10 Drama Korea yang Mungkin Susah Diremake karena Punya Cerita dan Karakter Kuat

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

10 Drama Korea yang Mungkin Susah Diremake karena Punya Cerita dan Karakter Kuat
Drama Korea ikonik ini sulit diadaptasi ulang (credit:instagram.com/tvn_drama)

Kapanlagi.com - Di tengah popularitas global drama Korea, keinginan untuk mengadaptasi karya-karya tersebut ke berbagai versi internasional terus meningkat. Banyak serial yang akhirnya mendapatkan remake dalam bentuk lokal, dari Thailand hingga Amerika. Namun, tidak semua drama bisa dengan mudah direplikasi, terutama jika ceritanya begitu melekat pada budaya Korea.

Beberapa drama Korea tidak hanya sukses karena ceritanya, melainkan juga karena kombinasi unik dari setting, nilai budaya, hingga pesona para pemerannya. Remake tanpa mempertahankan elemen-elemen penting ini justru bisa merusak esensi cerita aslinya. Oleh sebab itu, ada beberapa K-drama yang sebaiknya dibiarkan orisinal dan tidak pernah di-remake.

Dari kisah cinta di zona demiliterisasi hingga satire dunia pendidikan Korea, berikut 10 drama Korea yang mungkin sulit, bahkan mustahil untuk dibuat ulang.

1. CRASH LANDING ON YOU

CRASH LANDING ON YOU mengisahkan pertemuan tak terduga antara seorang wanita Korea Selatan dengan tentara Korea Utara. Zona Demiliterisasi (DMZ) menjadi latar penting yang tidak bisa digantikan oleh konteks negara lain.

Drama ini juga sarat dengan nuansa nasionalisme dan ketegangan geopolitik yang spesifik terhadap Korea. Bahkan pesona mata Hyun Bin ikut memperkuat narasi emosional yang sulit ditiru dalam remake.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. GOBLIN

Drama GOBLIN membawa unsur mitologi Korea, reinkarnasi, hingga puisi menjadi satu cerita emosional. Karakter goblin berusia 939 tahun yang diperankan Gong Yoo menghadirkan nuansa eksistensial yang khas.

Jika diadaptasi, risikonya adalah mengubah makna cerita menjadi klise, seperti membuat karakter immortal yang belanja di supermarket biasa. Cita rasa budaya dalam GOBLIN adalah kunci keberhasilannya.

3. ITAEWON CLASS

ITAEWON CLASS bukan sekadar kisah tentang membangun restoran, melainkan perjuangan melawan ketidakadilan sosial di Korea. Masalah seperti diskriminasi rasial, identitas gender, dan ketimpangan kelas sangat terasa di dalamnya.

Ketika dipindahkan ke budaya lain, subtansi pemberontakan Saeroyi terhadap sistem sosial akan kehilangan kekuatan emosionalnya. Remake akan terasa hambar dan kurang relevan.

4. SKY CASTLE

SKY CASTLE menggambarkan obsesi terhadap pendidikan di Korea dengan sentuhan satire yang mendalam. Tekanan akademik ekstrem ini sangat khas di Korea dan jarang ada di negara lain.

Adaptasi ke budaya lain kemungkinan akan mengurangi intensitas ceritanya. Keseriusan akademik hingga menjadi skandal sosial adalah sesuatu yang hanya bisa hidup di dalam konteks Korea.

5. SIGNAL

SIGNAL menggabungkan elemen fiksi ilmiah dengan kasus kriminal nyata dari sejarah Korea, seperti kasus Hwaseong. Drama ini menggugah perasaan nasionalisme dan ingatan kolektif masyarakat.

Jika elemen historis tersebut dihilangkan, cerita kehilangan kedalaman emosionalnya. SIGNAL bukan sekadar drama kriminal, tapi juga refleksi atas luka masa lalu bangsa Korea.

6. MR. SUNSHINE

MR. SUNSHINE berlatar era Joseon dan bercerita tentang imperialisme serta kehilangan identitas nasional. Visualisasi sinematik dan narasi emosionalnya menjadi kekuatan utama.

Karakter utama yang merupakan seorang anak Korea menjadi tentara Amerika menciptakan dilema identitas yang sulit dipindahkan ke budaya lain. Menghapus latar sejarahnya berarti menghapus jiwanya.

7. MY MISTER

MY MISTER mengangkat hubungan emosional tanpa embel-embel romansa antara dua karakter yang lelah hidup. Drama ini menyajikan empati dalam bentuk yang paling murni.

Adaptasi barat cenderung bisa salah mengartikan hubungan ini menjadi romantis, padahal kekuatan MY MISTER justru ada pada nuansa ikatan manusia yang tulus. Kesalahpahaman ini bisa merusak seluruh cerita.

8. REPLY 1988

REPLY 1988 adalah surat cinta untuk masa kecil di Seoul era 1980-an. Setiap elemen, mulai dari Olimpiade Seoul hingga larangan menikah dengan nama marga sama, adalah bagian integral cerita.

Mencoba memindahkan kisah ini ke tempat lain akan menghilangkan rasa autentik yang menjadi daya tarik utamanya. Nostalgia lokal ini begitu mendalam sehingga sulit diterjemahkan.

9. EXTRAORDINARY ATTORNEY WOO

EXTRAORDINARY ATTORNEY WOO menceritakan seorang pengacara autis yang berusaha menavigasi dunia hukum dengan caranya sendiri. Kompleksitas budaya kerja Korea dan ekspektasi keluarga sangat terasa di sini.

Adaptasi internasional berisiko gagal menangkap kehalusan dinamika ini. Keunikan Woo Young-woo akan terasa berbeda jika dipindahkan ke konteks budaya lain.

10. THE GLORY

THE GLORY adalah drama balas dendam yang berbicara banyak tentang penindasan di sekolah dan obsesi masyarakat terhadap reputasi. Setiap langkah karakter utamanya mengandung kritik sosial tajam.

Jika diadaptasi, kritik sosial yang kontekstual ini bisa hilang atau terasa dipaksakan. Kekuatannya justru terletak pada bagaimana trauma masa kecil membentuk jalan hidup dalam norma sosial Korea.

Yuk, baca artikel seputar rekomendasi drama Korea lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

Rekomendasi
Trending