Serba-Serbi Halloween (2)
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Walau bukan budaya Indonesia, Halloween tetap dirayakan sebagian masyarakat. Perayaan dengan nuansa horor ini pun dimanfaatkan guna meraup rupiah oleh segelintir orang. Apalagi lama kelamaan Halloween hampir sama ramainya dengan perayaan Valentine.
Salah satu yang meraih keuntungan dengan acara ini adalah pembuat topeng, Dora Litania. Pengusaha topeng berbahan karet ini mengatakan antusias masyarakat merayakan Halloween menjadi alasan dirinya menekuni bisnis ini. Apalagi Halloween tak hanya berkaitan dengan kostum melainkan pernak pernik lain seperti topeng.
"Saya melihat antusias yang tinggi di kalangan masyarakat untuk merayakan Halloween membuka salah satu peluang menangguk keuntungan bagi pengrajin pernak-pernik yang digunakan untuk memeriahkan perayaan tersebut, yakni topeng," ujar Dora.
Perempuan yang menggeluti bisnis ini sekitar 2008 mengaku coba-coba saat kali pertama. Ia mengadopsi topeng film horor seperti SAW dan Texas Chainsaw Massacre. Hasilnya, ternyata ada yang membeli. Namun ia masih ragu untuk memproduksi lebih banyak karena saat itu topeng buatan luar negeri juga beredar.
"Awalnya sih ragu aja, gak salah tuh orang mau beli topeng buatan lokal? Kan, tahun-tahun itu lagi in banget kalo make topeng impor. Gue juga malu kali kalau nanti hasilnya malah jadi ejekan doang. Eh gak lama sesudah itu topeng dibeli, datang tiga orang temennya yang beli topeng itu dan malah mesen topeng yang sama, yah aku sanggupin aja," sambungnya, Jumat (11/10).
Setelah itu Dora mulai menekuni bisnis ini. Apalagi topeng karet buatannya cukup miring harganya dibanding topeng impor. Dengan laba bersih sekira Rp 100 – 150 ribu, kini ia menerima pesanan tak hanya dalam negeri namun mancanegara.
"Dulu cuma sampingan. Tapi pas banyak yang pesen, gue putusin keluar kerjaan dan nekunin bisnis ini. Kemarin, bulan lalu, ada pesenan dari luar sekitar 400 topeng. Yang mesan sih katanya buat Halloween. Sudah kelar sih, soalnya gue takut juga kalo nanti telat ngirimnya," urainya.
300 topeng yang dibuatnya, merupakan pesanan dari sebuah toko di daerah Manchester, Inggris. Prosesnya, mereka minta kiriman desain, dan di sini tim Dora yang mengolahnya.
"Ada juga 100 pesenan mahasiswa yang sekolah di Amerika. Pemesanan sendiri kita memang buat standar minimal 100. Kalau ada yang pesen di atas seratus baru kita kasih diskon," ungkapnya.
Bahkan kini ia menerima pesanan dari beberapa event organizer yang mengadakan acara Halloween. Itu belum termasuk toko yang ada di Jakarta. Pesanan topeng karet sendiri dikerjakan oleh 18 pekerja yang disesuaikan dengan ukuran kepala orang Indonesia.
"Pesenan dari EO sendiri lumayan banyak. Bulan ini aja ada 12 EO yang order sama kita. Kalo ditotal jumlahnya sekitar seribuan lah. Biasanya mereka mesen ukuran yang all size. Kan, kepala orang Indonesia rata-rata sama, jadi mereka ambil ukuran itu. Di Jakarta ada beberapa sih toko juga. Mereka mesen bisa sampe 1000 - 2000. Biasanya mereka pesen biar gak bolak balik dan keabisan stok," ucapnya.
Baca juga seri serba-serbi Halloween yang lain:
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/rod/dis/dew)
Editor KapanLagi.com
Advertisement