Menjelang perayaan dua abad kemerdekaan Amerika Serikat, juara dunia tinju kelas berat Apollo Creed punya ide besar, menggelar pertandingan spektakuler di kota Philadelphia.

Sayangnya, rencana itu hampir batal ketika lawan yang seharusnya bertanding dengannya cedera tangan. Waktu tinggal lima minggu, dan semua petinju lain sudah punya jadwal atau tidak siap turun ring.

Daripada membatalkan pertarungan, Creed justru mengambil langkah, mencari petinju lokal untuk diberi kesempatan emas menantangnya di atas ring. Pilihannya jatuh pada Rocky Balboa, seorang petinju kidal berdarah Italia-Amerika yang hidupnya jauh dari gemerlap dunia olahraga.

Si 'Italian Stallion' ini sehari-hari bekerja sebagai penagih utang untuk mafia, dan hanya bertarung di gym kecil Philadelphia. Ketika promotor George Jergens mengabarkan bahwa Creed ingin melawannya, Rocky awalnya tak percaya.

Namun, dengan bayaran USD 150 ribu atau setara dengan Rp2,4 miliar dan kesempatan untuk membuktikan diri, ia akhirnya menerima tantangan itu. Latihannya pun dimulai, bukan dengan fasilitas canggih, tapi dengan cara- cara unik seperti memukul daging sapi di rumah pemotongan.