Kapanlagi.com - Tahun ini Indonesia mendapat kesempatan menjadi tuan rumah kontes kecantikan Miss World untuk pertama kali. Sayangnya, acara tersebut mendapat larangan dari FPI (Front Pembela Islam) hingga MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Melihat hal tersebut, mantan Putri Indonesia, Nadine Chandrawinata, turut angkat bicara. Meski berbeda ajang, wanita kelahiran Hannover 8 Mei 1984 ini pernah terlibat konfrontasi dengan FPI dalam konteks tak jauh berbeda. Yakni, saat mengikuti Miss Universe pada tahun 2006.
"Menurut saya, sudah kewajiban kita, masyarakat Indonesia, memperkenalkan Indonesia ke kancah international. Dan setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk memperkenalkan Indonesia. Salah satunya dengan cara mengikuti kontes kecantikan international," kata Nadine.
Saat berbicara mengenai mengikuti kontes kecantikan seperti Miss Universe, Miss World dan lain sebagainya, tentu bukanlah hal yang mudah. Nadine dan wanita terpilih dari belahan dunia lain pun akan mengakui bahwa harus ada persiapan matang untuk menjalani semua proses itu.
"Kendalanya adalah persiapan mental dan fisik sang perwakilan. Cara mengatasinya adalah persiapan semaksimal mungkin. Seperti perbekalan diri dari dalam dan luar diri," ujar Nadine sambil mengingat-ingat prosesnya mewakili Indonesia kala itu.
Bicara soal beban karena mewakili negara, tentu saja hal tersebut dirasakan kakak dari Marcel dan Mischa Chandrawinata satu ini. Namun ia mampu mengatasi ketakutan tersebut.
"Saya sudah memilih untuk mengikuti kontes kecantikan nasional dan persiapan international. Tidak menjadi beban, karena saya sudah memilih untuk mengikuti dan siap akan apa yang akan terjadi. Malah, akan jadi beban kalau kita tidak menjadi diri sendiri. Jadi saya merasa beruntung saya dapat kesempatan tersebut," papar wanita yang meraih gelar runner up Miss Congeniality dalam ajang Miss Universe Pageant.
Dengan mengikuti kontes kecantikan tingkat dunia seperti ini, Nadine pun merasakan pandangan menyenangkan yang didapat dunia dari Indonesia.
"Pandangan dunia akan Indonesia sangat luar biasa. Mereka sangat mengagumi budaya kita yang beraneka ragam. Dari keseniannya, kain-kain beraneka ragam motif dan corak, hingga masyarakat yang berbeda-beda karakter dari 33 propinsi. Mereka sangat mengagumi Kebudayaan dan kesenian Indonesia," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Tantri Kotak. Bahwa ajang seperti ini mampu membuat sisi lain Indonesia bisa terangkat. "Bahwa Indonesia tak hanya yang seperti diberitakan negatifnya saja. Diharapkan, Miss-Miss dari dunia yang ke sini menjadi pemberitahuan bagi masyarakat sana tentang Indonesia," tutupnya.
# Simak seri lain seputar jelang Miss World 2013:
Apa Untungnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Miss World?

Kurang Pintar, Indonesia Tak Pernah Menang Ajang Miss World?

Pro - Kontra Gelaran Miss World di Indonesia, Apa Kata Mereka?

Soal Ajang Ratu Kecantikan, Nadine Chandrawinata Angkat Bicara

Pertarungan India - Venezuela Berebut Mahkota Miss World

Seru! 54 Tahun Persaingan Venezuela - India di Ajang Miss World

Bagaimana Penyelenggaraan dan Penilaian Miss World?

Mengintip Kans Indonesia di Ajang Miss World