Cara Menanam Kacang Kedelai: Panduan Lengkap untuk Pemula
Pengertian dan Manfaat Budidaya Kacang Kedelai
Kapanlagi.com - Kacang kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian penting yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi sumber protein nabati utama bagi masyarakat.
Cara menanam kacang kedelai sebenarnya tidak terlalu rumit dan bisa dilakukan oleh petani pemula. Dengan teknik budidaya yang tepat, hasil panen kedelai dapat optimal dan menguntungkan.
Proses penanaman kedelai memerlukan perhatian khusus pada beberapa aspek seperti pemilihan benih, pengolahan lahan, dan perawatan tanaman. Memahami setiap tahapan budidaya akan membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Advertisement
1. Pengertian dan Manfaat Budidaya Kacang Kedelai
Budidaya kacang kedelai adalah kegiatan pertanian yang meliputi proses penanaman, perawatan, hingga pemanenan tanaman kedelai untuk menghasilkan biji kedelai berkualitas. Tanaman yang memiliki nama latin Glycine max ini termasuk dalam famili Leguminosae dan telah lama menjadi tanaman pangan strategis di berbagai negara.
Kedelai dapat ditanam di berbagai jenis lahan, baik di tanah kering (tegalan) maupun di lahan persawahan setelah panen padi. Fleksibilitas ini menjadikan kedelai sebagai pilihan tanaman yang menguntungkan untuk rotasi tanam. Tanaman ini juga memiliki kemampuan mengikat nitrogen dari udara sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah.
Menurut Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, budidaya kedelai memerlukan perhatian pada jarak tanam yang tepat yaitu sekitar 40 cm x 15 cm atau setara dengan 400.000 tanaman per hektar untuk hasil optimal. Kepadatan populasi tanaman yang sesuai akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hasil panen.
Manfaat budidaya kedelai tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga ekologi. Secara ekonomi, kedelai memiliki harga jual yang stabil dan permintaan pasar yang tinggi. Dari sisi ekologi, tanaman kedelai membantu memperbaiki struktur tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk nitrogen kimia karena kemampuannya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium.
2. Persiapan Lahan untuk Menanam Kedelai
Persiapan lahan merupakan tahap krusial dalam cara menanam kacang kedelai yang akan menentukan keberhasilan budidaya. Lahan yang baik untuk kedelai adalah tanah yang gembur, memiliki drainase baik, dan pH tanah antara 5,5-7,0. Tanah yang terlalu asam atau basa perlu diperbaiki terlebih dahulu agar sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Pengolahan tanah dimulai dengan pembajakan atau pencangkulan untuk menggemburkan tanah. Tanah yang gembur akan memudahkan akar tanaman berkembang dan meningkatkan aerasi tanah. Proses ini juga membantu membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya yang dapat menjadi sumber penyakit.
Untuk lahan persawahan bekas tanaman padi, pengolahan tanah bisa dilakukan dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) yang lebih efisien. Sistem ini menghemat waktu dan biaya karena tidak memerlukan pembajakan intensif. Namun, tetap diperlukan pembersihan gulma dan pembuatan saluran drainase yang baik untuk mencegah genangan air.
Pembuatan bedengan atau guludan disarankan terutama untuk lahan yang memiliki drainase kurang baik. Bedengan dibuat dengan lebar sekitar 100-120 cm dan tinggi 20-30 cm dengan jarak antar bedengan 30-40 cm. Sistem bedengan ini membantu mengatur kelembaban tanah dan mencegah akar tanaman terendam air yang dapat menyebabkan pembusukan.
3. Pemilihan dan Penyiapan Benih Kedelai Berkualitas
Pemilihan benih unggul menjadi kunci utama dalam cara menanam kacang kedelai yang produktif. Benih berkualitas akan menghasilkan tanaman yang sehat, tahan terhadap hama penyakit, dan memberikan hasil panen optimal. Gunakan benih bersertifikat dari varietas unggul yang sudah teruji dan sesuai dengan kondisi iklim setempat.
Beberapa varietas kedelai unggul yang banyak digunakan antara lain Grobogan, Anjasmoro, Argomulyo, dan Dena 1. Setiap varietas memiliki karakteristik berbeda seperti umur panen, ukuran biji, dan ketahanan terhadap penyakit tertentu. Pilih varietas yang sesuai dengan tujuan budidaya dan kondisi lahan yang tersedia.
Sebelum ditanam, benih perlu melalui proses seleksi untuk memastikan kualitasnya. Rendam benih dalam air selama 10-15 menit, buang benih yang mengapung karena kemungkinan besar tidak akan tumbuh dengan baik. Benih yang tenggelam adalah benih berkualitas baik yang siap untuk ditanam.
Perlakuan benih dengan fungisida atau bakterisida organik dapat dilakukan untuk melindungi benih dari serangan penyakit di awal pertumbuhan. Inokulasi benih dengan Rhizobium juga sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan tanaman mengikat nitrogen dari udara. Proses ini akan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengurangi kebutuhan pupuk nitrogen.
4. Teknik Penanaman Kacang Kedelai yang Benar
Teknik penanaman yang tepat sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman kedelai.
- Waktu Tanam yang Tepat: Kedelai sebaiknya ditanam pada awal musim hujan atau akhir musim hujan tergantung ketersediaan air. Untuk lahan sawah, penanaman dilakukan setelah panen padi sekitar bulan April-Mei atau Oktober-November. Hindari penanaman saat musim hujan puncak karena dapat menyebabkan kelembaban berlebih.
- Pembuatan Lubang Tanam: Buat lubang tanam dengan kedalaman sekitar 2 cm menggunakan tugal atau alat sederhana lainnya. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 40 cm x 15 cm atau 30 cm x 20 cm tergantung varietas. Jarak tanam yang tepat memastikan setiap tanaman mendapat cahaya dan nutrisi yang cukup.
- Penanaman Benih: Masukkan 2-3 biji benih kedelai ke dalam setiap lubang tanam. Penggunaan beberapa benih bertujuan untuk mengantisipasi benih yang tidak tumbuh. Setelah benih dimasukkan, tutup lubang dengan tanah tipis dan tekan perlahan agar benih kontak dengan tanah.
- Penyulaman: Lakukan pengecekan 7-10 hari setelah tanam untuk melihat benih yang tidak tumbuh. Segera lakukan penyulaman dengan benih baru pada lubang yang kosong agar populasi tanaman tetap optimal. Penyulaman yang terlambat akan menyebabkan pertumbuhan tidak seragam.
- Penjarangan: Setelah tanaman berumur 2 minggu, lakukan penjarangan dengan menyisakan 1-2 tanaman terbaik per lubang. Pilih tanaman yang paling sehat dan kuat, cabut tanaman yang lemah dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang dipertahankan.
5. Perawatan dan Pemupukan Tanaman Kedelai
Perawatan tanaman kedelai yang intensif akan menghasilkan produktivitas maksimal.
- Penyiraman: Tanaman kedelai membutuhkan air yang cukup terutama pada fase vegetatif dan pembungaan. Lakukan penyiraman secara teratur terutama saat musim kemarau, namun hindari genangan air. Kekurangan air saat fase pembungaan dapat menyebabkan gugurnya bunga dan polong muda.
- Pemupukan Dasar: Berikan pupuk dasar saat tanam atau 1 minggu setelah tanam dengan komposisi Urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 1:2:1. Dosis yang umum digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg TSP, dan 50 kg KCl per hektar. Pupuk diberikan dengan cara ditugal di samping tanaman dengan jarak 5-7 cm.
- Pemupukan Susulan: Pemupukan susulan diberikan saat tanaman berumur 4-6 minggu dengan pupuk Urea sebanyak 25-50 kg per hektar. Pemupukan ini bertujuan mendukung pertumbuhan vegetatif dan pembentukan polong. Aplikasi pupuk sebaiknya dilakukan setelah penyiangan dan sebelum pembumbunan.
- Penyiangan Gulma: Lakukan penyiangan gulma secara berkala minimal 2 kali selama masa tanam yaitu pada umur 2-3 minggu dan 5-6 minggu. Gulma yang dibiarkan akan bersaing dengan tanaman kedelai dalam menyerap nutrisi dan air. Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan herbisida selektif.
- Pembumbunan: Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan kedua untuk memperkuat posisi tanaman dan merangsang pertumbuhan akar. Tanah di sekitar tanaman ditimbun ke pangkal batang setinggi 5-10 cm. Proses ini juga membantu drainase dan mencegah tanaman roboh.
- Pengendalian Hama dan Penyakit: Monitor tanaman secara rutin untuk mendeteksi serangan hama seperti ulat grayak, penggerek polong, dan lalat bibit. Penyakit yang sering menyerang adalah karat daun, bercak daun, dan busuk akar. Lakukan pengendalian secara terpadu dengan mengutamakan cara biologis dan mekanis sebelum menggunakan pestisida kimia.
6. Masa Panen dan Pasca Panen Kedelai
Penentuan waktu panen yang tepat sangat penting untuk mendapatkan kualitas biji kedelai terbaik. Kedelai umumnya siap dipanen pada umur 75-90 hari setelah tanam tergantung varietasnya. Ciri-ciri tanaman kedelai yang siap panen adalah daun sudah menguning dan mulai rontok, polong berwarna cokelat kehitaman, dan biji sudah mengeras.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun kering atau sore hari untuk menghindari biji pecah akibat terlalu kering. Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut seluruh tanaman atau memotong batang tanaman di atas permukaan tanah. Kumpulkan tanaman yang sudah dipanen dan ikat menjadi beberapa ikatan untuk memudahkan pengeringan.
Proses pengeringan dilakukan dengan menjemur tanaman kedelai di tempat yang terkena sinar matahari langsung selama 3-5 hari. Pengeringan yang baik akan menghasilkan kadar air biji sekitar 12-14% yang ideal untuk penyimpanan. Biji yang terlalu basah akan mudah berjamur dan menurunkan kualitas.
Setelah kering, lakukan perontokan untuk memisahkan biji dari polongnya. Perontokan dapat dilakukan secara manual dengan dipukul-pukul atau menggunakan mesin perontok untuk skala besar. Bersihkan biji dari kotoran, polong kosong, dan biji yang rusak. Simpan biji kedelai dalam karung atau wadah tertutup di tempat yang kering dan sejuk untuk mempertahankan kualitas.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen kacang kedelai?
Waktu panen kacang kedelai bervariasi tergantung varietasnya, umumnya berkisar antara 75-90 hari setelah tanam. Varietas genjah dapat dipanen lebih cepat sekitar 75-80 hari, sedangkan varietas dalam membutuhkan waktu hingga 85-90 hari. Tanda kedelai siap panen adalah daun menguning dan rontok, polong berwarna cokelat kehitaman, serta biji sudah mengeras.
2. Berapa jarak tanam yang ideal untuk kacang kedelai?
Jarak tanam ideal untuk kacang kedelai adalah 40 cm x 15 cm atau 30 cm x 20 cm tergantung varietas dan kesuburan tanah. Jarak tanam ini menghasilkan populasi sekitar 300.000-400.000 tanaman per hektar. Jarak tanam yang tepat memastikan setiap tanaman mendapat cahaya matahari, air, dan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimal.
3. Apakah kacang kedelai bisa ditanam di polibag?
Ya, kacang kedelai bisa ditanam di polibag terutama untuk skala rumahan atau percobaan. Gunakan polibag berukuran minimal 30 cm dengan media tanam campuran tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 2:1:1. Pastikan polibag memiliki lubang drainase yang cukup dan letakkan di tempat yang mendapat sinar matahari penuh minimal 6 jam per hari.
4. Pupuk apa yang terbaik untuk tanaman kedelai?
Pupuk terbaik untuk kedelai adalah kombinasi pupuk organik dan anorganik. Pupuk dasar menggunakan komposisi Urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 1:2:1. Tambahkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang sebanyak 1-2 ton per hektar saat pengolahan tanah. Inokulasi dengan bakteri Rhizobium juga sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan fiksasi nitrogen.
5. Bagaimana cara mengatasi hama pada tanaman kedelai?
Pengendalian hama kedelai dilakukan secara terpadu dengan mengutamakan pencegahan. Lakukan rotasi tanaman, gunakan varietas tahan hama, dan jaga kebersihan lahan dari gulma. Untuk pengendalian mekanis, pasang perangkap atau ambil hama secara manual. Pengendalian biologis menggunakan musuh alami seperti predator dan parasitoid. Pestisida kimia digunakan sebagai pilihan terakhir dengan dosis sesuai anjuran.
6. Apakah tanaman kedelai membutuhkan banyak air?
Tanaman kedelai membutuhkan air yang cukup namun tidak berlebihan. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada fase pembungaan dan pengisian polong. Penyiraman dilakukan secara teratur terutama saat musim kemarau, namun hindari genangan air karena dapat menyebabkan busuk akar. Sistem drainase yang baik sangat penting untuk mengatur kelembaban tanah yang optimal.
7. Bisakah kedelai ditanam setelah panen padi?
Ya, kedelai sangat cocok ditanam setelah panen padi sebagai tanaman rotasi. Lahan bekas padi bahkan tidak perlu diolah intensif dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) yang lebih efisien. Penanaman kedelai setelah padi membantu memperbaiki kesuburan tanah karena kemampuan kedelai mengikat nitrogen dari udara. Pastikan drainase lahan baik dan tidak ada genangan air sebelum menanam kedelai.
(kpl/fed)
Advertisement