The Mountain Between Us
Drama Thriller

The Mountain Between Us

2017 112 menit PG-13
7/10
Rating 6.4/10
Sutradara
Hany Abu-Assad
Penulis Skenario
Chris Weitz J. Mills Goodloe Charles Martin
Studio
Chernin Entertainment Twentieth Century Fox

Salju tebal dan udara dingin menjadi latar awal pertemuan tak terduga antara dua orang asing yang sama sama terjebak di bandara kecil akibat cuaca buruk. Alex Martin (Kate Winslet) adalah seorang jurnalis medis yang harus segera kembali ke rumah untuk menghadiri pernikahannya sendiri. Di sisi lain ada Ben Bass (Idris Elba), seorang dokter bedah yang berusaha pulang secepat mungkin karena jadwal operasi penting menantinya. Keduanya sama sama tertekan oleh waktu dan merasa tidak punya pilihan selain mencari jalan keluar dari situasi yang menggantung.

Ketika penerbangan komersial dibatalkan tanpa kepastian, Alex dan Ben memutuskan untuk menyewa pesawat kecil yang dikemudikan seorang pilot berpengalaman. Keputusan itu diambil dengan penuh pertimbangan, meski rasa ragu tetap ada. Pesawat lepas landas menembus langit kelabu, membawa harapan agar mereka segera kembali ke kehidupan masing masing. Namun perjalanan itu berubah drastis ketika pesawat mengalami kecelakaan di kawasan pegunungan bersalju yang terpencil.

Benturan keras menghentikan segalanya. Alex dan Ben selamat, tetapi pilot tidak. Mereka terdampar di tengah alam liar tanpa sinyal komunikasi, tanpa kepastian lokasi, dan dengan kondisi fisik yang tidak utuh. Alex mengalami cedera parah di kaki, sementara Ben harus menahan rasa sakit dan tanggung jawab sebagai satu satunya yang relatif mampu bergerak. Di tengah suhu ekstrem dan hamparan salju tak berujung, keduanya sadar bahwa menunggu bantuan bukan pilihan yang realistis.

Hari hari awal di lokasi kecelakaan dipenuhi upaya bertahan hidup. Ben mencoba mengumpulkan persediaan dari bangkai pesawat, sementara Alex berjuang melawan rasa sakit dan ketakutan. Mereka hanya memiliki sedikit makanan, pakaian seadanya, dan seekor anjing milik pilot yang kemudian menjadi bagian penting dalam perjuangan mereka. Komunikasi di antara mereka awalnya kaku, sebatas kebutuhan praktis dan instruksi singkat.

Seiring waktu, keterpaksaan membuat mereka saling bergantung. Ben mengambil peran sebagai pelindung dan pengambil keputusan, sementara Alex berusaha tetap kuat meski tubuhnya terus melemah. Percakapan mulai berkembang, tidak lagi hanya tentang cara bertahan, tetapi juga tentang kehidupan yang mereka tinggalkan. Alex berbicara tentang masa depannya yang semestinya bahagia, tentang pernikahan yang sudah direncanakan, dan tentang rasa takut kehilangan segalanya sebelum sempat dimulai.

Ben, yang tampak lebih tertutup, perlahan membuka diri. Ia mengungkapkan luka emosional dari masa lalunya, tentang kehilangan istri yang membuatnya hidup dalam kesunyian meski dikelilingi banyak orang. Di tengah alam yang keras dan tidak ramah, keduanya menemukan ruang untuk jujur tanpa topeng. Hubungan mereka berubah dari dua orang asing menjadi dua manusia yang saling memahami.

Ketika hari berganti dan kondisi Alex semakin memburuk, Ben menyadari bahwa bertahan di lokasi kecelakaan hanya akan memperkecil peluang hidup. Ia mengambil keputusan berisiko untuk melakukan perjalanan melintasi pegunungan bersalju, berharap menemukan bantuan. Dengan alat seadanya, Ben menarik Alex menggunakan kereta darurat, menembus salju tebal dan angin dingin yang seolah ingin menghentikan mereka di setiap langkah.

Perjalanan itu penuh bahaya. Longsoran salju, tebing curam, dan cuaca yang tidak menentu menjadi ancaman konstan. Ben harus membuat keputusan cepat, sementara Alex berusaha menahan rasa sakit dan kelelahan ekstrem. Dalam situasi tersebut, ketahanan mental menjadi sama pentingnya dengan kekuatan fisik. Setiap langkah maju adalah kemenangan kecil, tetapi juga pengingat betapa rapuhnya hidup mereka.

Di tengah perjuangan, kedekatan emosional semakin kuat. Alex dan Ben mulai saling melengkapi. Alex memberikan semangat dan tujuan, sementara Ben memastikan mereka tetap bergerak dan bertahan. Ada momen keheningan yang justru memperdalam ikatan, ketika kata kata tidak lagi diperlukan untuk memahami perasaan satu sama lain.

Ketika harapan hampir habis, mereka dihadapkan pada pilihan sulit yang menguji batas kemanusiaan dan keberanian. Tubuh Alex semakin lemah, dan Ben harus menimbang antara melanjutkan perjalanan atau berhenti demi keselamatan bersama. Setiap keputusan membawa konsekuensi besar, dan tidak ada jaminan bahwa usaha mereka akan berhasil.

Puncak perjalanan mereka bukan hanya tentang menemukan bantuan, tetapi tentang menghadapi diri sendiri. Alam menjadi cermin yang memaksa Alex dan Ben melihat apa yang benar benar penting dalam hidup. Hubungan yang tumbuh di antara mereka bukan sekadar hasil dari keadaan ekstrem, tetapi dari kejujuran dan empati yang muncul ketika segalanya dilucuti.

Ketika akhirnya mereka mendekati batas antara hidup dan mati, pertanyaan tentang masa depan muncul dengan cara yang tidak terduga. Apakah kehidupan yang menunggu mereka akan sama setelah pengalaman ini. Apakah hubungan yang terjalin di tengah keterasingan bisa bertahan di dunia nyata yang penuh distraksi dan tanggung jawab.

Di akhir perjalanan, kisah Alex dan Ben menyisakan refleksi tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk melangkah maju meski masa depan tidak pasti. Dalam kondisi paling ekstrem, keduanya menemukan kekuatan yang tidak pernah mereka sadari sebelumnya. Apakah hubungan yang lahir di tengah salju dan keputusasaan ini akan mampu bertahan ketika mereka kembali ke kehidupan masing masing?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Kate Winslet Alex Martin
Idris Elba Ben Bass
Beau Bridges Walter
Dermot Mulroney Mark
Linda Sorensen Pamela
Vincent Gale Airline Customer Service
Marci T. House Airline Rep
Dania Nassar Female Patient (Mrs. Qabbani)
Lee Majdoub Translator
Andres Joseph Dinner Guest