Hujan turun pelan di sebuah lingkungan kota kecil ketika Craven (Mel Gibson) menunggu putrinya pulang. Thomas Craven adalah detektif pembunuhan yang sudah lama bekerja di kepolisian Boston. Hidupnya berjalan sederhana dan cenderung sepi sejak berpisah dari istrinya. Hubungan terpenting dalam hidupnya adalah ikatan dengan putrinya yang baru saja kembali setelah lama tinggal jauh darinya.

Emma Craven (Bojana Novakovic) adalah perempuan muda cerdas dengan ketertarikan besar pada isu lingkungan dan keadilan sosial. Kepulangannya disambut hangat oleh sang ayah, meski Thomas menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Emma terlihat lelah dan pucat. Ia mengeluh sakit dan sempat muntah di rumah. Thomas mengira putrinya hanya kelelahan setelah perjalanan panjang.

Malam itu berubah menjadi mimpi buruk. Ketika Emma dan Thomas berada di depan rumah, seorang pria bersenjata tiba tiba menembak ke arah mereka. Emma tewas seketika, sementara Thomas terluka dan terjatuh. Sebelum kehilangan kesadaran, ia mendengar kata Emma yang terputus, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting.

Kasus ini langsung ditangani sebagai pembunuhan terhadap seorang polisi. Rekan rekan Thomas turun tangan, namun penyelidikan awal terasa janggal. Bukti di tempat kejadian tidak sepenuhnya masuk akal. Motif pembunuhan tampak kabur, seolah pelaku salah sasaran. Meski masih berduka dan terluka, Thomas mulai menyelidiki kematian putrinya secara pribadi.

Naluri sebagai detektif membuatnya menolak menerima kesimpulan sederhana. Ia mulai menelusuri aktivitas Emma sebelum kematiannya. Dari catatan dan barang barang pribadi Emma, Thomas menemukan bahwa putrinya terlibat dalam penelitian berbahaya terkait sebuah perusahaan besar bernama Northmoor. Perusahaan ini bergerak di bidang energi dan memiliki hubungan erat dengan proyek pemerintah.

Semakin dalam Thomas menggali, semakin jelas bahwa Emma tidak hanya seorang aktivis biasa. Ia memiliki akses ke dokumen rahasia dan data sensitif tentang kebocoran radioaktif dan pelanggaran keselamatan yang ditutup rapat oleh pihak berwenang. Penyakit yang diderita Emma ternyata berkaitan dengan paparan radiasi dari proyek tersebut.

Penyelidikan ini membawa Thomas bertemu dengan Darius Jedburgh (Ray Winstone), seorang agen pemerintah misterius yang memiliki tugas membersihkan masalah sebelum menjadi skandal publik. Jedburgh bukan sosok antagonis biasa. Ia sinis, cerdas, dan memahami betul permainan kotor di balik kekuasaan. Hubungan antara Thomas dan Jedburgh berjalan penuh ketegangan, namun juga dihiasi rasa saling menghormati.

Ancaman mulai datang silih berganti. Thomas dibuntuti, diserang, dan diperingatkan untuk berhenti. Orang orang di sekitarnya yang mencoba membantu ikut terancam. Namun kehilangan Emma telah menghapus rasa takut dalam dirinya. Duka berubah menjadi amarah yang terkontrol. Ia tidak lagi peduli pada konsekuensi pribadi selama kebenaran bisa terungkap.

Dalam proses ini, Thomas menemukan bahwa pembunuhan Emma bukanlah kesalahan sasaran. Emma adalah target sebenarnya. Ia mengetahui terlalu banyak dan berniat mengungkap semuanya. Fakta ini menghantam Thomas lebih keras dari peluru yang melukainya. Ia menyadari bahwa putrinya memilih risiko besar demi melindungi orang lain.

Konspirasi yang terungkap melibatkan pejabat pemerintah, kontraktor militer, dan perusahaan raksasa yang mengutamakan keuntungan di atas nyawa manusia. Setiap lapisan kekuasaan saling melindungi. Bukti dihilangkan, saksi dibungkam, dan kebenaran diputarbalikkan. Thomas harus bergerak cepat sebelum seluruh jejak menghilang.

Hubungan Thomas dan Jedburgh semakin kompleks. Keduanya berada di sisi yang berbeda dari sistem yang sama rusaknya. Jedburgh mengakui bahwa tugasnya adalah memastikan kekacauan tidak menyebar, meski itu berarti menutup kebenaran. Namun ia juga melihat tekad Thomas sebagai sesuatu yang jarang ditemui. Perlahan, batas antara kewajiban dan hati nurani mulai kabur.

Penyelidikan membawa Thomas ke fasilitas rahasia Northmoor yang dijaga ketat. Di sana, ia menemukan bukti nyata tentang praktik berbahaya yang telah berlangsung bertahun tahun. Data tersebut tidak hanya membuktikan kejahatan korporasi, tetapi juga keterlibatan pemerintah dalam menutupinya. Setiap langkah Thomas semakin mendekatkannya pada bahaya yang lebih besar.

Di tengah tekanan, ingatan tentang Emma terus menghantui Thomas. Kilas balik kebersamaan mereka memperkuat tekadnya. Emma bukan hanya korban, tetapi pemicu perubahan. Thomas mulai menyadari bahwa perjuangan ini adalah cara terakhirnya sebagai ayah untuk menghormati keberanian putrinya.

Konfrontasi demi konfrontasi terjadi. Thomas tidak lagi sekadar mencari keadilan pribadi, melainkan menantang sistem yang selama ini kebal hukum. Keputusan yang ia ambil berdampak luas dan memicu reaksi berantai yang tidak bisa dihentikan begitu saja.

Saat kebenaran mulai muncul ke permukaan, harga yang harus dibayar terasa semakin mahal. Thomas dihadapkan pada pilihan sulit antara keselamatan dirinya dan peluang untuk mengungkap semuanya. Di sisi lain, Jedburgh juga harus menentukan apakah ia akan terus menjadi alat sistem atau melakukan satu hal benar sebelum semuanya berakhir.

Di tengah dunia yang dipenuhi kepentingan gelap dan manipulasi, Thomas melangkah ke tepi paling gelap dari kebenaran. Ia tahu bahwa apa pun hasilnya, hidupnya tidak akan pernah sama. Namun pertanyaan terbesar tetap menggantung. Sejauh mana seseorang sanggup melawan kekuasaan demi menepati janji pada orang yang telah tiada?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel