Furiosa: A Mad Max Saga
Action Adventure Sci-Fi

Furiosa: A Mad Max Saga

2024 148 menit R
8.3/10
Rating 7.5/10
Sutradara
George Miller
Penulis Skenario
George Miller Nick Lathouris
Studio
Warner Bros. Domain Entertainment (II) Kennedy Miller Mitchell

FURIOSA: A MAD MAX SAGA, Kisah Epik Perempuan Tangguh dari Padang Tandus

KLovers, siapa yang masih belum move on dari Mad Max: Fury Road? Nah, kali ini George Miller balik lagi dengan kisah yang nggak kalah gila dan megah lewat Furiosa: A Mad Max Saga. Film ini jadi prekuel dari Fury Road dan mengupas masa lalu sang karakter legendaris, Imperator Furiosa. Tapi bukan cuma soal aksi dan ledakan besar, film ini juga menyuguhkan perjalanan emosional yang penuh luka, dendam, dan kekuatan perempuan di dunia pasca-kiamat yang brutal.

Dengan Anya Taylor-Joy memerankan versi muda Furiosa, dan Chris Hemsworth tampil total sebagai villain karismatik nan kejam bernama Dementus, film ini berhasil menghadirkan tontonan yang intens sekaligus indah secara visual. Yuk, kita bahas bareng kisahnya!

Bab 1: Dari Surga yang Hilang ke Neraka di Gurun

Film dimulai di Australia, beberapa dekade setelah dunia hancur akibat perang dan krisis sumber daya. Di tengah kehancuran itu, masih ada satu tempat hijau bernama "Green Place of Many Mothers", tempat kecil yang masih punya air dan tanaman. Di sinilah Furiosa kecil tumbuh bersama ibunya, Mary Jabassa.

Suatu hari, sekelompok geng motor liar bernama Roobillies menemukan tempat itu. Mereka menculik Furiosa, dan membawanya kepada bos besar mereka, Dementus, pemimpin Biker Horde yang gila kekuasaan tapi punya karisma beracun. Mary mencoba menyelamatkan anaknya, tapi akhirnya ditangkap dan disalib di depan mata Furiosa. Adegan ini jadi momen paling menyakitkan sekaligus titik balik bagi si kecil Furiosa.

Dementus yang juga menyimpan trauma masa lalu, justru "mengadopsi" Furiosa dan memperlakukannya seperti anak sendiri. Tapi Furiosa tahu, suatu hari ia harus kabur dan kembali ke rumahnya. Ia menato peta menuju Green Place di lengannya, sebagai pengingat tujuan hidupnya.

Bab 2: Tumbuh di Dunia Kekerasan

Beberapa waktu kemudian, Dementus mencoba menaklukkan The Citadel, benteng megah milik Immortan Joe, penguasa legendaris yang dikenal dari Fury Road. Tapi pasukan Dementus kalah telak. Tidak kehabisan akal, Dementus mengambil alih Gastown, sumber minyak yang sangat penting bagi Citadel.

Dalam kesepakatan yang tegang, Joe memberi Dementus kendali atas Gastown, tapi menuntut agar Organic Mechanic dan Furiosa diserahkan kepadanya. Sejak saat itu, hidup Furiosa berubah total. Ia dipenjara bersama para "istri" Joe di ruang bawah tanah Citadel.

Ketika putra Joe, Rictus, mulai tergila-gila padanya, Furiosa merencanakan pelarian nekat. Ia memotong rambutnya, membuat wig dari sisa rambut, dan menyamar sebagai War Boy yang bisu. Bayangkan, selama lebih dari sepuluh tahun ia hidup dengan identitas palsu, bekerja keras, dan perlahan naik pangkat di pasukan Immortan Joe.

Bab 3: War Rig dan Mimpi Kebebasan

Setelah bertahun-tahun, Furiosa akhirnya dipercaya membantu membangun kendaraan tempur raksasa bernama War Rig. Mobil truk tangki bersenjata ini menjadi simbol kekuatan Citadel dan kunci logistik di dunia yang sudah porak-poranda.

Di sinilah Furiosa bertemu Praetorian Jack, pengemudi terbaik Citadel. Keduanya jadi partner sekaligus sekutu. Tapi kebersamaan mereka diuji saat The Octoboss, tangan kanan Dementus, melakukan pengkhianatan besar. Serangan brutal terjadi di gurun, dan keduanya harus bertarung melawan gerombolan pembunuh demi bertahan hidup.

Setelah pertempuran, Jack melihat potensi besar dalam diri Furiosa. Ia menawarkan untuk melatihnya agar bisa kabur, dengan syarat Furiosa harus membantunya membangun tim baru. Dari sinilah hubungan mereka berubah dari sekadar kerja sama menjadi ikatan yang lebih dalam, sesuatu yang langka di dunia sekejam itu.

Bab 4: Luka, Dendam, dan Kekuatan Baru

Furiosa akhirnya naik pangkat menjadi Praetorian, tangan kanan Jack. Mereka merencanakan pelarian ke Green Place, tapi nasib berkata lain. Ketika Citadel memutuskan menyerang Gastown, Jack dan Furiosa dikirim untuk mengambil amunisi di Bullet Farm. Tanpa disangka, tempat itu sudah dikuasai Dementus.

Pertempuran besar pun terjadi. Jack tertangkap dan diseret hingga mati, sementara Furiosa terjebak di mobil terguling dengan lengannya terjepit. Dalam adegan yang bikin ngeri tapi heroik, Furiosa memotong lengannya sendiri agar bisa lolos. Tato peta yang selama ini ia jaga pun hilang bersama bagian tubuhnya. Tapi kehilangan itu justru menjadi simbol kelahiran baru: Furiosa yang sekarang bukan lagi korban, tapi pejuang sejati.

Ia kembali ke Citadel dengan tangan prostetik mekanik yang jadi ciri khasnya. Bersama penasihat Joe, The People Eater, ia menyusun rencana untuk menjebak Dementus. Dalam serangan yang spektakuler, pasukan Joe menghancurkan Biker Horde, dan Dementus pun ditangkap.

Bab 5: Balas Dendam yang Tenang

Furiosa akhirnya berhadapan langsung dengan Dementus, pria yang menghancurkan hidupnya. Tapi alih-alih membunuhnya dengan cepat, Furiosa memilih cara yang lebih simbolis. Ia mengubur Dementus hidup-hidup di Citadel dan menjadikannya pupuk untuk menumbuhkan pohon persik dari biji yang diberikan ibunya dulu.

Adegan ini nggak cuma menegaskan betapa kuatnya Furiosa, tapi juga menunjukkan filosofi film ini: dari kehancuran bisa tumbuh kehidupan baru.

Sebagai penghargaan atas keberaniannya, Immortan Joe memberi gelar "Imperator Furiosa" dan mempercayakan War Rig baru kepadanya. Dalam adegan terakhir, Furiosa bertemu dengan lima "istri" Joe dan memperlihatkan buah persik hasil pohon itu. Malam berikutnya, kelima istri itu bersembunyi di War Rig, awal dari kisah Mad Max: Fury Road.

Syuting film ini dilakukan di berbagai lokasi di Australia dari Mei hingga Oktober 2022. George Miller benar-benar total. Adegan pertempuran di War Rig bahkan butuh 78 hari pengambilan gambar dan melibatkan hampir 200 pemeran stunt setiap harinya.

Kamera juga lebih sering menggunakan one take panjang dibanding potongan cepat seperti Fury Road, membuat adegan aksi terasa lebih nyata dan intens. Pencahayaan jadi tantangan tersendiri karena cuaca ekstrem di gurun, tapi tim sinematografer Simon Duggan berhasil mengakalinya dengan lampu-lampu besar yang meniru sinar matahari.

Perjuangan Anya Taylor-Joy di Balik Layar

Anya Taylor-Joy mengakui kalau perannya sebagai Furiosa adalah tantangan terbesar sepanjang kariernya. Dengan hanya sekitar 30 baris dialog di sepanjang film, ia harus mengandalkan ekspresi dan bahasa tubuh untuk menyampaikan emosi.

"Saya belum pernah merasa sepi seperti saat membuat film ini," katanya jujur. Tapi justru di situlah kekuatan akting Anya bersinar. Ia berhasil menampilkan sosok Furiosa yang keras di luar tapi rapuh di dalam, manusia yang dibentuk oleh penderitaan.

George Miller sendiri dikenal perfeksionis. Anya bahkan bilang, sang sutradara bisa meminta aktor menjelaskan alasan di balik setiap pilihan akting "ribuan kali" sampai benar-benar yakin. Hasilnya? Akting Anya terasa otentik dan penuh energi, membuat penonton bisa merasakan setiap luka dan amarah yang membentuk karakter Furiosa.

Furiosa: A Mad Max Saga bukan cuma prekuel yang menjelaskan asal-usul karakter ikonik. Ia adalah kisah tentang kehilangan, pembalasan, dan kebangkitan. Dengan visual spektakuler, aksi yang memacu adrenalin, dan emosi yang dalam, film ini membuktikan kalau dunia Mad Max masih punya banyak cerita menakjubkan untuk dibagikan.

Buat kamu yang suka film aksi dengan karakter perempuan kuat dan pesan kemanusiaan yang dalam, Furiosa wajib banget kamu tonton, KLovers. Siap-siap terpukau, dan mungkin juga tersentuh, oleh kekuatan seorang wanita di tengah dunia yang nyaris tanpa harapan.

Anya Taylor-Joy Furiosa
Chris Hemsworth Dementus
Tom Burke Praetorian Jack
Alyla Browne Young Furiosa
George Shevtsov The History Man
Lachy Hulme Immortan Joe
John Howard The People Eater
Angus Sampson Organic Mechanic
Charlee Fraser Mary Jabassa
Elsa Pataky Vuvalini General

Jadwal Film