Teuku Rifnu Ludahi Orang Terkejam
Kapanlagi.com - Sementara itu di kesempatan yang sama pemeran DARAH GARUDA Rahayu Saraswati (Letnan Senja), Teuku Rifnu Wikana (Letnan Dayan), dan Ario Bayu (Sersan Yanto) juga menceritakan pengalaman serunya selama syuting film ketika di preskon Film DARAH GARUDA di PPhui, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/08).
Teuku Rifnu Wikana berhasil meludahi orang terkejam di dunia, De Graaf. di adegan tersebut dia harus meludahi dua orang. Karena menghayati peranya tak ayal orang yang diludahi marah dan mencekik lehernya.
Rahayu Saraswati
"Pengalaman yang paling menarik adalah saya berhasil meludahi dua orang, tapi saya beruntung bisa meludahi orang terkejam di dunia De Graaf, buat memancing emosi saya kumpulkan ludah saya paling banyak sebelum dia siksa saya saya ludahi dia. Terus dia marah beneran dan dia cekik saya beneran. Ini sungguh-sungguh, kayaknya dia dendam," ujar Teuku Rifnu sambil tersenyum.
"Terus waktu adegan pesawat sebenarnya pesawat itu jalannya lambat. Saya minta dicepetin biar seru. Nah sewaktu mengejar pesawat itu semestinya pas dipegang pertama kali saya bisa langsung naik ke pesawat, tapi saya sengaja lepas biar seru. Gara-gara itu DOPnya teriak dia bilang ini gak ada di skenario, tapi saya bilang namanya juga usaha pak," imbuhnya dengan tertawa.
Sementara Rahayu Saraswati yang mendapatkan pendidikan akting di London menerapkan ilmunya di film ini. Di DARAH GARUDA dia diharuskan berjuang mengangkat senjata layaknya pejuang.
"Peran Senja berubah banyak dibanding sama yang pertama, mungkin saya seperti Tomb Rider. Waktu bootcamp aku juga pernah merasakan angkat senjata, jadi sudah biasa," ujar Rahayu yang juga cucu dari begawan ekonomi Indonesia Sumitro Djoyohadikusumo.
Sara panggilan akrab Rahayu merasa senang dengan perannya karena di film ini wanita juga berperang melawan penjajah.
"Kalau perang biasanya yang jadi korban adalah anak dan perempuan, tapi jangan salah karena perempuan banyak juga yang berjuang," ujarnya.
Adegan di film ini memang sarat dengan ledakan khas film perang sehingga menonjolkan kesan heroik dan sama nyata dengan kejadian aslinya.
"Yang paling menantang hampir di semua adegan karena set-setnya lumayan menantang karena semua adegan terlihat real dan butuh penggalian-penggalian," ujar Ari Bayu.
Film yang menghabiskan dana Rp 60 milliar untuk produksi trilogi ini menjadi film termahal di Indonesia.  Â
(Di luar nurul, Inara Rusli dilaporkan atas dugaan perselingkuhan dan Perzinaan!)
(kpl/wwn/faj)
Fajar Adhityo
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Mau Foto Astetik? Kamera Mini Andalan Anak Skena yang Lagi Viral Ini Patut Dicoba
