Film DENIAS Tarik Simpati Warga Asing

Penulis: Anton

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Film DENIAS, SENANDUNG DI ATAS AWAN yang diputar di Asia-Europe Institute Universiti Malaya, Selangor, Senin (19/1) malam, dalam acara pekan apresiasi film Indonesia yang diadakan KBRI Kuala Lumpur, memukau masyarakat internasional di Malaysia."Sejujurnya saya sangat gembira bisa menyaksikan film ini. Saya menjadi tahu bagaimana kehidupan di Papua sebagai salah satu bagian dunia. Saya dapat mengetahui salah satu kehidupan di sebuah pulau Indonesia," kata Susanne Lenz, dari Goethe Institute, Senin malam, di Selangor.Lenz merupakan salah satu dari warga asing di Malaysia yang menyaksikan film DENIAS, satu dari tiga film yang akan diputar dalam pekan apresiasi film Indonesia. Selain DENIAS akan diputar juga film OPERA JAWA dan JANJI JONI. Hampir setengah pengunjung yang memenuhi aula pusat kajian Asia Eropa itu adalah warga asing, yaitu para staf kedutaan asing, dosen pengajar dan mahasiswa Asia Europe Institute di Universiti Malaya (UM) dan sisanya para mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Malaysia.Lenz mengaku terharu dengan film DENIAS, sebuah kisah nyata yang menceritakan kuatnya keinginan belajar anak suku Moni bernama Denias Koibur, di pedalaman Papua, hingga ia sukses melanjutkan studinya di Australia."Kisah nyata anak pedalaman yang punya keinginan kuat untuk belajar," katanya."Saya jadi ingin ke Papua suatu hari karena melihat alamnya yang indah dan masih asli setelah melihat film itu," tambah dia. Ia mengaku akan menonton lagi film OPERASI JAWA karya Garin Nugroho.Wakil Chancellor Universiti Malaya, Prof Dr Mohamad Amin Jalaluddin, mengaku juga terpukau dan terharu menonton film itu."Luar biasa ada seorang anak pedalaman di Papua yang punya keinginan kuat belajar hingga keluar dari kampungnya berjalan jauh hingga empat hari hanya untuk bisa sekolah," katanya."Ide filmnya bagus, jalan ceritanya juga dibuat bagus ditambah dengan gambar keindahan Papua membuat film ini benar-benar memukau dan dapat membantu para mahasiswa yang studi di kajian Asia-Eropa ini agar dapat memahami masyarakat Asia melalui film, bukan saja melalui bahan bacaan," kata Mohd Amin.Sementara itu, Nia Zulkarnaen yang turut hadir pada acara itu, mengatakan kepada pers, "Saya sangat senang dan bangga bahwa film ini bisa dilihat oleh warga internasional di Malaysia. Beda perasaannya jika film ini ditonton oleh masyarakat Indonesia dan warga asing di luar negeri," kata Nia, yang didampingi suaminya Ari Sihasale.Tuan RumahDubes RI untuk Malaysia, Dai Bachtiar, mengatakan kepada para penonton bahwa film-film Indonesia kini bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri dan berhasil bangkit setelah masa suram era tahun 1990an dimana film-film Hollywood dan Hongkong merajai hampir semua gedung perfilman Indonesia."Tekad dan kerja keras seluruh insan film Indonesia membuat film Indonesia kini kembali bangkit dengan munculnya karya film-film berkualitas," katanya.Film, kata mantan Kapolri itu, mencerminkan kebudayaan suatu bangsa karena film menggambarkan berbagai aspek kehidupan, realitas dan gaya hidup masyarakat suatu negara, kata Dai ketika membuka acara pekan apresiasi film Indonesia itu. 

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(kpl/bun)

Editor:

Anton

Rekomendasi
Trending