'RUMAH DI SERIBU OMBAK' Dekati Penonton Dengan Pluralisme

'RUMAH DI SERIBU OMBAK' Dekati Penonton Dengan Pluralisme Foto. Winmark Film

Kapanlagi.com - RUMAH DI SERIBU OMBAK tayang serentak mulai Kamis (30/8). Film tersebut diadaptasi dari novel yang ditulis oleh Erwin Arnada.
Meski kehadiran novel tersebut belum selaris PERAHU KERTAS, novel RUMAH DI SERIBU OMBAK juga mengumpulkan penggemar fanatik.
"Novel ini kumpulkan penggemar fanatik. Mereka begitu mengidolakan tokoh-tokoh di dalamnya, terutama Wayan Manik. Inilah sesungguhnya modal dasar bagi sebuah film merebut hati penonton." Terang Ichwan Persada yang kembangkan naskah bersama Erwin Arnada dan Jujur Prananto.
Lalu menurut Ichwan, apa hal menarik dari film ini? "Film ini menggabungkan dua aspek penting yang biasanya ada dalam film inspiratif: yaitu persahabatan dan upaya meraih mimpi. Yang lebih istimewa lagi karena persahabatan itu terjadi antara bocah Muslim dan Hindu di Singaraja dan digambarkan dengan cukup detil."
Drama besutan Erwin Arnada tersebut menggunakan semangat pluralisme sebagai benang merah filmnya.  Unsur itulah yang digunakan sebagai modal utama tarik minat penonton.
"Bisa jadi penonton bosan disuguhi tema yang itu-itu saja dan RUMAH DI SERIBU OMBAK bisa merespon keinginan itu. Rasanya belum ada film Indonesia kontemporer yang mengambil lokasi di Singaraja, Bali. Di sana khas karena menjadi daerah di Bali dengan warga Muslim terbanyak."

(kpl/abs)

Rekomendasi
Trending