"ANNEMIE IN BUITENGEWESTEN' Kenalkan Budaya Asahan Kepada Dunia
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini merupakan warisan budaya sangat kaya. Nilai-nilai tersebut merupakan modal dasar dalam pembentukan jati diri dan karakter bangsa. "Oleh karena itu, diperlukan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal tersebut dengan cara menghidupkan kembali dan menempatkannya dalam konteks kekinian," tutur aktor senior dan budayawan Pong Hardjatmo, pada acara 'Bincang Kearifan Budaya Asahan', yang berlangsung di Rumah Seni Pemersatu Jiwa Humaniora Foundation, Kranggan Permai, Cibubur Jakarta.
Nilai-nilai tersebut, kata Pong, dapat dilihat dari tradisi berbagai suku bangsa di Indonesia, seperti budaya gotong-royong, budaya disiplin, budaya tepat waktu, rela berkorban, saling menghormati dan toleransi. "Kekayaan kultural ini harus menemukan bentuknya yang sesuai dengan kekinian. Sebab bila tidak ia hanya akan menjadi cerita masa lalu," tukasnya.
'Bincang Kearifan Budaya Asahan' ini menjadi salah satu rangkaian acara dalam upaya pelestarian budaya daerah 'Kenalkan Budaya Asahan Pada Dunia' yang digagas Komunitas Seni Pemersatu Jiwa dan Humaniora Foundation. Selain Pong Hardjatmo, hadir narasumber lain, di antaranya, aktor dan aktris senior, Dorman Borisman dan Yati Surachman, serta aktor, seniman dan budayawan asli putra daerah Asahan, Eddie Karsito.
Dorman Borisman dalam paparannya mengatakan, tentang pentingnya peran budaya dalam membangun sebuah negara. Dalam konteks budaya, kata Dorman, Asahan adalah wilayah yang sangat akomodatif dan terbuka. Selama berabad-abad wilayah ini menjadi destinasi bangsa-bangsa Eropa (Belanda) dan Asia (China, India), terutama Asia Tenggara yang menciptakan bentuk budaya baru (akulturasi).
"Dari sini terjadi dinamika hubungan antar etnik, antar bangsa, antar budaya, antar agama, meninggalkan jejak-jejak positif yang berpengaruh terhadap karakteristik bangsa. Misalnya pemahaman terhadap rasa persatuan, saling pengertian, toleransi, empati, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Keragaman dan keunikan budaya Asahan inilah kemudian mendorong para seniman Asahan yang tergabung di Seni Pemersatu Jiwa untuk memproduksi film layar lebar. "Bincang kearifan budaya Asahan ini menjadi titik awal rencana pembuatan film budaya yang syutingnya akan dilakukan di Asahan bulan Juli 2015 mendatang. Dibintangi para artis nasional, dan internasional populer, serta ratusan pemain lokal dari Kisaran, Tanjung Balai, Batubara, Labuhan Batu, dan Medan Sumatera Utara,” terang Eddie Karsito, yang bertindak sebagai sutradara dan penulis cerita.
Wah nampaknya film ini patut ditunggu, ya. Apakah akan mampu saingi BULAN DI ATAS KUBURAN dan TOBA DREAMS yang berlatar di Danau Toba? Kita tunggu saja.
Jangan Lewatkan
Telan Dana 20M, Anggy Umbara Beri Sekuel 'COMIC 8' Banyak Kejutan
Indro Warkop: Sekuel 'COMIC 8' Banyak Kejutan, Lebih Dahsyat!
Miris, Isi Suara Hampir 30 Tahun Maria Oentoe Tak Dapat Royalti
Terus Dirundung Kesialan, Gimana Nasib Kisah Cinta Joe Taslim?
Wajib Tahu, Ini Alasan Glenn Fredly Ketagihan Jadi Produser Film
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
(kpl/tch)
Fitrah Ardiyanti
Advertisement