Film Biopic (2)
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Dalam sejarah film Indonesia, beberapa flim biopic pernah menjadi tontonan besar. Pembuatan film biopic yang membutuhkan riset mendalam, mungkin menjadi alasan mengapa sineas jarang memunculkan film biopic. Jika dulu film biopic banyak diidentikkan dengan tokoh-tokoh penting dalam sejarah, sekarang film biopic banyak mengambil tokoh populer.
Tahun 1988, tangan dingin Eros Djarot melahirkan biopic yang dikenang sepanjang masa, CUT NYAK DIEN. Film yang mengangkat perjuangan perempuan Aceh ini dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Pang Laot, Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar dan juga didukung Rudy Wowor.
Prestasi film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik, dan merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989). Selain itu tujuh Piala Citra juga diboyong film ini. Pemeran Wanita Terbaik: Christine Hakim, Sutradara Terbaik: Eros Djarot, Skenario Asli Terbaik: Eros Djarot, Cerita Asli Terbaik: Eros Djarot, Tata Sinematografi Terbaik: George Kamarullah, Tata Artistik Terbaik: Benny Benhardi, Tata Musik Terbaik: Idris Sardi.
Perfilman Indonesia sempat 'mati suri' di era 90-an. Produksi film merosot tajam, begitupun film biopic. GIE (2005) hadir menghidupkan kembali film biopic. GIE adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza. Meskipun bukan pahlawan nasional, GIE diangkat menjadi film berkat buku Catatan Seorang Demonstran buku tulisan Gie sendiri yang mencatat pergerakan politik mahasiswa pada era tahun 60-an. Tokoh utama bernama Soe Hok Gie diperankan oleh Nicholas Saputra. Mahasiswa
Universitas Indonesia itu juga dikenal sebagai pecinta alam.
Menurut Riri Riza, hingga Desember 2005, 350.000 orang telah menonton film ini. Pada Festival Film Indonesia 2005, GIE memenangkan tiga penghargaan, masing-masing dalam kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik (Nicholas Saputra), dan Penata Sinematografi Terbaik (Yudi Datau).
Proyek ambisius Multivision Pictures di tahun 2010 tampil gemilang. SANG PENCERAH, mengangkat kisah perjuangan pendiri organisasi Muhammadiyah. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, produksi SANG PENCERAH harus melalui perjalanan panjang. Hanung membangun kembali kota Yogyakarta pada era 1800-an. Selain itu, detail kostum pemain pun dibuat khusus dengan batik-batik yang diproduksi ulang karena motif yang sudah nyaris punah.
Tayang saat libur lebaran, film ini mendulang hampir 1,39 juta penonton. "Kisah dari tokoh yang kuat, momen yang tepat menjadi kunci promosi yang mendukung produksi," ujar Aris Muda, humas MPV, Minggu
(22/9).
Keberhasilan SANG PENCERAH membawa optimisme pada produksi film biopic. Tahun 2012 ada film SOEGIJA dan HABIBIE & AINUN. Film SOEGIJA tayang 7 Juni 2012. Dengan anggaran sekitar Rp 12 miliar, film ini menjadi film termahal yang disutradarai Garin Nugroho.
Situs filmindonesia.or.id mencatat perolehan jumlah penonton film SOEGIJA hingga tanggal 26 Juni 2012 sebesar 370.873 orang. Sedangkan di situs Blitzmegaplex tercatat film SOEGIJA masuk dalam kategori film box office Indonesia dengan jumlah penonton 19.022 orang.
Film HABIBIE & AINUN tayang 20 Desember 2012. Disutradarai Faozan Rizal, film ini sudah diramal sukses sebelum diproduksi karena bukunya sudah lebih dulu best seller. Setidaknya, pembaca bukunya sudah menjadi incaran penonton rumah produksi MD Entertaiment.
Sebagai produser Manoj nampak tak mau setengah-setengah menggarap film ini. Begitupun untuk promosi. Presiden SBY dan pejabat-pejabat lain yang ikut menonton film kisah cinta presiden RI ke-3 ini menjadi promo yang efektif.
"Dalam sejarah film biopic, film HABIBIE & AINUN adalah pencetak rekor penonton tertinggi. Penontonnya tembus 4,6 juta," ujar Yan Wijay, pengamat film saat dihubungi KapanLagi.com®, Senin (23/9).
Selanjutnya, film JOKOWI produksi K2K Production. Film ini dibintangi oleh Teuku Rifnu Wikana dan Prisia Nasution. Film ini dirilis pada tanggal hari Kamis, 20 Juni 2013 untuk menyambut hari ulang tahun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang ke-52 pada tanggal hari Jumat, 21 Juni 2013, bersamaan dengan perayaan ulang tahun Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ke-486 pada tanggal hari Sabtu, 22 Juni 2013.
Jokowi dipilih sebagai 'titik balik' bagi KK Dheraaj, produser K2K Production, yang selama ini lebih banyak dikenal sebagai pembuat film penuh sensasi. Film JOKOWI sendiri menuai kontradiksi karena Jokowi
sendiri enggan menonton film tentang dirinya karena merasa belum layak untuk menjadi cerita sentral dalam sebuah film. JOKOWI hanya mengantongi 64.446 penonton.
Pada saat yang bersamaan, film COBOY JUNIOR THE MOVIE juga tayang pada bulan Juni 2013. Ini adalah film biopic populer yang mengangkat kisah penyatuan Coboy Junior. Cerita bagaimana Coboy Junior terbentuk
hingga terkenal ini disutradarai oleh Anggy Umbara. Sampai dengan pertengahan tahun 2013, COBOY JUNIOR THE MOVIE nangkring di posisi dua box Office film Indonesia dengan perolehan 683.604 penonton.
Sebenarnya, ada juga film biopic CHERRYBELLE LOVE IS YOU yang disambut hangat penonton. Dan juga NOAH yang sedang proses produksi saat ini. Namun film biopic populer semacam ini biasanya tidak banyak dikenang oleh masyarakat.
Akhir tahun 2013, kita bisa menikmati kembali film biopic SOEKARNO: INDONESIA MERDEKA! besutan Hanung Bramantyo. Banyak yang meramal film ini akan sukses karena belum banyak film yang mengangkat tokoh Soekarno secara tunggal dan utuh. Kita tunggu bagaimana reaksi penontonnya.
# Simak seri pembahasan film biopic yang lain:
Risiko Tinggi Film Biografi Tokoh Terkenal
Pasang Surut Film Biografi Tokoh Terkenal Tanah Air
Film Biografi Tokoh Terkenal, Tak Selamanya Akurat
Pro-Kontra Film Biopic Internasional, di Indonesia?
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
(kpl/uji/dew)
puji puput
Advertisement