Review 'HOW TO TRAIN YOUR DRAGON', Remake Apik Dari Film Ikonis 15 Tahun Silam
Diperbarui: Diterbitkan:

YouTube/Universal Pictures
Kapanlagi.com - SPOILER ALERT!!! JANGAN BACA ARTIKEL INI KALAU BELUM NONTON ATAU JIKA TAK INGIN MENDAPAT SPOILER !!!
HOW TO TRAIN YOUR DRAGON (2025) adalah remake live-action dari film animasi dengan judul yang sama di tahun 2010 lalu. Sebelum nonton film ini, ekspektasi penulis cukup tinggi lantaran HOW TO TRAIN YOUR DRAGON (2010) yang tayang 15 tahun silam begitu ikonis, membekas di hati para penonton (termasuk penulis), hingga mencetak skor kritikus 99 persen di Rotten Tomatoes.
Ekspektasi mulai bertemu dengan realita setelah melihat aksi dan petualangan Hiccup bersama Toothless (naga ompong yang lucu) dalam wujud live-action. Remake ini mampu menerjemahkan makna harfiah live-action, yakni menghadirkan versi animasinya menjadi nyata.
Advertisement
Sebagai informasi, waralaba How To Train Your Dragon adalah bagian dari DreamWorks Animation. Mereka telah menggarap tiga film animasi: HOW TO TRAIN YOUR DRAGON (2010), HOW TO TRAIN YOUR DRAGON 2 (2014), dan HOW TO TRAIN YOUR DRAGON: THE HIDDEN WORLD (2019).
1. Identik Dengan Film Aslinya
Sejumlah scene penting dalam HOW TO TRAIN YOUR DRAGON (2025) menerapkan format shot-for-shot adaptation atau dibuat secara identik, nyaris plek ketiplek dengan aslinya.
Hal ini merupakan dua sisi uang logam. Di satu sisi, pemilihan format ini terlihat terlalu main aman, membosankan, dan minim improvisasi. Belakangan, banyak remake yang mengeksplorasi sumber asli dengan perubahan premis, casting, hingga menghadirkan twist baru.
Namun, di sisi lain hal ini membuat penonton dibuat nostalgia dengan film 2010 silam yang sangat ikonis dan membekas di hati para penonton.
(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)
2. Mempertahankan Para Sosok di Balik Layar
Dean DeBlois, sutradara dan penulis versi animasi, kembali memikul tanggung jawab yang sama untuk versi live-action. Ia menggandeng Bill Pope sebagai sinematografer.
Diberi kontrol penuh, DeBlois memanfaatkan pertambahan durasi dari 98 menit di versi animasi menjadi 125 menit untuk live-action dengan baik. Durasi hampir setengah jam itu dimanfaatkan untuk menambahkan detail yang bikin film ini makin menarik.
Selain itu, film ini juga kembali melibatkan John Powell sang komposer yang dulu memberikan sentuhannya di HOW TO TRAIN YOUR DRAGON (2010). Tak jauh berbeda dengan DeBlois, Powell hanya tinggal membawa resep scoring dari medium animasi ke live-action untuk mengulang kesuksesannya.
Advertisement
3. Detail yang Makin Memanjakan Mata
DeBlois mengambil keputusan cemerlang dengan mengajak kerjasama rekan lamannya. Bill Pope, dengan jejak menterengnya sebagai pengarah visual, mampu mengangkat How to Train Your Dragon ke level yang lebih tinggi.
Pulau fiksi Berk terlihat makin indah dengan detail yang ciamik, mulai dari kostum bangsa Viking, detail desanya, hingga tekstur naga-naga yang terlihat nyata.
4. Kolaborasi Apik
Kerja hebat orang-orang di balik layar itu dibalas dengan apik oleh para pemeran film ini. Mason Thames, sang pemeran Hiccup, tampil gemilang sebagai pusat karakter utama.
Penampilan Mason Thames juga diimbangi para pemeran karakter muda lainnya, seperti Nico Parker yang menjadi Astrid Hofferson, Nick Frost sebagai Gobber the Belch. Kolaborasi para aktor tersebut membuat film makin hidup.
5. Gerard Butler
Gerard Butler pun kembali memerankan karakter Stoick the Vast, kepala suku Berk sekaligus ayah Hiccup. Pria 55 tahun menjadi satu-satunya pengisi suara film animasi 15 tahun silam yang kembali bergabung untuk versi live-action.
Butler membintangi ketiga film HTTYD sebagai Stoick. Ia menjadi karakter penting dalam trilogi tersebut, terutama karena hubungannya dengan Hiccup yang berkembang sepanjang waktu.
6. Rating
Film ini menyuguhkan nostalgia sebagai hidangan utama. Sejumlah penambahan detail dihadirkan untuk mendukung plot utama yang sudah ciamik bahkan untuk ditonton lebih dari sekali. Film ini direkomendasikan untuk ditonton sebagai sajian liburan sekolah bagi keluarga yang punya anak dan remaja.
Editor Rating: 8/10
Berita Lainnya
Review 'GJLS: IBUKU IBU-IBU', Komedi Lengkap yang Dekat Dengan Kehidupan Sehari Hari Masyarakat Indonesia
Review Film 'KARATE KID: LEGENDS', Pertarungan Li Fong di New York Didukung Tuan Han & Daniel LaRusso
Review Film 'MISSION: IMPOSSIBLE - THE FINAL RECKONING', Ethan Hunt Makin di Luar Nalar - Ada Aktor yang Comeback!
[REVIEW] 'SQUID GAME Season 2', Tetap Brutal dan Menegangkan Meski Alur Cenderung Lambat
(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)
(kpl/ums)
Umar Sjadjaah
Advertisement