Gus Miftah, Erick Thohir hingga Pendeta Gilbert Lumoindong Gaungkan Toleransi di Acara 'Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama'
Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama / Credit Foto: Dokumentasi Pribadi
Kapanlagi.com - Sebuah pemandangan yang hangat terlihat pada acara bertajuk 'Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama' yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa (28/3) kemarin. Seperti namanya, acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai agama, seperti salah satunya pendeta kondang, Gilbert Lumoindong.
Tak sendiri, pendeta kondang kelahiran 26 Desember ini ditemani oleh Gus Miftah dan juga Menteri BUMN Erick Thohir. Dalam acara tersebut, Gilbert berpesan agar sesama umat beragama di Indonesia harus saling menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai toleransi hingga kebhinekaan.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat bisa saling membantu sesama dalam kesusahan, bersikap gotong-royong yang telah menjadi budaya leluhur bangsa.
"Jadi acara ini diinisiasi oleh Gus Miftah, dia yang menghubungi untuk gelar buka puasa bersama. Di bulan Ramadan ini spesial bagi saudara muslim, spesial juga bagi umat kristiani karena akan menyambut paskah. Maka di sini menjadi ajang silaturahmi kita bersama. Mari kita berdoa kepada Tuhan semoga semua diberkati, Indonesia dan semua yang hadir dilindungi Tuhan," terang Pendeta Gilbert saat membuka acara.
Advertisement
1. Ciptakan Suasana yang Akur dan Kondusif
Sikap toleransi ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Para Pendosa, sebutan Gus Miftah, yang sering memberikan kajian di tempat prostitusi maupun dunia malam. Ia berharap dengan adanya buka puasa bersama yang diiringi dengan kegiatan santunan kepada anak yatim ini bisa meningkatkan kekokohan dan mempererat tali silaturahmi sesama anak bangsa. Serta, semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Gus Miftah pun berumpama Indonesia layaknya rumah yang memiliki enam kamar. Di tiap kamar ialah representasi dari tiap agama yang diyakini di Indonesia. Jika ingin Indonesia ini damai mengenai keberagaman agama, maka sudah selayaknya sebagai penghuni rumah untuk tak memasuki ruang kamar yang bukan miliknya.
"Saya meyakini, jika kita masuk ke kamar masing-masing, tidak akan menciptakan masalah. Karena tidak menganggu keyakinan orang lain. Kita dipersatukan dengan perbedaan yang ada, berdiri di negara yang sama, yaitu Indonesia. Jangan mau diadu domba, saya menyerukan untuk membantu pemerintah menciptakan suasana yang akur dan kondusif," pintanya.
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
2. Saling Menghargai Tanpa Membedakan Sugu, Ras dan Agama
Di tempat yang sama Erick Thohir merasa bangga dan bersyukur acara ini turut dihadiri perwakilan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.
"Saya rasa kita patut bersyukur, karena melihat Indonesia dari segala sisi, semuanya baik. Kita diberi kelengkapan oleh Tuhan, Indonesia yang banyak masalah namun dengan masalah itu kita justru semakin bersatu untuk menyelesaikan masalah," papar Menteri yang juga Ketua PSSI tersebut.
"Kita diajarkan karakter oleh leluhur, saya rasa tantangan ke depan adalah karakter dan moral bangsa. Jadi karakter ini harus selalu dirawat, dipupuk. Sehingga menciptakan bangsa yang berakhlak," pungkasnya
Sebagaimana diketahui, Rasulullah SAW di akhir hayatnya mengingatkan umatnya untuk meninggalkan sikap jahiliah, memberikan contoh untuk saling menghargai siapa saja tanpa membeda-bedakan suku, ras dan golongan lain.
Pada hakekatnya manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah SWT. Tidak ada yang membedakan keduanya, kecuali amal ibadah serta ketaatan mereka kepada Yang Maha Kuasa.
Dalam hadist-Nya Baginda Nabi menyatakan, "Wahai sekalian manusia! Tuhan kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang non-Arab dan bagi orang non-Arab atas orang Arab. Tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah, kecuali dengan ketakwaan."
(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)
(kpl/gtr)
Advertisement
