
Fenomena Sound Horeg yang Timbulkan Pro Kontra, Menghibur Tapi Dibilang Norak Hingga Harus Booking Setahun Sebelumnya
Diperbarui: Diterbitkan:

(credit: KapanLagi.com/Guntur Merdekawan)
Kapanlagi.com - Fenomena Sound Horeg di Jawa Timur bermula dari tradisi penggunaan sound system besar dalam berbagai hajatan dan karnaval desa, terutama di wilayah Malang Selatan. Istilah horeg sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti berguncang atau bergetar, menirukan dentuman bass yang kuat. Pada awalnya, sound system raksasa ini difungsikan untuk memutar musik dangdut koplo, menyampaikan pengumuman, atau mendukung prosesi keagamaan, tetapi seiring waktu ia berevolusi menjadi bentuk hiburan rakyat yang khas.
Secara teknis, sound horeg mengandalkan susunan sub woofer dan speaker full range berdaya puluhan hingga ratusan watt, dengan fokus pada frekuensi rendah (20 - 60 Hz) untuk menciptakan getaran fisik yang bisa dirasakan hingga ke tanah. Perangkat ini biasanya dipasang di atas truk atau trailer sehingga mudah dipindah dari satu lokasi ke lokasi lain, membuatnya ideal untuk karnaval keliling maupun pertunjukan statis di halaman gedung serbaguna.
Selain memberikan hiburan meriah bagi warga, sound horeg ini juga menimbulkan pro dan kontra, bahkan tak sedikit yang memandang sebelah mata. Mari kita bahas lebih dalam tentang fenomena suara menggelagar yang tak cuma menggetarkan tanah tapi juga gendang telinga ini!
Advertisement
1. Dampak Positif dari Sound Horeg
Sempat dibahas sebelumnya kalau fenomena sound horeg ini adalah hiburan khas bagi rakyat. Terutama yang suka dengan musik jedag-jedug atau sekadar tertarik dengan keramaian yang tercipta karena banyak orang ingin melihat dan merasakan bagaimana sound horeg tersebut sebenarnya.
Bagi warga masyarakat, sound horeg juga bisa mereka nikmati dengan gratis. Tapi tentunya ada harga yang harus dibayarkan oleh orang atau instansi yang menyewa jasa sound ini dan pastinya itu tidak bisa dibilang murah. Tentunya ini bisa jadi bisnis menjanjikan bagi pengusaha sound horeg yang bisa mendapat satu kali panggilan dalam seminggu dan bisa sangat laris manis di musim karnaval di bulan Agustus.
"Kalau (harga sewa) minim sih sekarang tahun ini paling mulai 30-35 (juta) yang paling rendah itu. Tarif paling kecil lah istilahnya. Kalau kecil itu artinya dekat terdekat, Blitar, Malang itu kan dianggap dekat. Kalau sudah ke Pasuruan, ke Mojokerto kan beda lagi, beda transport," kata Muzahidin, salah satu dedengkot sound horeg, saat diwawancarai oleh KapanLagi.com terkait fenomena ini.
Pria yang biasa dipanggil Mas Brewog ini juga menjelaskan tiap kali sound horeg beroperasi dibutuhkan tujuh orang kru dalam satu truk. Yang artinya, sound horeg ini juga bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi. Artinya jika ada 10 truk yang tampil bersamaan maka akan ada 70 orang yang bekerja.
Lapangan pekerjaan bukan cuma jadi kru, tapi juga penari yang selama ini seakan jadi bagian dari sound horeg. Mas Brewog menjelaskan kalau dancer bukan bagian dari kru-nya, tetapi diundang oleh yang menyewa sound horeg. Cuma ia selalu menyarankan agar penari yang disewa berpenampilan tidak vulgar.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Dampak Negatif Sound Horeg
Mas Brewog (credit: KapanLagi.com/Guntur Merdekawan)
Jika ada yang positif, maka akan ada sisi negatifnya. Begitu juga dengan fenomena sound horeg ini.
Meski bisa jadi hiburan rakyat, pelaku dan penikmat sound horeg ini juga seringkali dianggap SDM rendah atau kampungan. Mas Brewok pun sadar soal stigma tersebut kepada mereka. Tapi dia menyadari kalau apapun itu akan ada pro dan kontra.
"Rata-rata orang-orang barat, orang-orang sana loh, orang-orang Jawa ke sana loh, Jakarta yang utama itu orang-orang Kota biasanya. Karena orang Kota kan memang, mungkin, terlalu high class mungkin,
jadi kadang lihat orang-orang desa berkreasi kelihatannya norak. Jadi kadang mikirnya negatif, kadang mikirnya, itu bikin rusak lingkungan, bikin anu kan ya nggak tahu aslinya. Aslinya kan juga kita kalau ada rusak kan pasti diganti sama panitia sih," kata Mas Brewok.
Sound horeg yang punya dentuman keras ini pun sampai membuat kaca dan tembok. Hal ini sampai membuat warganet resah dan menganggap sound horeg cuma meresahkan. Tapi Mas Brewog menegaskan selama ini warga oke-oke saja bahkan ketawa ketika kacanya pecah akibat suara yang luar biasa keras.
"Jadi yang kita lewatin itu pas yang mengundang. Jadi kadang rumahnya, rumahnya itu kacanya pecah, malah mereka ketawa,
'Woh brewok bisa mecahin kaca' gitu. Jadi mereka malah bangga, terus cerita ke teman-teman dengan kepala besar gitu. Terus mereka juga siap ganti jadi yang pecah itu, diganti sama panitia-panitia, pengundang yang mengundangnya itu. Ini bukan mereka rugi,
mereka malah lebih ke apa ya lebih ke gengsi, lebih ke bangga gitu loh, bisa mecahin kaca ini kedatangan ini gitu, mereka bangga."
Dampak negatif lain dari sound horeg yang bisa muncul adalah faktor keamanan. Baru-baru ini viral di media sosial video dancer kejatuhan sound. Kalau soal ini, Mas Brewok menjelaskan itu semua karena kesalahan di pemasangan dan juga kurang hati-hati saat jalan di dekat ranting pohon.
Namun kejadian dancer kejatuhan sound ini membuat banyak netizen murka. Mereka yang resah pun berharap agar sound horeg dilarang beroperasi karena cuma menimbulkan kerugian. Tapi Mas Brewok menegaskan kalau sound horeg itu pasti berizin.
"Semua acara sound horeg itu pasti berizin. Jadi tolong dicatat warga netizen yang nggak jelas ini, kita diundang itu pasti, yang pasti ada izinnya. Ya pengundang yang mengundang mesti ngurus izin-izin keamanan, izin lingkungan, izin macam-macam lah,
yang berarti kita datang itu ya kondisi aman, nggak ada kendala nggak ada pelanggaran sedikitpun, nggak ada," tegasnya.
Nggak cuma itu saja. Sound horeg juga ada kompetisinya loh. Baru-baru ini ada battle sound horeg di wilayah pesisir Pasuruan, Jawa Timur. Para nelayan memasang sound system saat berlayar dengan suara mencapan 135 desibel. Hal ini pun mendapat kritik dari pencinta lingkungan karena kebisingan ini bisa membahayakan biota laut, terutama yang bergantung pada suara untuk navigasi dan komunikasi seperti lumba-lumba.
Advertisement
3. Sound Horeg Didaftarkan HAKI?
Mas Brewog (credit: KapanLagi.com/Guntur Merdekawan)
Fenomena sound horeg ini ternyata juga dapat perhatian dari pemerinta. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kakanwil Kemenkumham) Jawa Timur, Haris Sukamto, pernah menyampaikan apresiasi kepada sound horeg yang menurutnya adalah hasil karya anak bangsa dan menyebutnya layak mendapat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Menurut Haris, sound horeg bisa masuk di wilayah kekayaan intelektual hak cipta atau desain industri, karena ada komponen dan kesisteman di dalamnya.
Menanggapi wacana tersebut, Mas Brewog mengaku sudah mendengar soal ini. Ia menanggapi positif dan jika memang kesampaian, Mas Brewok berharap bisa membuat izin dipermudah.
"Nggak apa-apa itu kan bagian dari regulasi sih. Yang penting kan diizinkan yang penting kan dipermudah. Karena mulai sekarang ini kan tempat, banyak tempat-tempat itu yang izinnya itu dipersulit, izinnya itu susah dari pihak keamanan," katanya.
4. Cara Menyewa Sound Horeg
Meski menimbulkan pro dan kontra, bisnis sound horeg masih menjanjikan, masih banyak peminat untuk menyewanya. Menurut Mas Brewok, dalam seminggu, ia bisa mendapat undangan satu kali atau kadang dua kali. Tapi kalau sudah musim karnaval, yang dimulai dari Juli sampai Oktober, timnya bakal punya jadwal padat.
Jadi kalau ada yang ingin menyewa sound horeg buat acara karnaval, kata Mas Brewok perlu booking satu tahun sebelumnya dan memberikan pembayaran di awal lebih dulu. Sedangkan untuk biaya sewanya, kalau untuk Malang di sekitarnya sekitar Rp 30 - 35 juta. Jika di luar kota, harga bisa lebih mahal lagi.
Dan yang lebih penting lagi adalah jika ingin menyewa sound horeg, harus dapat izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang.
Gimana menurut KLovers soal fenomena sound horeg ini? Jangan lupa bagikan komentar kamu, kalau bukan sekarang kapan lagi?
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/pit)
Advertisement