Sovie Djasmin, Istri Simpanan Sampai Rencana Rilis Album
Diperbarui: Diterbitkan:

Sovie Djasmin
Pengakuan Sovie Djasmin bisa dimaknai banyak hal, bahkan sebuah keberuntungan bagi lawan-lawan politik petinggi Partai Golkar tersebut. Maklum Agung Laksono yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI itu kini menjabat Wakil Ketua di partai berlogo pohon beringin yang potensi menjadi alternatif calon pada Pemilu 2014.
Namun sebagain orang bisa saja mengatakan, pengakuan itu sebagai sebuah bentuk keberanian seorang perempuan yang telah dikorbankan dan dirugikan. Dia akan banyak mengantongi simpati karena teraniaya dan menjadi korban sebuah kekuatan besar.
Akan tetapi langkah Sovie Djasmin bisa dikatakan sebagai sebuah kebodohan, lantaran membuka aib sendiri di depan publik. Perbuatan tercela mereka, justru menjadi konsumsi publik, yang sebenarnya tidak perlu tahu.
Akan tetapi di balik pengakuan itu tidak ada yang tahu maksud yang sebenarnya. Perbincangan Sovie Djasmin dengan KapanLagi.com® di Kalibata City, Jakarta Selatan belum lama ini, membeberkan semua sisi yang menjadi motivasi 'nyanyiannya'. Meski Agung Laksono telah menyampaikan bantahannya, suara sumbang itu terlanjur ke mana-mana.
1. Tuntutan Sebuah 'Nyanyian'
Sovie Djasmin
Pengakuan Sovie Djasmin sebetulnya hanya untuk mengingatkan tanggung jawab Agung Laksono terhadap janji-janji yang pernah diucapkan. Tahun pertama sebelum dekat, banyak janji yang tidak teralisasikan, seperti membelikan rumah dan memberikan usaha. Walaupun, akhirnya sudah diberikan mobil yang harganya tidak sesuai dengan janji dan harapan Sovie.
"Saya nggak menuntut, karena itu bahaya. Saya hanya mengingatkan. Itu saja. Kalau sudah dikasih? Selesai lah. Semuanya selesai," ungkapnya.
Komunikasi langsung dengan Agung Laksono pun sudah pernah dilakukan dengan segala harapannya. Susah payah usahanya untuk bertemu, akan tetapi hasilnya juga tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sovie sudah merasa cukup bersabar dan berbaik hati dengan sekian lama memendam aib dan tidak berbicara skandal itu pada orang lain. Namun yang diterimanya tetap sebuah ketidak pastian.
Sekitar 8 bulan lalu, Sovie menemui Agung langsung di kantornya. Ada beberapa kali pertemuan, sekitar 4 kali membicarakan kasusnya itu. Antara pertemuan pertama sampai pertemuan keempat jedanya sekitar satu bulan. Awalnya ditolak dan tidak mau bertemu. Meski nyata berada di kantor, namun anak buahnya tidak memberikan kesempatan untuk bertemu. Saat itu alasannya banyak sekali, mau ke istana lah, rapat lah dan lain sebagainya.
"Kalau pun kita ngomong, saat menuju ke mobil saja. Jadi sangat melecehkan saya," ungkapnya dengan nada kecewa.
Sampai suatu kali Sovie merasa jengkel dan harus membentak Agung, ‘Pak saya mau bicara!'. Akhirnya Agung pun mau berbicara, namun hanya di ruang tamu tidak sampai masuk ke ruangannya. Agung pun hanya bicara kalau semua persoalannya akan diurus oleh asistennya. Sovie saat itu pun masih berusaha bersabar.
Pada pertemuan ketiga, saat Agung berencana ada sebuah presconference, Sovie bertekad terakhir kali menemuinya, apapun hasilnya.
Sovie saat itu mengatakan, kalau dirinya sudah diwawancarai oleh media, dengan harapan dia mendapatkan perhatikan lebih serius dari Agung. Akan tetapi meski sudah dengan nada 'mengancam', tidak ada respon sesuai harapan.
Padahal Sovie menunggu mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB untuk mendapat jawaban. Sovie yang sengaja duduk menunggu, tidak dihiraukan, padahal Agung sendiri seliweran di kantornya beberapa kali.
Sampai akhirnya, istri Agung, Sylvia Amelia datang dan Sovie pun berusaha basa-basi menyapanya. Tapi sapaan itu ditanggapi cuek dengan sebuah pertanyaan, 'Ada apa Sovie?’
Sovie hanya menjawab kalau ada urusan dengan Agung, suaminya. Lalu akhirnya, Sylvia mengatakan, ‘Agung sudah ngomong ke saya dan semua urusan akan saya ambil alih’.
Sylvia saat itu menjanjikan untuk bertemu kembali, tapi nggak ketemu juga, dengan berbagai macam alasan lah. Sovie juga mengeluarkan jurus pada Sylvia, kalau ada orang yang mau membayarnya asal mau memblow up hubungannya dengan Agung. "Tapi dia (Sylvia) cuek," tegasnya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Pacaran, Nikah Siri, Atau?
Sovie Djasmin
Tahun 1982, Sovie kerap menyanyi untuk kegiatan Partai Golkar, sampai tahun 1990. Dia masuk Golkar, di bagian seni dan budaya. Tahun 1990, sempat diajak kampanye oleh Agung yang saat itu jadi calon legislatif. Tapi itu masih hubungan biasa saja antara seorang penyanyi dan pejabat.
Berikutnya Agung mulai melancarkan 'serangan', setelah pulang dari kegiatan menyanyi, seperti biasa Sovie mengaku kerap datang ke kantor Agung.
Suatu ketika, usai kampanye, Agung teprok-teprok memanggil dari depan kantornya, tapi dia tidak memanggil nama Sovie langsung, hanya tepuk-tepuk. Saat itu banyak yang tahu, sampai anak buah Agung menginggatkannya, ‘itu dipanggil bapak’, dan dia pun tetap tidak mau datang.
Beberapa bulan kemudian, Sovie dipanggil Agung, dia pun menginggatkan soal teprok-teprok itu. "Kamu dipanggilin kok cuek saja’, saya bilang, nggaklah Pak saya punya anak, nggak enak,” ungkap Sovie menirukan.
Agung saat itu memberikan job di Muara Angke, reuni SMA-nya di Medan, Sovie diminta mengisi menjadi penyanyinya. Setelah pulang dari acara itu, diajak ke Hailai, karokean.
"Saya ke situ, pulang dan bapak anterin saya. Saya bilang saya ada rekaman, dan dia anterin saya nyetir sendiri, biasanya kan pakai si Iwan buat nganter," katanya.
Sepanjang perjalanan, Agung nanya-nanya soal masalah pribadi Sovie. Padahal dia sudah tahu, ya sekadar basa-basi lah. Dia sudah tahu kalau rumah tangga Sovie saat itu sedang bermasalah. Tapi memang belum bercerai dan cuma pisah rumah saja. "Jauh lah kalau bercerai," tegasnya.
Agung pun menawarkan diri, mau mengambil alih tanggung jawab sebagai suami. Maksudnya apa? Dia akan membiayai rumah tangga, membiayai anak, pendidikan. Janji itu diucapkan tahun 2001. Sovie pun hanya bilang, nanti dilihat dulu dan belum memberikan kepastian jawaban.
Beberapa kali hal itu ditanyakan lagi, dan dia bilang akan bertanggung jawab dengan satu syarat, Sovie menceraikan suaminya. Meski terasa berat, pada awal 2002, permintaan Agung pun dipenuhinya.
"Karena masalah ekonomi, saya bilang oke untuk bertanggung jawab terhadap kesejahteraan saya dan anak-anak saya. Saya iyakan. Saya menerima itu bukan karena harta, tapi karena anak saya dan keadaan saya," ungkapnya.
Sovie pun mendapatkan biaya Rp 10 juta untuk proses bercerai secepatnya. Akhirnya cerai, setelah 9 hari. Sebelum bercerai, Sovie mengatakan pada mantan suaminya, Yudhi Arwana, kalau akan ada yang mengurus dirinya dan anak-anak. Namun belum bercerita kalau itu Agung Laksono.
"Kita berdua sudah sepertinya layaknya suami istri. Nggak satu rumah tapinya. Saya nggak mau jawab itu (menikah). Saya nggak kumpul kebo lah. Nggak berzinah lah. Tapi saya nggak mau jawab itu," tegasnya.
Advertisement
3. Agung Laksono di Mata Sovie Djasmin
Sovie Djasmin
Sovie kenal Agung saat belum menjadi pejabat seperti sekarang ini. Dia dikenal pandai bergaul, karenanya tidak sulit bisa berhubungan dengan para pejabat. Sovie mengaku bukan sebagai penyanyi acak kadut, melainkan penyanyi istana yang menghibur tamu dari luar negeri. Berbagai kesempatan kerap mempertemukan dirinya dengan Agung.
"Pak Agung biasa saja, orangnya biasa saja, dia orang yang bertanggung jawab. Dan mau memberikan keinginan saya," tegasnya.
Namun urusan cinta, saat awal Sovie mengaku belum menemukannya. Semua yang dilakukan demi adalah anak-anak yang dicintainya. "Saya belum memiliki rasa sesuatu (cinta). Saya melihat anak saya, akhirnya saya pilih jalan ini, agar anak saya lebih sejahtera," tegasnya berkisah tetang keputusan masa lalunya.
Sovie saat itu tidak mau membayangkan kebahagiaan hidup dengan Agung, dia hanya mau menjalani secara apa adanya. Dia tidak berpikir ke depan akan seperti apa, apalagi untuk menjadi isteri sah. "Saya cuma lagi mengalami goncangan dan ada orang yang menawari (bertanggung jawab). Akhirnya jauh ke depan hari dia orangnya baik, akhirnya saya suka dan timbul rasa sayang," akunya.
Dirinya hanya melihat sosok Agung sebagai pribadi yang bertanggung jawab, itulah yang menjadi pertimbangan utamanya, kalau masalah romantis itu sebagai sesuatu yang biasa saja. Sovie sendiri mengaku bukan sebagai tipe cewek matre, tapi selama ini kalau butuh apapaun, Agung selalu memberi. "Tapi saya nggak, bukan tipe peminta," tegasnya.
Kenyataannya, pria yang memberinya perhatian saat itu adalah suami orang lain, akan tetapi bagi Sovie bukan seuatu yang sulit untuk tetap bisa 'harmonis' menjalaninya. Terbukti selama ini juga bisa berjalan tanpa banyak orang tahu dan tidak ada persoalan.
"Nggak (sulit) juga ah, saya santai saja. Saya nggak over akting. Yang over tuh dia. Pas ada janji saya nyanyi, saya malah dipaksa dan dipercepat untuk pulang ke rumahnya, dan saya cuma dimintai nyanyi HBD. Kadang saya nggak enak sama ibu, saya nggak mau merusak rumah tangga orang. Tapi dianya kayak begitu," ungkapnya.
Bareng ke Singapura, ngobrol dan jalan-jalan menjadi kenangan indah yang pernah dilalui mereka. Selain itu juga pernah dua kali berdua wisata ke Bali. "Tersembunyi lah intinya, apalagi bapak sering ke luar kota, makanya saya diajak dengan alasan nyanyi, padahal, ada yang lain," tegasnya tersenyum penuh makna.
Sovie tidak pernah menyesal dengan apa yang pernah dilakukan. Selama berhubungan juga ada kebahagianya yang dirasakan, meski ada teror juga. Tapi semuanya dinikmati. "Itu kehidupan, bercerai...., saya nggak pernah menyesal itu jalan Tuhan. Saya mau putus hubungan dan selesai begitu saja," katanya.
4. Publikasi Demi Album Baru?
Sovie Djasmin
Agung yang dikenal Sovie dahulu sudah berbeda sikap. Dulu dia baik, setelah itu selalu menghindar termasuk berganti HP, sampai akhirnya menjadi menteri. Tahun 2008 hubungan mereka berakhir, namun secara umum tidak ada perubahan. "Kalau perubahan nggak ada ya," tegasnya.
Sovie sendiri tidak tahu kenapa Agung lupa semua dengan janjinya, apa karena dia ketahuan istrinya? Sovie pun tidak mau berandai-andai. Biasanya sih, kata orang-orang ini karena dia mau jadi Cawapres, makanya dia menghindar dari dirinya. "Tapi apa dia nggak takut kalau saya punya bukti?" tegasnya bertanya.
Bagi yang punya masalah semacam ini, Sovie menyarankan untuk tidak takut kalau memang ada hak atau janji. Jadi nggak usah takut, Sovie mengaku sudah plong meski di luar dicaci maki, karena ini menyuarakan kebenaran. Dia tidak takut dengan risiko, karena semuanya sudah dipikirkan matang-matang.
"Kenapa saya bisa kayak gini, ada kekuatan yang saya dapat. Saya berdoa dulu sebelumnya, sholat untuk meminta petunjuk, akhirnya saya bicara," tegasnya.
Kalau memang tidak ada tanggung jawab dari Agung, persoalan ini bisa jalan terus. Tapi ya kalau dibicarakan baik-baik, tidak perlu media juga tidak apa-apa. Itu kalau ingin masalahnya selesai. Sovie mengaku, sebelumnya sudah diam-diam berusaha menyelesaikan masalah. "Saya sebenarnya nggak mau bicara, Demi Allah, tapi saya terpaksa," katanya.
Sovie pun menolak bicara soal kemungkinan langkahnya ini untuk nitip tenar terkait rencananya yang akan merilis album. Baginya masalah album tidak ada hubungannya dengan kisah hidupnya dengan Agung dan tidak merasa perlu menanggapi dugaan itu.
"Saya nggak mau bicara itu, yang pasti nggak ada hubungannya ya nggak ada kaitanya dengan kasus ini. Tunggu kasus ini selesai baru saya bicara soal rekaman," pungkasnya.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/adt/uji/dar)
puji puput
Advertisement