Dilansir dari bbc.com, film ini bercerita mengenai kisah nyata heroik yang jarang dibicarakan, penyelamatan ratusan tawanan perang Inggris dari kapal kargo Jepang, Lisbon Maru, di masa Perang Dunia II.

Tanggal 1 Oktober 1942, Lisbon Maru membawa 1.816 tawanan perang Inggris menuju Jepang. Tanpa tahu ada tawanan di dalamnya, kapal selam Amerika menembakkan torpedo dan mengenai kapal tersebut di lepas pantai Tiongkok. Menurut saksi selamat, pasukan Jepang justru mengunci para tawanan di ruang bawah sebelum melarikan diri.

Ketika kapal mulai tenggelam, tawanan Inggris berusaha kabur, tapi malah ditembaki pasukan Jepang. Hingga akhirnya, nelayan Tiongkok muncul sebagai pahlawan tak terduga, menyelamatkan 384 orang dari lautan. Peristiwa ini kemudian diabadikan dalam dokumenter The Sinking of the Lisbon Maru (2024), dan kini dibuat ulang sebagai film kolosal berjudul Dongji Rescue.

"Tidak diragukan lagi bahwa begitu armada nelayan Tiongkok muncul dan menjadi saksi, pasukan Jepang berhenti menembak dan mulai menolong para penyintas juga," kata Brian Finch.

Kesaksian mengharukan datang dari Jack Hughieson, anggota Angkatan Laut Kerajaan Inggris, yang masih mengingat jelas bagaimana para tawanan yang terjebak di kapal bernyanyi It’s A Long Way to Tipperary di tengah teriakan minta tolong. "Saya masih bisa mendengarnya sampai sekarang," ujarnya. "Di antara teriakan, jeritan minta tolong, ada nyanyian. Dari laut, terdengar suara pria-pria yang sedang menuju ajalnya."

Film ini bukan hanya tentang tragedi perang, tapi juga tentang keberanian dan solidaritas yang muncul di saat-saat paling gelap. Lalu, bagaimana rasanya jika kamu ada di posisi mereka, terjebak di antara hidup dan mati, dan hanya punya nyanyian untuk menahan rasa takut?