Ade Fitrie Ingatkan Bahaya Tekanan Gaya Hidup pada Mental Anak, Sindir Para Influencer yang Suka Flexing
Ade Fitrie Kirana tekankan bahaya tren flexing (Credit: Dokumentasi Pribadi)
Kapanlagi.com - Fenomena 'flexing' yang dilakukan para influencer dan kini sedang jadi tren di sosial media ternyata punya dampak negatif bagi mental anak-anak dan remaja. Ade Fitrie Kirana yang merupakan aktivis sosial dan konsisten membela hak perempuan dan anak menegaskan perlunya perhatian serius dari orang tua, sekolah, dan pemerintah terkait hal ini.
"Anak-anak mudah terpapar konten yang menampilkan gaya hidup mewah dan konsumtif. Mereka menilai kesuksesan atau kebahagiaan dari hal-hal material yang mereka lihat di media sosial, dan ini bisa memicu kecemasan, rendah diri, bahkan stres kronis," ungkap Ade dalam sebuah diskusi daring.
Trend Flexing ini biasanya mencakup hal-hal seperti pamer gaya hidup mewah hingga konsumsi berlebihan. Dan hal itu, menurut Ade, bisa berpotensi menimbulkan tekanan psikologis pada anak-anak dan remaja karena mereka secara tidak langsung akan mencoba mengikuti standar yang seringkali tidak realistis.
Advertisement
1. Tekanan Mental dari Gaya Hidup Flexing
Lebih lanjut, Ade menekankan bahwa pengaruh ini tak hanya soal keuangan keluarga yang menjadi boros, tetapi juga membentuk persepsi mental anak.
"Ketika anak-anak merasa mereka harus meniru atau memiliki hal yang sama, muncul tekanan yang nyata. Mereka bisa kehilangan rasa puas dengan apa yang dimiliki, dan ini berdampak pada mental dan hubungan sosial," jelasnya.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Inisiatif Literasi Digital untuk Anak dan Orang Tua
Sebagai langkah konkret, Ade Fitrie Kirana menginisiasi program literasi digital untuk anak dan orang tua, yang mengajarkan cara memilah konten, memahami tekanan sosial, dan mengembangkan kebiasaan konsumsi media yang sehat.
"Kami mendorong anak dan orang tua untuk mendiskusikan konten yang mereka lihat, menanyakan apa yang sehat dan apa yang berisiko bagi psikologis mereka," imbuhnya.
3. Minta Pemerintah Perkuat Regulasi Iklan dan Promosi Produk
Ade juga menyerukan agar pemerintah memperkuat regulasi mengenai iklan dan promosi produk yang ditujukan untuk anak, serta mendorong platform media sosial untuk menyediakan fitur proteksi anak lebih baik.
"Perlindungan anak tidak hanya di rumah, tetapi juga di ruang digital. Kita harus memastikan anak bisa menikmati dunia maya tanpa tertekan oleh standar palsu," pungkasnya.
Dengan pendekatan ini, Ade berharap anak-anak dapat tumbuh dengan kesadaran digital yang sehat, lebih percaya diri, dan terhindar dari tekanan yang datang dari pengaruh gaya hidup influencer yang tidak realistis.
Berita ini juga nggak kalah menarik!
Verrell Bramasta Jadi Garda Terdepan Bela Atlet Disabilitas di Tengah Isu Penyalahgunaan Dana
Ria Ricis Tembus Jalur Berlumpur Saat Bantu Korban Banjir Bandang di Padang
Hasil Penjualan Perhiasan Rancangan Desainer Lady Gaga Ini Disumbangkan untuk Bangun Sekolah di NTT
Taufiq LIDA Ungkap Beratnya Medan Bencana Aceh, Lumpuh Total
Gus Miftah Tunjukkan Aksi Nyata Bantu Warga Terdampak Bencana di Sumatera, Donasi Pribadi Rp 1 Miliar
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
Berita Foto
(kpl/gtr)
Advertisement
