai orang tua tunggal. Afifah merasa sangat bersyukur tetap mendapatkan pekerjaan sebagai petugas PPSU. Meski lelah dan letih, Anita menjalaninya dengan sepenuh hati.

9. Afifah (50tahun) - Penjual Sayur
Afifah sudah menjadi penjual sayur sejak 30 tahun lalu. Dirinya merasa sering diremehkan tetapi bagaimanapun juga, pekerjaan ini adalah satu-satunya sumber pendapatan keluarga.

10. Sri Widyastuti (53tahun) - Guru Mengaji
Seorang Guru mengaji yang juga kini berperan sebagai pencari nafkah keluarganya. Selain itu, Tuti juga sering memberikan kelas mengajar gratis untuk anak-anak di sekitar rumahnya.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Ragam Kelas Perempuan Level Up

Perempuan Level Up / Credit Foto: Dokumentasi Pribadi

Shandy purnamasari percaya bahwa perempuan adalah sosok yang kuat, tangguh dan tekun dalam menjalankan amanat dan peran. Bahkan, peran wanita bisa berlapis dalam satu sosok. Baginya, sosok RA Kartini adalah contoh ketangguhan dan perempuan yang mana perjuangannya rupanya sangat bermanfaat tak lekang oleh waktu.

Dengan misinya yang tulus untuk membekali ilmu yang bermanfaat bagi para perempuan, Shandy mewujudkannya satu persatu melalui Perempuan Level Up yang rutin mengadakan kelas-kelas dan seminar untuk membekali para anggotanya.

Ragam kelasnya antara lain: kelas Pengenalan Diri, Kelas Bisnis Dasar dan kelas Sosial Media. Selain itu, ada pula kelas-kelas yang diadakan sesuai permintaan anggota seperti kelas belajar make up dan masih banyak rancangan kelas lainnya yang akan dilakukan berkala di bulan Mei mendatang.

Rekomendasi
Trending