Kapanlagi.com - Kian mudahnya menyelesaikan persoalan rumah tangga di Pengadilan Agama oleh kalangan selebriti belakangan ini terjadi disinyalir karena beragam perubahan dalam struktur masyarakat. Fenomena tersebut berbeda dibandingkan sepuluh tahun lalu. Demikian pendapat sosiolog Daisy Indira Yasmine menjawab pertanyaan Kapanlagi.com®.

"Sebetulnya kejadian kayak gini gak terjadi dengan artis aja namun juga masyarkat lain. Struktur di masyarakat mengalami perubahan semisal karena modernisasi, tingkat pendidikan atau hubungan pertemanan yang semakin luas," katanya.

Dia menambahkan karena perubahan tersebut maka membawa masalah dengan harapan dapat diselesaikan di Pengadilan Agama pun semakin meningkat. Apalagi persoalan keluarga juga kian luas.

"Dengan faktor-faktor di atas maka gampang memutuskan cerai bila berhadapan dengan masalah keluarga yang semakin komplek dan tidak sempit. Sehingga institusi atau lembaga perkawinan dapat tekanan cukup berat," ucapnya.

Diakui pula bahwa keputusan untuk melibatkan lembaga pernikahan biasanya terjadi pada masyarakat yang menetap di perkotaan. Hal ini karena bermacam faktor pemicu berada di lingkungan kota. Apalagi misalnya jaringan seseorang dalam pertemanan kian luas dan kesadaran hak individu perempuan pun meningkat.

"Kenapa justru banyak terjadi di perkotaan? Karena di perkotaan lebih mudah untuk dipengaruhi. Makanya cerai kerap dijadikan solusi guna menyelesaikan persoalan rumah tangga. Sementara jika di masyarakat pedesaan belum jadi pilihan yang gampang diambil," tuturnya.

Disinggung solusi agar pasangan selebritas dapat menemukan langkah terbaik dalam menghadapi persoalan rumah tangga dan tak menjadikan cerai sebagai jalan terakhir, Daisy menegaskan supaya para pasangan kembali mengingat makna pernikahan saat mereka berada di depan penghulu.

"Balik lagi ke dalam institusi KUA. Makna pernikahan apa. Misalnya sosialisasi ulang peran dari keluarga itu apa. Atau untuk kurangi perceraian, saling ingatkan redefinisi nikah. Bisa juga pasangan saling isi kekurangan masing-masing atau mengubah konsep pernikahan disesuaikan dengan keadaan jaman," urainya, Senin (3/12).