Mira Lesmana Tertantang Memfilmkan Sastra
Mira Lesmana
Kapanlagi.com - Sebagai produser film Mira Lesmana telah berhasil mengadaptasi buku menjadi film. Namun ternyata mengerjakan karya adaptasi jauh lebih sulit dibanding menulis skenario dari nol."Mengangkat buku sastra ke film itu kan sudah sangat biasa dilakukan. Buku atau novel memiliki konten dan plot yang luar biasa. Pembaca memiliki imajinasinya sendiri tentang apa yang mereka baca. Ketika sineas akan mengadaptasi itu jadi tantangan yang luar biasa," kata Mira ditemui, di toko buku Aksara, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (19/5).Baginya lebih mudah membuat cerita dari nol lebih mudah bagi sineas. "Tapi ada faktor lain yang membuat tantangan itu sangat menarik. Pembaca itu pasti merasa canggung untuk menonton filmnya. Karena kalau lihat pasti takut membuyarkan fantasi. Kalau nggak nonton jadi penasaran," tuturnya.Tentang proyek terbaru Bumi Manusia yang mau difilmkan, Mira merasakan hal yang sama saat membuat film LASKAR PELANGI dan SANG PEMIMPI. "Ada banyak literatur atau sastra yang bisa di angkat ke layar lebar. Proses adaptasi sastra ke film akan menjadi polemik. Yang paling penting hubungan sineas dan pemilik bukunya. Pas buat LASKAR PELANGI, Andrea Hirata membiarkan kami mengadaptasi sesuai pemikiran kami, itu sangat memudahkan kami," jelasnya.Lebih lanjut Mira menambahkan alasannya bersedia memfilmkan Bumi Manusia. "Bumi Manusia adalah novel yang luar biasa. Hak ciptanya diambil oleh senior di perfilman. Saya diminta tahun 2005 untuk mengadaptasinya. Terus terang reaksi saya pertama takut dan khawatir. Tetapi setelah berbincang dengan Riri Riza, kami berpikir gila kalau kita nggak mau memfilmkan ini. Mudah-mudahkan bisa ditonton tahun depan," harapnya  Â
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
(kpl/uji/faj)
puji puput
Advertisement
