THE SHADOW IN MY EYE menghadirkan kisah drama perang yang emosional dengan deretan pemain seperti Alex Høgh Andersen, Fanny Bornedal, Danica Curcic, Alban Lendorf, hingga Susse Wold.

Film ini mengajak KLovers menyelami tragedi kemanusiaan di Denmark pada akhir Perang Dunia II, dengan sudut pandang yang dekat dengan kehidupan warga sipil, terutama anak- anak, yang harus menanggung luka batin akibat konflik bersenjata.

THE SHADOW IN MY EYE dibuka pada tahun 1945 ketika sebuah pesawat tempur Royal Air Force melakukan serangan udara di wilayah Denmark yang diduduki Jerman. Dalam sebuah kesalahan fatal, pesawat tersebut menembaki mobil yang ternyata berisi warga sipil, termasuk para pengiring pengantin.

Insiden tragis ini mengguncang banyak pihak, termasuk seorang remaja bernama Henry yang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung. Trauma berat membuat Henry kehilangan kemampuan berbicara dan hidup dalam ketakutan, terutama saat berada di ruang terbuka.

Demi memulihkan kondisi mentalnya, orang tua Henry mengirimnya ke Kopenhagen untuk tinggal bersama sepupunya, Rigmor. Di kota ini, Henry mulai perlahan beradaptasi dengan lingkungan baru dan berkenalan dengan Eva, sahabat Rigmor.

Keduanya bersekolah di Institut Jeanne d’Arc, sebuah sekolah Katolik berbahasa Prancis yang dikelola para biarawati di bawah kepemimpinan Sister Hanna. Dengan ketulusan dan empati, Rigmor dan Eva berusaha membantu Henry menghadapi traumanya, termasuk rasa takutnya terhadap langit terbuka yang selalu mengingatkannya pada suara pesawat tempur.

Di sisi lain, film ini juga menyoroti konflik batin Sister Teresa, seorang biarawati muda yang mulai meragukan imannya. Dalam upaya mencari pembuktian atas keberadaan Tuhan, Teresa justru terlibat hubungan terlarang dengan Frederik, seorang perwira HIPO yang bekerja untuk otoritas pendudukan Jerman. Hubungan ini menjadi simbol kegamangan moral di tengah situasi perang yang penuh tekanan.

Ketegangan cerita meningkat ketika pasukan RAF merencanakan Operation Carthage, sebuah misi berbahaya untuk mengebom Shellhus, markas Gestapo di Kopenhagen. Tujuannya adalah membebaskan para tahanan pejuang perlawanan Denmark dan menghancurkan dokumen rahasia Gestapo.

Namun, rencana ini menjadi dilema besar karena Jerman menahan sandera warga Denmark di gedung tersebut, membuat serangan udara berisiko menelan korban sipil kembali.