Cara Menanam Pisang: Panduan Lengkap untuk Pemula

Cara Menanam Pisang: Panduan Lengkap untuk Pemula
cara menanam pisang (credit:Image by AI)

Kapanlagi.com - Menanam pisang adalah salah satu kegiatan pertanian yang menarik dan menguntungkan. Buah pisang tidak hanya disukai banyak orang, tetapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan. Bagi pemula yang ingin mencoba menanam pisang, langkah-langkah yang tepat sangat penting untuk memastikan hasil yang maksimal. Dalam panduan ini, kami akan membahas cara menanam pisang dari persiapan lahan hingga perawatan tanaman.

Sebelum memulai, penting untuk memilih varietas pisang yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah di daerah Anda. Beberapa varietas lebih cocok untuk ditanam di daerah tertentu, sehingga pemilihan yang tepat akan mempengaruhi hasil panen. Selain itu, memahami teknik penanaman yang benar akan membantu tanaman tumbuh dengan baik.

Dalam panduan ini, Anda akan menemukan informasi lengkap tentang cara menanam pisang, termasuk tips perawatan dan pencegahan hama. Dengan mengikuti langkah-langkah yang kami sajikan, Anda akan lebih siap untuk menikmati hasil panen pisang yang lezat dan bergizi. Mari kita mulai perjalanan menanam pisang yang menyenangkan ini!

1. Mengenal Budidaya Pisang untuk Pemula

Mengenal Budidaya Pisang untuk Pemula (c) Ilustrasi AI

Pisang merupakan salah satu buah tropis yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Buah dengan kandungan vitamin, mineral, dan karbohidrat tinggi ini tidak hanya lezat dimakan langsung, tetapi juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti kue, gorengan, hingga keripik.

Cara menanam pisang sebenarnya tidak terlalu sulit dan bisa dilakukan bahkan oleh pemula. Tanaman ini cukup adaptif dan dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan perawatan yang tepat.

Budidaya pisang menjadi peluang usaha yang menjanjikan karena permintaan pasar yang terus meningkat. Dengan memahami teknik penanaman yang benar, Anda dapat menghasilkan buah pisang berkualitas baik untuk konsumsi sendiri maupun dijual.

Melansir dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, pohon pisang cukup adaptif jika ditanam baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi dengan suhu optimal untuk pertumbuhan berada di kisaran 27 derajat celsius. Tingkat curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman pisang adalah 2.000 sampai 2.500 mm per tahun dengan tingkat keasaman tanah atau pH sebesar 4,5 sampai 7,5.

2. Memilih Bibit Pisang yang Berkualitas

Memilih Bibit Pisang yang Berkualitas (c) Ilustrasi AI

Tahap pembibitan merupakan fondasi keberhasilan dalam budidaya pisang. Pemilihan bibit yang tepat akan menentukan kualitas pertumbuhan dan hasil panen yang akan diperoleh nantinya.

Bibit pisang umumnya diperoleh melalui cara vegetatif menggunakan tunas atau anakan. Kriteria bibit pisang yang ideal adalah memiliki tinggi tunas berkisar antara 100 hingga 150 cm dengan diameter umbi antara 15-20 cm. Pilih tunas yang berbentuk seperti daun berhelai sempit dan pastikan bibit tersebut berasal dari tanaman induk yang sehat serta bebas dari penyakit.

Ada beberapa jenis bibit yang dapat digunakan untuk menanam pisang. Bibit anakan berasal dari tunas yang tumbuh di samping tanaman pisang yang sudah matang dan sehat, kemudian dipisahkan dari tanaman induk. Bibit bonggol diambil dari bagian pangkal tanaman pisang yang telah dipanen, dibersihkan dengan hati-hati, dan dipotong sesuai ukuran sekitar 10x10x10 cm. Sementara bibit kultur jaringan merupakan metode pembiakan di laboratorium yang menghasilkan bibit bebas penyakit dalam jumlah banyak dengan ukuran seragam.

Mengutip dari IPB Digitani, bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan umumnya bebas dari penyakit dan tersedia dalam jumlah banyak dengan ukuran yang seragam, sehingga memudahkan pengaturan jadwal panen. Pastikan untuk memilih bibit dengan daun yang masih tergulung seperti tombak karena lebih baik daripada benih yang daunnya sudah melebar atau terbuka.

3. Persiapan Lahan dan Media Tanam

Persiapan lahan yang baik sangat penting untuk mendukung pertumbuhan optimal tanaman pisang. Lahan yang ideal harus bebas dari gulma, alang-alang, dan rumput liar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Langkah pertama dalam persiapan lahan adalah membersihkan area dari segala jenis tanaman pengganggu. Setelah itu, lakukan pengolahan tanah dengan mencangkul atau membajak hingga kedalaman 30 sampai 40 cm untuk mendapatkan struktur tanah yang gembur. Tanah gembur sangat baik untuk pertumbuhan akar pisang karena memudahkan penetrasi akar dan penyerapan nutrisi.

Cara menanam pisang yang benar memerlukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x 50 cm. Jarak antar lubang tanam disesuaikan dengan jenis pisang yang akan ditanam, umumnya berkisar antara 3 x 3 meter hingga 3 x 3,5 meter. Jarak tanam yang tepat penting untuk memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi setiap tanaman.

Setiap lubang tanam perlu diisi dengan pupuk kandang atau kompos secukupnya, kemudian diamkan selama 1-2 minggu agar pupuk menyatu sempurna dengan tanah. Pastikan juga membuat sistem drainase yang baik dengan menyisipkan parit sebagai saluran air saat hujan, karena pisang tidak menyukai kondisi tanah yang tergenang air.

4. Proses Penanaman Bibit Pisang

Proses Penanaman Bibit Pisang (c) Ilustrasi AI

Setelah lahan dan bibit siap, tahap selanjutnya adalah proses penanaman. Waktu terbaik untuk menanam pisang adalah pada awal musim hujan, sekitar bulan September atau Oktober, agar bibit mendapat pasokan air yang cukup untuk pertumbuhan awal.

Gali lubang tanam sesuai dengan ukuran gumpalan tanah yang menutupi media bibit pisang. Letakkan bibit secara tegak lurus dalam lubang dengan hati-hati, pastikan posisinya benar-benar tegak agar tidak mudah roboh ketika terkena angin atau hujan. Kemudian tutup kembali dengan tanah dari galian dan tekan sedikit di samping bekas tanah polybag untuk memastikan bibit berdiri kokoh.

Masukkan tunas ke lubang tanam dengan memastikan akar tertutup tanah secara merata. Jangan menanam terlalu dalam, cukup hingga bagian pangkal batang saja. Setelah penanaman selesai, siram bibit dengan cukup air untuk membantu proses adaptasi akar dengan lingkungan baru.

Sebaiknya lakukan penanaman pada sore hari agar bibit mendapat udara sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung yang dapat menyebabkan stres pada tanaman. Dalam 3 bulan pertama, Anda dapat menggunakan pola tanam tumpang sari dengan menanam sayuran atau tanaman lain seperti kopi, kakao, atau kelapa di antara tanaman pisang untuk memberikan keuntungan ganda.

5. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Pisang

Perawatan tanaman pisang yang tepat akan menentukan kualitas dan kuantitas hasil panen. Pemeliharaan rutin perlu dilakukan untuk memastikan tanaman tumbuh sehat dan produktif.

Penyiraman harus dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau. Siram tanaman dua kali sehari saat musim panas, namun di musim hujan cukup siram jika tanah terasa kering. Jaga kelembaban tanah agar tetap stabil karena pisang membutuhkan banyak air meskipun tidak menyukai kondisi tergenang.

Pemupukan susulan dilakukan setelah tanaman berusia satu bulan dengan campuran 100-250 gram pupuk ZA, 100 gram pupuk SP, dan 150 gram pupuk KCL untuk setiap tanaman. Pemupukan ini diulang setiap tiga bulan sekali dengan cara membenamkan pupuk melingkar di sekeliling tanaman. Pemberian pupuk organik atau kompos juga dapat dilakukan setiap dua minggu pada bulan pertama, dan setiap enam bulan setelahnya.

Penjarangan anakan sangat penting untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan. Dalam satu rumpun sebaiknya hanya dipelihara maksimal 3-4 pohon pisang agar tidak berebut nutrisi. Pilih anakan pedang untuk dipelihara, dengan anakan kedua berasal dari anakan pertama, dan anakan ketiga berasal dari anakan kedua. Pemeliharaan anakan dimulai setelah induk berumur 4-6 bulan.

Lakukan pemangkasan daun yang mengering atau rusak untuk mengurangi risiko infeksi jamur dan menjaga pertumbuhan buah tetap optimal. Penyiangan gulma juga perlu dilakukan secara rutin, terutama pada usia tanaman 1-5 bulan, untuk membersihkan area lahan dari tanaman pengganggu yang dapat menyedot nutrisi.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian Hama dan Penyakit (c) Ilustrasi AI

Tanaman pisang rentan terhadap berbagai serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produktivitas bahkan menyebabkan kematian tanaman. Pengendalian yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan tanaman.

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum yang hidup di dalam tanah dan masuk melalui akar. Gejala penyakit ini meliputi jaringan pembuluh pada batang semu berwarna coklat kemerahan, daun menguning dan layu, serta tangkai daun terkulai dan patah. Jika pangkal batang dibelah membujur, akan terlihat garis-garis coklat atau hitam dari bonggol ke atas melalui jaringan pembuluh.

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum, sering disebut penyakit darah karena mengeluarkan cairan kental berwarna kemerahan saat bonggol dipotong. Gejala meliputi layunya daun-daun tua sebelum waktunya, daun menguning dan mati, serta kelayuan menyeluruh pada tanaman muda.

Cara pencegahan penyakit layu antara lain menanam bibit pisang yang sehat dan bebas penyakit, melakukan pemupukan yang seimbang, menjaga sanitasi dan drainase yang baik agar air tidak tergenang, serta memelihara tanaman dengan hati-hati untuk mengurangi luka pada akar. Pemotongan jantung pisang juga dapat mencegah penularan penyakit melalui serangga yang mengunjungi bunga.

Untuk mengatasi serangan hama seperti thrips, gunakan pestisida alami atau cairan insektisida. Jika tanaman terkena penyakit, segera potong dan buang bagian yang terinfeksi agar tidak menyebar ke tanaman lain. Pastikan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar tanaman dan hindari penggunaan alat pemangkasan yang sama tanpa sterilisasi.

7. Panen dan Pasca Panen Pisang

Panen dan Pasca Panen Pisang (c) Ilustrasi AI

Waktu panen pisang bervariasi tergantung musim dan varietas yang ditanam. Pada musim kemarau, pisang dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung, sedangkan pada musim hujan memerlukan waktu sekitar 120 hari.

Ciri-ciri pisang yang siap dipanen meliputi kulit buah yang menjadi lebih cerah, bentuk buah lebih membulat tidak bersiku dan padat, serta warna buah yang agak menguning atau hijau tua. Daun bendera yang mengering juga menjadi indikator bahwa buah telah matang dan siap dipanen.

Setelah bunga terakhir pada jantung mekar yang ditandai dengan pertumbuhan buah yang kecil-kecil dan lambat, segera lakukan pemotongan jantung pisang. Pemotongan jantung ini dapat meningkatkan produksi buah sekitar 2-5 persen karena energi tanaman akan terfokus pada pematangan buah yang sudah ada.

Saat panen, potong buah pisang dari tandan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak luka pada kulit buah akibat benturan atau gesekan. Tandan pisang sebaiknya disimpan terbalik agar getah tidak mengotori buah. Penanganan pasca panen yang baik akan menjaga mutu dan penampakan buah tetap menarik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

Setelah panen, pangkas batang pisang hingga umbinya untuk memberikan kesempatan pada anakan yang sudah dipelihara untuk tumbuh dan menghasilkan buah berikutnya. Budidaya pohon pisang sebaiknya diganti dengan pertunasan baru setelah usia lahan mencapai 5 tahun untuk menjaga produktivitas dan mengembalikan kesuburan tanah.

8. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (credit:unsplash.com/id/@vijev)

Berapa lama waktu yang dibutuhkan pisang untuk berbuah?

Tanaman pisang umumnya mulai berbuah setelah berumur 8-12 bulan sejak penanaman, tergantung pada varietas dan kondisi perawatan. Setelah jantung pisang keluar, buah dapat dipanen dalam waktu 80-120 hari tergantung musim.

Apakah pisang bisa ditanam dalam pot?

Ya, pisang dapat ditanam dalam pot terutama varietas kerdil seperti Dwarf Cavendish atau Dwarf Red. Gunakan pot berukuran minimal 50-60 cm dengan lubang drainase yang baik, dan pastikan tanaman mendapat sinar matahari minimal 6 jam per hari.

Berapa jarak tanam yang ideal untuk pisang?

Jarak tanam pisang bervariasi tergantung varietasnya. Untuk pisang Cavendish, Ambon, dan Raja umumnya menggunakan jarak 3 x 3 meter, sedangkan pisang Kepok dan Tanduk dapat ditanam dengan jarak 3 x 3 meter hingga 3 x 3,5 meter.

Apa penyebab daun pisang menguning?

Daun pisang menguning dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan nutrisi, serangan penyakit layu fusarium atau bakteri, kekurangan air, atau kondisi tanah yang terlalu asam. Lakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab pasti dan berikan penanganan yang sesuai.

Bagaimana cara memilih bibit pisang yang baik?

Pilih bibit pisang dengan tinggi 100-150 cm, diameter umbi 15-20 cm, daun masih tergulung seperti tombak, berasal dari induk yang sehat, dan bebas dari hama serta penyakit. Bibit anakan dewasa lebih baik karena sudah memiliki bunga dan umbi sebagai tempat penyimpanan makanan.

Apakah pisang memerlukan banyak air?

Ya, pisang memerlukan banyak air karena bersifat tropis dan berasal dari hutan hujan. Siram secara teratur untuk memastikan tanah tetap lembab tetapi tidak tergenang. Pada musim kemarau, penyiraman perlu dilakukan dua kali sehari, sedangkan saat musim hujan cukup siram jika tanah terasa kering.

Mengapa perlu melakukan penjarangan anakan pisang?

Penjarangan anakan penting untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan dan memastikan tanaman dapat menghasilkan tandan yang lebih besar dan berkualitas baik. Jika terlalu banyak anakan dalam satu rumpun, mereka akan berebut nutrisi sehingga menghambat pertumbuhan dan mengurangi hasil panen.

Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(kpl/vna)

Rekomendasi
Trending