Produser Film MERAH PUTIH ONE FOR ALL Tegaskan Diedit Bukan Pakai CapCut

Produser Film MERAH PUTIH ONE FOR ALL Tegaskan Diedit Bukan Pakai CapCut
Merah Putih © istimewa

Kapanlagi.com - Tudingan miring terus menghampiri film animasi MERAH PUTIH ONE FOR ALL, salah satunya adalah klaim bahwa film ini diedit menggunakan aplikasi ponsel seperti CapCut. Isu ini dengan cepat menjadi viral dan memicu beragam reaksi. Menanggapi hal tersebut, produser eksekutif Endiarto memberikan bantahan keras dan menjelaskan betapa mustahilnya hal tersebut dari sisi teknis.

Endiarto menganggap tudingan itu tidak berdasar karena penonton hanya melihat dari cuplikan trailer yang singkat. Menurutnya, membuat film berdurasi panjang dengan aplikasi sederhana seperti CapCut adalah hal yang secara logika tidak masuk akal.

"Iya, itu sah-sah saja gitu loh. Dari mana dia bisa melihat itu, hanya melihat dari trailer. Trailer itu kan cuplikan," kata Endiarto saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025).

1. Isu Penggunaan CapCut dalam Editing

Endiarto © KapanLagi.com/Fikri Alfi Rosyadi

Untuk menguatkan argumennya, ia bahkan menceritakan pengalamannya saat berdiskusi dengan para animator profesional. Menurutnya, para animator itu saja mengaku tidak sanggup untuk mengerjakan film animasi panjang, apalagi jika harus menggunakan perangkat lunak yang terbatas seperti aplikasi di ponsel.

"Kalau bisa diedit pakai CapCut, mungkin saya sendiri bikin bisa, gitu loh. Animator aja saya tanyain, 'Pak, ini film panjang apa pendek?' 'Panjang.' 'Ah, mohon maaf Pak, kami belum mampu kalau panjang.' Apalagi pakai CapCut. Logikanya aja gitu loh," tegasnya.

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Klarifikasi Produser Terkait Isu Lain

Endiarto menjelaskan lebih dalam bahwa tantangan utama dalam film panjang adalah menjaga konsistensi atau continuity. Hal ini mustahil dilakukan dengan aplikasi yang tidak dirancang untuk produksi skala besar, sekalipun itu adalah versi berbayar.

"Animator kita tanyain beberapa dari Jogja, Bandung, mereka enggak sanggup kalau film panjang. Karena kemampuannya ya itu, kalau mereka pakai itu itu enggak bisa," katanya.

"Kalau cuma satu menit masih mampu, tapi kalau sudah panjang continuity-nya enggak dapat, enggak nyambung. Enggak akan bisa, walaupun yang beli yang pro, enggak akan bisa," sambungnya.

Pada akhirnya, Endiarto menyerahkan kembali semua penilaian kepada masyarakat. Namun, ia berharap publik bisa lebih bijak dalam menerima informasi dan memahami kompleksitas di balik produksi sebuah film.

"Jadi kami serahkan kembali," pungkasnya.

Baca berita MERAH PUTIH ONE FOR ALL lainnya di Liputan6.com.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

(kpl/far/phi)

Rekomendasi
Trending