Saving Mr. Banks
Biography Comedy Drama

Saving Mr. Banks

2013 125 menit PG-13
8.3/10
Rating 7.5/10
Sutradara
John Lee Hancock
Penulis Skenario
Kelly Marcel Sue Smith
Studio
Walt Disney Pictures Ruby Films Essential Media & Entertainment

Los Angeles menyambut P.L. Travers (Emma Thompson) dengan cahaya matahari yang terasa terlalu cerah dan keramahan yang menurutnya berlebihan. Penulis asal London itu datang bukan dengan hati riang, melainkan dengan beban besar di pundaknya. Secara finansial, hidup Travers berada di titik genting. Rumahnya terancam, dan satu satunya aset berharga yang ia miliki adalah hak adaptasi novel Mary Poppins yang selama bertahun tahun ia jaga dengan keras. Ketika Walt Disney (Tom Hanks) kembali mengundangnya ke Amerika Serikat untuk membicarakan adaptasi film, Travers akhirnya mengalah, meski sejak awal ia sudah menyiapkan tembok pertahanan yang tinggi.

Travers adalah pribadi perfeksionis, kaku, dan sangat protektif terhadap karyanya. Ia datang dengan daftar keberatan yang panjang, dari cara karakter digambarkan hingga nada cerita yang menurutnya tidak boleh sembarangan diubah. Bagi Travers, Mary Poppins bukan sekadar kisah anak anak, melainkan cerminan pengalaman hidup dan luka masa kecil yang ia simpan rapat rapat. Karena itu, ia menolak keras ide ide yang dianggap terlalu ceria, apalagi jika melibatkan musik dan animasi.

Di sisi lain, Walt Disney memiliki pendekatan yang sangat berbeda. Ia melihat Mary Poppins sebagai cerita keluarga yang hangat dan penuh harapan. Disney berusaha keras meyakinkan Travers bahwa film ini bisa menjadi sesuatu yang indah tanpa merusak esensi cerita. Namun, pertemuan mereka sejak awal dipenuhi ketegangan. Travers merasa Disney terlalu santai dan tidak memahami kedalaman emosional novelnya. Sementara Disney melihat Travers sebagai penulis berbakat yang terjebak dalam ketakutan masa lalu.

Proses kreatif pun dimulai dengan suasana yang sering kali panas. Travers harus duduk bersama tim penulis skenario dan komposer, termasuk Don DaGradi (Bradley Whitford) dan duo musik Robert Sherman (B.J. Novak) serta Richard Sherman (Jason Schwartzman). Setiap ide yang muncul nyaris selalu ditolak Travers. Ia mengkritik dialog, menolak lagu lagu, bahkan keberatan dengan kata kata tertentu yang dianggap tidak pantas. Ketegangan ini membuat suasana ruang rapat terasa seperti medan perang yang dibungkus senyum profesional.

Di balik sikap kerasnya, Travers sebenarnya sedang berjuang melawan kenangan masa kecil yang terus menghantuinya. Film ini perlahan membawa penonton mundur ke masa kecilnya di Australia, ketika ia masih bernama Helen Goff. Hubungannya dengan sang ayah, Travers Goff (Colin Farrell), menjadi pusat luka emosional yang belum pernah sembuh. Ayahnya adalah pria penuh imajinasi dan kasih sayang, namun juga bergulat dengan alkoholisme dan kegagalan hidup. Sosok ayah inilah yang menjadi fondasi emosional dari karakter Mary Poppins.

Kenangan itu muncul berulang kali setiap Travers merasa karyanya disalahpahami. Baginya, mengubah Mary Poppins sama saja dengan mengkhianati ayahnya dan masa kecil yang pahit manis. Ketika Disney dan timnya menyarankan perubahan demi kebutuhan film, Travers merespons dengan kemarahan yang tampak berlebihan. Namun di balik itu, ada rasa takut kehilangan kendali atas satu satunya hal yang membuat hidupnya terasa berarti.

Disney, dengan caranya sendiri, mencoba menembus tembok itu. Ia tidak memaksa secara langsung, melainkan berusaha memahami alasan di balik penolakan Travers. Percakapan mereka perlahan berubah dari sekadar negosiasi bisnis menjadi dialog personal. Disney mengungkapkan masa kecilnya yang sulit dan bagaimana cerita menjadi pelarian sekaligus penyelamat. Dari sinilah benih empati mulai tumbuh, meski Travers belum sepenuhnya membuka diri.

Ketegangan mencapai puncaknya ketika Travers merasa suaranya diabaikan. Ia mulai menyadari bahwa proses adaptasi tidak sepenuhnya berada dalam kendalinya. Rasa dikhianati membuatnya ingin pulang dan membatalkan semuanya. Namun, keadaan finansial memaksanya bertahan. Di titik inilah konflik batin Travers semakin kuat, antara mempertahankan idealisme atau menerima kompromi demi kelangsungan hidup.

Perlahan, melalui kenangan masa lalu yang terus muncul, Travers dihadapkan pada kenyataan bahwa luka yang ia simpan terlalu lama telah membentuk cara pandangnya terhadap dunia. Ayahnya yang ia cintai ternyata juga sosok yang rapuh dan membutuhkan pengampunan. Pemahaman ini mulai mengubah cara Travers melihat adaptasi Mary Poppins. Ia menyadari bahwa cerita itu, pada akhirnya, adalah tentang menyembuhkan, bukan mengikat diri pada rasa sakit.

Hubungan Travers dan Disney mencapai titik emosional ketika Disney akhirnya memahami makna terdalam Mary Poppins bagi Travers. Ia menyadari bahwa ini bukan soal lagu atau animasi, melainkan soal seorang anak yang kehilangan figur ayah dan berusaha menyelamatkan kenangan tentangnya. Dengan pendekatan yang lebih personal, Disney menawarkan bukan sekadar film, tetapi kesempatan bagi Travers untuk berdamai dengan masa lalunya.

Ketika film Mary Poppins akhirnya diputar perdana, Travers duduk di antara penonton dengan perasaan campur aduk. Air mata yang mengalir bukan hanya karena film itu jadi seperti yang ia bayangkan, tetapi karena ia akhirnya melepaskan beban lama yang selama ini ia pikul sendiri. Adaptasi itu mungkin tidak sepenuhnya sesuai keinginannya, namun ia menyadari bahwa keindahan juga bisa lahir dari kompromi.

Saving Mr. Banks bukan sekadar kisah di balik layar sebuah film legendaris, melainkan perjalanan emosional seorang penulis yang belajar berdamai dengan luka, kenangan, dan perubahan. Di balik senyum Disney dan lagu lagu ceria, tersimpan proses panjang tentang memahami manusia, memaafkan masa lalu, dan menerima bahwa cerita bisa hidup dengan caranya sendiri. Apakah P.L. Travers benar benar merelakan Mary Poppins, atau justru menemukan kembali dirinya sendiri melalui proses yang ia lawan sejak awal?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Emma Thompson P.L. Travers
Tom Hanks Walt Disney
Annie Rose Buckley Ginty
Colin Farrell Travers Goff
Ruth Wilson Margaret Goff
Paul Giamatti Ralph
Bradley Whitford Don DaGradi
B.J. Novak Robert Sherman
Jason Schwartzman Richard Sherman
Lily Bigham Biddy