Kontroversi Yang Menyertai FFI Dari Tahun ke Tahun
Diperbarui: Diterbitkan:
Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif Ukus Kuswara. Sumber: muvila.com
Kapanlagi.com - Festival Film Indonesia 2012 telah terlaksana di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu (08/12). Malam puncak penganugerahan Piala Citra tersebut berlangsung meriah dengan dihadiri para selebriti baik yang masuk nominasi atau pun undangan.
Gelaran tersebut berakhir dengan kemenangan film TANAH SURGA... KATANYA, sebagai Film Terbaik. Film garapan Herwin Novianto tersebut dipilih menjadi yang terbaik dari kelima nominator lainnya yang juga bagus.
Terlepas dari penyelenggaraannya yang meriah di Kota Gudeg tersebut, nyatanya FFI tahun ini juga tak luput dari kritik masyarakat, terutama pekerja film yang menyayangkan besarnya biaya untuk acara yang demikian. Bayangkan 16 miliar habis untuk gelaran yang satu ini.
Tidak hanya tahun ini saja, ternyata banyak kontroversi yang terjadi dalam penyelenggaraan FFI. Beberapa fakta berikut rasanya tepat untuk diberi perhatian.
Â
1. FFI 1955 di Jakarta
Film LEWAT DJAM MALAM yang baru saja kita nikmati hasil restorasinya ternyata pernah jadi kontroversi karena tidak dimenangkan pada awalnya.
Dalam FFI pertama ini, film karya Lilik Sudjio, TARMANIA dimenangkan oleh dewan juri. Keputusan tersebut dinilai tidak berimbang. Kritikus menilai ada film yang mutunya jauh lebih baik dari TARMANIA. Akhirnya FFI menetapkan LEWAT DJAM MALAM sebagai film terbaik.
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
2. FFI 1960 Jakarta
Film Pedjuang karya Umar Ismail mulanya digadangkan sebagai Film Terbaik. Lagi-lagi, dewan juri memberikan penghargaan tersebut kepada film lain yakni, TURANG karya Bacthiar Siagian.
Usmar Ismail memilih untuk tak mengikutkan karya-karyanya lagi dalam FFI setelah ajang tahun 1960 ini.
3. FFI 1967 dI Jakarta
Dewan juri kembali membuat keputusan mengejutkan. Mereka menguumkan bahwa pada ajang FFI tahun tersebut tidak ada film yang dinobatkan sebagai Film Terbaik.
4. FFI 1977 di Jakarta
Lagi-lagi juri mengumumkan tidak ada pemenang untuk karya film terbaik. Keputusan itu jelas membuat kecewa banyak pihak. Terlebih di tahun tersebut Sjuman Djaya sukses lewat film SI DOEL ANAK MODERN dan mendapat piala Sutradara Terbaik.
5. FFI 1980 di Semarang
Film YUYUN PASIEN RUMAH SAKIT JIWA dimasukkan nominasi sebagai film cerita panjang. Banyak yang memprotes keputusan tersebut lantaran film karya Arifin C Noer dibuat dengan izin sebagai film pendek.
6. FFI 1984 di Yogyakarta
Entah kesalahan panitia atau memang disengaja, namun pada ajang tahun ini tak ada film yang mendapat predikat Film Terbaik. Harmoko, Menteri Penerangan yang saat itu ditunjuk untuk membacakan penghargaan karya film terbaik tak jadi membacakan pemenang karena mengaku mendapat amplop kosong.
Dewan juri mengaku sudah menetapkan karya film terbaik sebelumnya.
7. FFI 2006 di Jakarta
Film EKSKUL garapan Nayato Fio Nuala keluar sebagai Film Terbaik dengan menyabet tiga piala Citra sekaligus. Keputusan ini langsung diprotes sebab film tersebut dirasa banyak melanggar hak cipta dan melakukan plagiat dengan memakai musik ilustrasi dari film-film Hollywood.
Akhirnya, Deddy Mizwar selaku Ketua BP2N membatalkan kemenangan film tentang teror anak sekolah kepada teman-temannya karena sering dibully.
8. FFI 2008 di Bandung
Sebagai bentuk protes atas FFI, LASKAR PELANGI garapan Riri Riza yang jadi best seller dan digarap secara apik tak diikutsertakan dalam FFI.
Dua film lain, AYAT-AYAT CINTA dan DOA YANG MENGANCAM gagal masuk nominasi karena dianggap kurang memenuhi syarat.Â
9. FFI 2010 di Jakarta
Dua film bagus yang diproduksi tahun ini, SANG PENCERAH (Hanung Bramantyo) dan DARAH GARUDA tak diloloskan masuk FFI. Alasannya? DARAH GARUDA disutradarai oleh orang non Indonesia sedang SANG PENCERAH dinilai tak menyertakan fakta sejarah yang akurat.
10. FFI 2011 di Jakarta
MASIH BUKAN CINTA BIASA garapan Benny Setiawan dinilai beberapa kalangan tak pantas masuk 5 besar film terbaik mengingat lawan-lawannya adalah SANG PENARI, TENDANGAN DARI LANGIT, THE MIRROR NEVER LIES, dan TANDA TANYA.
(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)
(muv/dka)
Mahardi Eka Putra
Advertisement
