Ustaz dan Tarif (3)

Siapa Yang Berhak Memberi Gelar Ustaz?

Penulis: Dewi Ratna

Diperbarui: Diterbitkan:

Siapa Yang Berhak Memberi Gelar Ustaz? KapanLagi.com®

Kapanlagi.com - Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Maka keberadaan ahli agama Islam sangat dibutuhkan untuk membimbing masyarakat. Kementerian Agama mengurus pendidikan agama hingga urusan pernikahan dan perceraian berdasar undang-undang negara dan dasar agama.
Untuk pendidikan, pemerintah memang langsung menangani guru-guru agama yang mengajar di sekolah. Tapi bagaimana dengan pendidikan agama bagi masyarakat luas? Negara membebaskan masyarakat untuk belajar dari tokoh masyarakat yang dinilai mampu dan dipercaya oleh masyarakat.
Jika dulu banyak kyai, ulama, dan da’i yang menjadi pemuka agama Islam, akhir-akhir ini banyak bermunculan ustaz. Ustaz menurut KKBI berarti guru agama atau guru besar (laki-laki -red). Pengertian umum ustaz yakni orang yang mengajar dan berceramah tentang agama Islam.
Menjamurnya televisi swasta dalam 25 tahun terakhir ini membuat perubahan besar di masyarakat. Dulu, label kiai, ulama, dan da’i disematkan oleh masyarakat yang merasa bahwa ilmu mereka cukup untuk dijadikan panutan. Sementara, gelar ustaz biasanya dilabelkan untuk penceramah muda yang cenderung lebih modern baik dalam metode berbicara maupun cara berpakaiannya.
Namun, akhir-akhir ini fenomena gelar ustaz ini banyak dipertanyakan? Siapa yang salah jika perilaku seorang ustaz tak seperti yang diinginkan masyarakat? Atau bahkan cenderung melanggar aturan agama? Pertanyaan mendasarnya siapakah yang memberi gelar ustaz ini?
Ustaz akhir-akhir ini dilabelkan oleh media, terutama televisi ketika mereka tampil. Masyarakat mengamininya begitu saja dengan sebutan tersebut tanpa tahu apa latar belakang pendidikan mereka sehingga bisa tampil di TV atau di media lainnya.
Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia Sinansari Encip mengatakan ustaz bukan selebritis.
"Jadi tidak ada yang dinamakan ustaz seleb," ujar Encip di Jakarta, Senin (28/6) dikutip antara.
Menurut dia, pekerjaan sebagai ustaz bukan untuk dunia melainkan akhirat. Sedangkan pekerjaan sebagai selebritis adalah untuk dunia.
"Pekerjaan ustaz untuk dunia yang akan datang, dan tidak ternilai harganya," kata dia.
Menurut dia, kurang elok jika semua sisi kehidupan ustaz diberitakan.
Mengenai tingginya biaya tarif ustaz seleb, Encip mengatakan seharusnya pekerjaan dakwah tidak boleh memasang tarif.
"Kalau dikasih honor, ya Alhamdulillah," katanya.
Menurut dia, secara pribadi antarsesama ulama sudah ada yang menegur mengenai kehidupan ustaz selebritis yang mewah dan memasang tarif tinggi.
Namun, lanjut dia, secara kelembagaan MUI belum melakukan peneguran.
"Kami tidak ingin, nanti dikira badan sensor ulama," kata Encip.
Dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, sistem pemberian gelar imam atau pemuka agama kita jauh berbeda. Di Malaysia, semua ahli agama harus lolos sertifikasi mengajar agama Islam. Negara menjamin kehidupan ahli agama yang lolos sertifikasi. Namun dampaknya, setiap salat Jumat semua materi kutbah hanya boleh disiapkan oleh pemerintah. Ahli agama hanya membacakannya. Jadi materi ceramah disetir oleh pemerintah.
Wacana sertifikasi ustaz di Indonesia pernah mengemuka oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. MUI diminta menjadi lembaga yang bisa memberikan sertifikasi bagai ahli agama Islam. Namun, ide ini ditolak oleh berbagai kalangan.
Lantas bagaimana jika ada Ustaz yang dinilai ‘nakal’? Lagi-lagi itu semua harus kembali ke masyarakat. Sebenarnya media memang memiliki andil dalam membuat kesalahan pelabelan gelar ustaz, namun masyarakat kiranya mampu menyaring mana yang sebenar-benarnya layak dijadikan guru agama.
Ingat, tidak semua ahli agama bergelar Ustaz. Contohnya, Buya Hamka, Gus Dur, dan Prof Quraish Shihab. Masyarakat perlu bijak memilih panutan dalam beragama.
# Simak seri lain dari kisah Ustaz dan Tarif yang lainnya:
Benarkah Ustaz Pasang Tarif Untuk Berdakwah?

Kisah di Balik Kehidupan Ustaz Kondang

Siapa Yang Berhak Memberi Gelar Ustaz?

Ustaz Seleb, Dulu Sederhana, Kini Dinilai Berlebihan

 

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/uji/dew)

Reporter:

puji puput

Rekomendasi
Trending