Fiersa Besari Ungkap Seberapa Bahaya Pendakian di Puncak Carstensz, Tebing Curam hingga Rentan Hipotermia

Penulis: Febi Anindyakirana

Diterbitkan:

Fiersa Besari Ungkap Seberapa Bahaya Pendakian di Puncak Carstensz, Tebing Curam hingga Rentan Hipotermia
Instagram/fiersabesari

Kapanlagi.com - Pendakian gunung seringkali dipandang sebagai petualangan seru, tetapi terkadang juga bisa menjadi tragedi. Itu juga yang belakangan ini dialami Fiersa Besari. Pengalaman di Puncak Carstensz atau Carstensz Pyramid, Papua, menjadi pelajaran berharga yang berbeda dari biasanya.

Pada tanggal 26 Februari 2025, Fiersa dan rombongan memulai perjalanan menuju puncak yang terkenal dengan keindahan alamnya, namun tak disangka, perjalanan ini berujung pada tragedi. Di tengah cuaca ekstrem, dua pendaki, Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono, kehilangan nyawa akibat hipotermia.

1. Ungkapan Bela Sungkawa Terhadap Korban

Pria yang dikenal sebagai penyanyi dan penulis ini pun telah mengunggah pernyataan belasungkawa di akun Instagram-nya terkait tragedi yang menimpa Bu Lilie Wijayanti Poegiono (Mamak Pendaki) dan Bu Elsa Laksono, yang kehilangan nyawa dalam pendakian di Carstensz Pyramid, Papua.

Fiersa bukan hanya menjelaskan bahwa ia tergabung dalam tim yang terdiri dari tiga orang, sementara Bu Lilie dan Bu Elsa berada dalam tim yang berbeda, terdiri dari empat orang, tapi juga seberapa berbahaya atau ekstrem pendakian ke Carstensz Pyramid.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Penjelasan Seberapa Bahaya Pendakian di Carstensz Pyramid

Fiersa sempat tak bisa dihubungi oleh keluarganya, namun berhasil selamat dan dievakuasi pada tanggal 2 Maret 2025. Melalui berbagai platform media sosial, ia menceritakan pengalaman mendalamnya selama pendakian yang berbahaya ini. Dalam unggahan sosial media, ia membuatkan beberapa slide yang menjelaskan bahwa puncak Carstensz bukan pendakian yang sembarangan.

"Mungkin, yang tidak diketahui kawan-kawan yang kurang familier dengan dunia pendakian, Carstensz Pyramid berbeda dengan gunung di Indonesia pada umumnya," ungkap Fiersa.

3. Medan yang Curam Mewajibkan Keterampilan Tinggi

Menurut Fiersa, Carstensz Pyramid yang terletak di Papua, dikenal dengan medan pendakiannya yang tidak bisa dianggap mudah. Medan tebing curam dengan ketinggian sekitar 600 meter, serta ketinggian basecamp yang mencapai 4200 MDPL (meter di atas permukaan laut) dan puncak di 4884 MDPL, menjadi tantangan yang tak dapat diabaikan.

"Medan tebing curam dengan ketinggian 600-an meter (basecamp YV 4200-an MDPL - Puncak Jaya 4884 MDPL), mewajibkan kita untuk lancar menggunakan lat-alat tali untuk naik dan turun, (ascending dan rappelling) sebagai safety procedure," jelasnya.

4. Cuaca Ekstrem Ikut Mengancam

Cuaca ekstrem juga menjadi musuh utama para pendaki. Pada malam hari, dilaporkan bahwa salah satu pendaki juga mengalami hipotermia. Keadaan ini menunjukkan betapa cepatnya cuaca bisa berubah dan dampaknya terhadap kesehatan pendaki.

"Sebagai catatan, di ketinggain di atas 4000-an MDPL, apalagi dalam cuaca buruk, kita memang tidak boleh diam terlalu lama, sebab rentan terkena hipotermia," lanjutnya menjelaskan tentang kondisi Carstensz Pyramid.

5. Peringatan untuk Tak Sembarangan Berasumsi

Fiersa Besari juga menutup unggahan dengan sebuah nasihat agar tidak sembarangan berasumsi.

“Saya berharap kawan-kawan dapat menahan jempolnya untuk mengeluarkan asumsi, teori, apalagi komentar nirempati. Pakai energi untuk berdoa. Beri ruang untuk keluarga dan kerabat yang berpulang untuk berduka,” pinta Fiersa.

Tidak ketinggalan, ia menunjukkan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua yang terlibat dalam proses penyelamatan dan dukungan moral yang diberikan kepada korban serta keluarga mereka.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending