Cara Menanam Selada Hidroponik, di Tanah, di Polybag, dari Biji, dari Batang
Pengertian dan Jenis-Jenis Selada
Kapanlagi.com - Selada merupakan sayuran daun yang populer dan banyak dikonsumsi sebagai lalapan segar atau pelengkap berbagai hidangan seperti burger, salad, dan gado-gado. Tanaman ini mengandung vitamin dan mineral lengkap yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi harian.
Menanam selada kini bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari cara menanam selada hidroponik, di tanah, hingga di polybag yang cocok untuk lahan terbatas. Setiap metode memiliki keunggulan tersendiri dan dapat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia di rumah.
Budidaya selada tergolong mudah karena masa panennya relatif singkat, sekitar 30-45 hari setelah tanam. Dengan pemahaman teknik yang tepat, siapa saja dapat memulai menanam selada sendiri dan menikmati hasil panen yang segar serta berkualitas.
Advertisement
1. Pengertian dan Jenis-Jenis Selada
Selada atau Lactuca sativa adalah tanaman sayuran daun dari keluarga Asteraceae yang banyak dibudidayakan untuk dikonsumsi segar. Menurut situs cybex.pertanian.go.id, selada termasuk sayuran yang kaya akan kandungan air, vitamin A, vitamin C, dan mineral penting lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Terdapat beberapa jenis selada yang umum dibudidayakan di Indonesia, antara lain selada hijau, selada merah, selada keriting, dan selada romaine. Selada hijau dan merah paling sering ditanam karena pertumbuhannya cepat dan perawatannya relatif mudah. Selada keriting memiliki tekstur daun yang bergelombang dan renyah, sedangkan selada romaine memiliki daun yang lebih panjang dan kokoh.
Pemilihan jenis selada dapat disesuaikan dengan tujuan penanaman dan kondisi lingkungan. Selada air atau Nasturtium officinale merupakan jenis berbeda yang tumbuh di lingkungan berair dan memiliki rasa sedikit pedas. Jenis ini biasanya diperbanyak melalui stek batang dengan panjang 15-20 cm.
Setiap jenis selada memiliki karakteristik pertumbuhan yang berbeda, namun secara umum membutuhkan kondisi lingkungan yang sejuk dengan suhu optimal antara 15-25 derajat Celsius. Tanaman ini menyukai media tanam yang gembur, kaya humus, dan memiliki pH tanah antara 5-6,5 untuk pertumbuhan optimal.
2. Cara Menanam Selada Hidroponik
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Cara menanam selada hidroponik menjadi pilihan populer karena lebih efisien, hemat air, dan dapat dilakukan di lahan terbatas seperti halaman rumah atau bahkan di dalam ruangan.
Tahap pertama dalam menanam selada secara hidroponik adalah penyemaian benih. Siapkan rockwool sebagai media semai, potong dengan ketebalan 2-3 cm menjadi 18 bagian dengan cara mengiris bagian pendek menjadi 3 bagian dan bagian panjang menjadi 5 bagian. Lubangi setiap bagian rockwool sedalam 0,5 cm menggunakan tusuk gigi, lalu masukkan satu benih ke dalam setiap lubang. Basahi rockwool hingga lembab dan letakkan di tempat yang mendapat sinar matahari cukup.
Setelah 10 hari masa semai, bibit selada yang telah memiliki 3-4 helai daun siap dipindahkan ke sistem hidroponik. Siapkan netpot yang dilengkapi dengan sumbu kain flanel dan wadah berisi larutan nutrisi dengan kepekatan 300-500 ppm. Pisahkan setiap bagian rockwool dengan hati-hati, masukkan ke dalam netpot, dan pastikan kain flanel menyentuh larutan nutrisi agar penyaluran nutrisi tidak terhambat.
Pada tahap pembesaran, periksa kepekatan larutan nutrisi setiap 1-2 hari dan tambahkan jika berkurang. Tingkatkan kepekatan menjadi 800 ppm pada hari ke-17, kemudian 1.000 ppm pada hari ke-22, dan 1.200 ppm pada hari ke-31. Ganti larutan nutrisi jika sudah terlihat kotor atau keruh. Selada hidroponik dapat dipanen pada usia 32-40 hari ketika daun sudah besar dan lebar, namun jangan dibiarkan terlalu tua karena akan menghasilkan rasa pahit.
3. Cara Menanam Selada di Tanah
Menanam selada di tanah merupakan metode konvensional yang masih banyak dipraktikkan, terutama untuk budidaya skala besar. Persiapan lahan menjadi kunci keberhasilan dalam cara menanam selada di tanah agar menghasilkan panen berkualitas.
Langkah pertama adalah memilih lokasi yang tepat. Selada tumbuh optimal di dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan suhu sejuk. Jika menanam di dataran rendah, pastikan tanaman tidak terpapar sinar matahari langsung secara berlebihan. Pilih tanah berjenis lempung berpasir atau lempung berdebu yang kaya humus dengan pH antara 5-6,5.
Pengolahan lahan dilakukan dengan membajak tanah hingga gembur, kemudian buat bedengan dengan lebar 100 cm dan tinggi 30 cm. Jarak antar bedengan sekitar 30 cm untuk memudahkan perawatan. Jika tanah memiliki tingkat keasaman tinggi, lakukan pengapuran terlebih dahulu untuk mencegah daun selada menguning. Tambahkan pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, lakukan persiapan ini sekitar 1 bulan sebelum penanaman.
Bibit selada yang telah disemai selama 4 minggu atau memiliki 4-5 helai daun siap ditanam. Buat lubang tanam di atas bedengan dengan jarak 25 cm x 25 cm. Pindahkan bibit dengan hati-hati agar akar tidak rusak, tanam dalam posisi tegak, lalu tutup dengan tanah. Siram secukupnya dan lakukan penyiraman rutin 1-2 kali sehari tergantung kondisi cuaca.
Perawatan meliputi penyiangan gulma secara berkala karena perakaran selada dangkal dan kurang mampu bersaing dengan tanaman lain. Lakukan pemupukan susulan dengan pupuk urea dua minggu setelah tanam. Perhatikan serangan hama dan penyakit, lakukan pengendalian jika diperlukan. Selada dapat dipanen pada usia 45 hari atau ketika daun sudah mencapai ukuran ideal.
4. Cara Menanam Selada di Polybag
Menanam selada di polybag menjadi solusi praktis bagi mereka yang memiliki lahan terbatas. Metode ini memungkinkan budidaya selada dilakukan di halaman rumah, teras, atau bahkan balkon apartemen dengan hasil yang tetap optimal.
Persiapan dimulai dengan memilih polybag berukuran diameter minimal 20-30 cm agar akar selada memiliki ruang tumbuh yang cukup. Siapkan media tanam dengan mencampurkan tanah bagian atas (top soil), pupuk kompos atau pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Campuran ini memberikan struktur media yang gembur, kaya nutrisi, dan memiliki drainase baik.
Isi polybag dengan media tanam hingga hampir penuh, sisakan sekitar 3-5 cm dari bibir polybag. Basahi media tanam hingga lembab sebelum penanaman. Untuk bibit, gunakan selada yang telah disemai dan berumur sekitar 12-14 hari atau memiliki 2-3 helai daun. Buat lubang di tengah media tanam sedalam 2-3 cm, pindahkan bibit dengan hati-hati beserta gundukan akarnya, lalu tutup kembali dengan media tanam sambil ditekan perlahan agar cukup padat.
Setelah penanaman, siram dengan hati-hati menggunakan sprayer atau gembor dengan pancuran halus. Simpan polybag di tempat teduh selama 3-5 hari untuk proses adaptasi, baru kemudian pindahkan ke lokasi yang mendapat sinar matahari langsung. Untuk menjaga kelembaban media, tutup permukaan tanah dengan jerami atau mulsa organik.
Perawatan selada di polybag meliputi penyiraman rutin 1-2 kali sehari, disesuaikan dengan kondisi cuaca. Pada musim hujan, kurangi frekuensi penyiraman agar media tidak terlalu basah. Lakukan pemupukan susulan dengan pupuk organik cair setiap 2 minggu sekali. Satu polybag dapat diisi 1 tanaman selada, namun jika ukuran polybag besar, bisa menanam 2-3 tanaman dengan jarak yang cukup. Panen dapat dilakukan setelah 30-45 hari tergantung varietas yang ditanam.
5. Cara Menanam Selada dari Biji
Menanam selada dari biji merupakan metode perbanyakan yang paling umum dan ekonomis. Proses ini dimulai dari tahap penyemaian hingga tanaman siap dipindahkan ke media tanam permanen, baik tanah, polybag, maupun sistem hidroponik.
Pemilihan benih berkualitas menjadi faktor penting dalam keberhasilan budidaya. Pilih benih selada bersertifikat dari varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Sebelum disemai, benih dapat direndam dalam air hangat bersuhu 35-50 derajat Celsius selama sehari untuk mempercepat proses perkecambahan dan keluarnya radikula atau bakal akar.
Untuk penyemaian, siapkan wadah atau tray semai yang telah diisi media tanam berupa campuran kompos, sekam bakar, atau cocopeat. Basahi media hingga lembab, bukan basah kuyup. Buat lubang sedalam 0,5-1 cm menggunakan jari atau tusuk gigi, masukkan 2-3 biji ke dalam setiap lubang, lalu tutup kembali dengan media tanam tipis. Sirami menggunakan sprayer agar benih tidak terhanyut.
Letakkan wadah semai di tempat yang mendapat sinar matahari cukup dengan suhu ideal 15-20 derajat Celsius. Jaga kelembaban media dengan menyiram secara berkala menggunakan semprotan halus. Benih akan berkecambah dalam 2-3 hari, ditandai dengan munculnya tunas putih dari dalam lubang. Pada hari ketiga, daun kecil berwarna hijau muda mulai muncul.
Setelah bibit berumur 10-14 hari atau memiliki 4-5 helai daun dengan tinggi sekitar 5 cm, bibit siap dipindahkan ke media tanam permanen. Lakukan pemindahan dengan hati-hati agar akar tidak rusak. Pilih bibit yang tumbuh sehat dan kuat, sisihkan yang pertumbuhannya kurang baik. Proses penyemaian yang baik akan menghasilkan bibit berkualitas dan meningkatkan tingkat keberhasilan panen.
6. Cara Menanam Selada dari Batang
Selain dari biji, selada juga dapat diperbanyak melalui stek batang, terutama untuk jenis selada air. Metode ini lebih cepat menghasilkan tanaman produktif karena melewati fase perkecambahan dan menggunakan bagian tanaman yang sudah dewasa.
Pemilihan bahan stek sangat menentukan keberhasilan penanaman. Pilih batang selada dari tanaman induk yang sehat, segar, produktif, dan bebas dari hama penyakit. Potong batang dengan panjang 15-20 cm menggunakan pisau atau gunting tajam yang bersih. Pastikan batang memiliki beberapa ruas dan daun, karena dari ruas inilah akar baru akan tumbuh.
Untuk selada air, persiapan lahan dilakukan dengan mengolah tanah seperti lahan sawah hingga kondisi macak-macak atau tergenang air dangkal. Bajak tanah sambil dialiri air, kemudian aplikasikan pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan. Buat petakan-petakan dengan jarak tanam yang cukup agar tanaman memiliki ruang tumbuh optimal.
Cara menanam selada dari batang cukup sederhana. Tancapkan stek batang pada lubang tanam sedalam 5-7 cm dengan posisi tegak atau sedikit miring. Tutup lubang dengan tanah sambil ditekan perlahan agar batang tidak mudah tercabut. Pastikan kondisi lahan tetap macak-macak dan tidak kering karena selada air memerlukan lingkungan berair untuk tumbuh optimal.
Perawatan meliputi menjaga ketinggian air di lahan agar tetap stabil, biasanya setinggi 3-5 cm dari permukaan tanah. Lakukan penyiangan gulma secara berkala dan pemupukan susulan jika diperlukan. Stek batang akan mulai mengeluarkan akar dalam 5-7 hari dan tunas baru dalam 10-14 hari. Selada dari stek batang dapat dipanen lebih cepat, sekitar 3-4 minggu setelah tanam, dengan cara memotong bagian daun atau mencabut seluruh tanaman beserta akarnya.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen selada?
Waktu panen selada bervariasi tergantung metode tanam dan varietasnya. Secara umum, selada dapat dipanen pada usia 30-45 hari setelah tanam dari biji. Untuk metode hidroponik, panen bisa dilakukan lebih cepat sekitar 32-35 hari. Selada dari stek batang dapat dipanen dalam 3-4 minggu. Jangan biarkan selada terlalu tua karena akan menghasilkan rasa pahit.
2. Apakah selada bisa ditanam di dataran rendah?
Selada sebenarnya lebih cocok ditanam di dataran tinggi dengan suhu sejuk 15-25 derajat Celsius. Namun, selada tetap bisa ditanam di dataran rendah dengan beberapa penyesuaian. Pastikan tanaman tidak terpapar sinar matahari langsung secara berlebihan, gunakan naungan atau paranet, dan lakukan penyiraman lebih sering untuk menjaga kelembaban. Pilih varietas yang lebih toleran terhadap suhu panas.
3. Bagaimana cara membuat nutrisi hidroponik untuk selada?
Nutrisi hidroponik untuk selada menggunakan larutan AB mix yang terdiri dari nutrisi A dan nutrisi B. Untuk membuat larutan dengan kepekatan 300-500 ppm, campurkan 3 tutup botol nutrisi A dan 3 tutup botol nutrisi B per 3 liter air. Gunakan TDS meter untuk mengukur kepekatan larutan. Tingkatkan kepekatan secara bertahap sesuai usia tanaman, hingga mencapai 1.200 ppm menjelang panen.
4. Apa perbedaan menanam selada di tanah dan hidroponik?
Menanam selada di tanah menggunakan media tanah sebagai tempat tumbuh dan sumber nutrisi, membutuhkan lahan lebih luas, dan perawatan lebih intensif terhadap gulma. Cara menanam selada hidroponik tidak menggunakan tanah, lebih hemat air dan pupuk, bebas dari gulma, pertumbuhan lebih cepat, dan dapat dilakukan di lahan terbatas. Namun, hidroponik membutuhkan modal awal lebih besar untuk peralatan dan nutrisi khusus.
5. Berapa kali sehari selada perlu disiram?
Frekuensi penyiraman selada tergantung metode tanam dan kondisi cuaca. Untuk selada di tanah atau polybag, lakukan penyiraman 1-2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pada musim hujan, kurangi frekuensi menjadi 1 kali sehari atau sesuai kebutuhan agar media tidak terlalu basah. Untuk hidroponik, pastikan larutan nutrisi selalu tersedia dan kain sumbu menyentuh larutan. Yang terpenting adalah menjaga kelembaban media tanam tetap stabil.
6. Apakah selada bisa ditanam di dalam ruangan?
Selada dapat ditanam di dalam ruangan menggunakan metode hidroponik dengan pencahayaan buatan. Gunakan lampu fluorescent atau LED grow light dengan intensitas cahaya yang cukup, minimal 14 jam per hari. Pastikan sirkulasi udara baik dan suhu ruangan terjaga antara 15-25 derajat Celsius. Metode ini cocok untuk lahan sangat terbatas atau di apartemen, namun membutuhkan investasi untuk sistem pencahayaan.
7. Bagaimana cara mengatasi hama pada tanaman selada?
Hama yang sering menyerang selada antara lain ulat daun, kutu daun, dan siput. Untuk pengendalian organik, lakukan pemeriksaan rutin dan ambil hama secara manual. Semprotkan larutan air sabun atau pestisida nabati dari bahan alami seperti daun mimba. Untuk pencegahan, jaga kebersihan area tanam, lakukan rotasi tanaman, dan gunakan mulsa untuk mengurangi kelembaban berlebih yang mengundang hama. Pada serangan berat, gunakan pestisida sesuai dosis anjuran.
(kpl/fed)
Advertisement