Melalui 'DILAN 1990', Fajar Bustomi Ingin Bangkitkan Nostalgia Kisah Cinta Klasik

Diterbitkan 15 Desember 2017 09:30 WIB

Fajar Bustomi, Sutradara 'DILAN 1990'. (Credit: KapanLagi.com/Budy Santoso)

Kapanlagi.com - Diangkat dari novel remaja populer di Indonesia, film DILAN 1990 tentu saja menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Setelah trailer film diluncurkan secara serentak pada tanggal 13 Desember 2017 lalu, Fajar Bustomi selaku sutradara pun menyampaikan rasa syukur dan terimakasihnya kepada para penggemar yang telah setia menanti film tersebut.

"Makasih udah datang. Saya pengen berbagi kebahagiaan saya setelah syuting DILAN 1990. Hampir 25 hari full di Bandung, 1 hari di TVRI Jakarta. Sebenarnya banyak pembaca dan fansnya Iqbaal tapi baru hari ini bisa dilihat. Sebenarnya kita pengen ngasih sesuatu yang pas, tidak spoiler dan mau datang ke bioskop," ungkap Fajar saat preskon trailer dan poster film Dilan di XXI Lippo Mal Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/12).

Diakui oleh Fajar, sejak pertama kali ditunjuk oleh MAX Pictures untuk menggarap film DILAN 1990, dirinya begitu bersemangat. Lantaran, sejak membaca novel tersebut, ia sudah ingin mengangkatnya ke layar lebar. "Dari awal emang pingin banget ngejar-ngejar ini, nggak tahu tiba-tiba surprise aja," jelas pria berusia 35 tahun tersebut.

Fajar berharap film 'DILAN 1990' dapat menjadi tontonan favorit di dua generasi. (Credit: KapanLagi.com/Budy Santoso)

Meskipun begitu, Fajar tidak mengharapkan ekspektasi apapun tentang film tersebut. Baginya, yang terpenting adalah ia sudah bekerja semaksimal mungkin dan mengerjakan film tersebut dengan hati. "Selebihnya, saya serahin ke teman-teman yang nonton," tambahnya.

Mengangkat film dengan tema 90'an membuat Fajar ingin membangkitkan kembali memori-memori yang telah dilalui semasa ia SMA. Menurutnya, dengan setting dan latar belakang yang dibuat jadul, film DILAN 1990 bisa menggaet segmentasi yang lebih luas. Tidak hanya anak remaja masa kini, namun juga orang-orang yang pernah merasakan kisah cinta di tahun 90'an.

"Mudah-mudahan dengan adanya dua generasi ini bisa bikin film remaja yang sukses sepanjang masa. Lewat film ini bisa ngingetin saya yang udah berumur, 'Oh ternyata gue kayak gitu ya waktu SMA' telepon pakai koin, bisa bikin rindu," pungkasnya.