1. Rumah Masa Kecil

Rumah tersebut adalah tempat tinggalnya sebelum ia menikah. Menurut Haykal, rumah orangtuanya itu dihuni oleh anak ke-6 dan ke-7, sementara lima kakaknya sudah tinggal di tempat lain. Rumah itu merupakan bangunan berkembang dengan area lama dan tambahan bangunan baru.

"Jadi tinggal anak nomor 6 sama nomor 7 gitu yang di sana. Dan areanya tuh memang rumahnya, bangunannya rumah berkembang gitu ya. Jadi ada area rumah yang memang udah cukup lama, terus ada area rumah yang baru," jelasnya.

2. Detik-detik Kejadian

Pada hari kejadian, ayahnya yang sedang berada di ruang TV mendengar suara mencurigakan dari arah genteng, seperti ada yang jatuh. Saat ayahnya mengecek, terlihat bahwa eternit ruangan tersebut mulai miring dan nyaris jatuh.

"Dipikir adalah di genteng kan karena ini apaan sih gitu. Pas diliat ternyata eternitnya tuh, eternitnya bangunannya tuh lebar banget. Karena itu mungkin 5x10 meter kali. Itu luas banget karena itu area ruang utama di rumah gitu," tutur Haykal.

"Ruang kita makan, ruang kita nonton TV itu disitu semua gitu. Tiba-tiba denger suara kayak orang jatuh. Terus ternyata itu kayaknya eternitnya tuh mulai agak miring gitu. Kelepas dari situnya. Dan itu kan gipsum ya, gipsum kan berat gitu. Terus kena sama si kayu, ya gak kuat dia nahannya gitu," sambung Haykal.

3. Sempat Menyelamatkan Diri

Eternit tersebut tak mampu ditahan kayu penopang yang sudah rapuh, sehingga akhirnya terjatuh. Detik-detik saat eternit hampir roboh, ayahnya segera menyelamatkan diri dengan berlari ke halaman belakang.

"Tepat sebelum jatuh ke bawah, papaku tuh sebenernya lagi tiduran, lagi di sofa, lagi istirahat. Tapi karena dia liat itu udah mulai kayak turun, akhirnya dia lari. Dia lari ke arah halaman belakang. Pas dia baru nyampe ke area pintu halaman belakang itu langsung jatuh. Jadi hanya jaraknya mungkin sepersekian detik ya gitu," katanya.

4. Umumkan pada Keluarga

Kejadian ini langsung diberitahukan di grup keluarga besar mereka. Haykal sempat merasa panik ketika mengetahui kabar tersebut melalui telepon dari keluarganya.

"Dan kaget semua gitu. Pas ditelepon aku bilang awalnya ada grup keluarga. Aku bilang di grup keluarga besar aku yang isinya ada mamah papa, ada kakak adik, ada kakak ipar. Ada ipar, ada ponakan-ponakan," ujar Haykal.

"Isi banyak banget lah 20 orang kan gitu. Dan ini grup biasanya cuma buat chat-chatan, gak pernah buat nelfon-nelfon. Terus kenapa? Tiba-tiba nangis. Kenapa nih? Ternyata rumah kena musibah, rubuh gitu. Terus aku bilang wah ini parah banget gitu," tambahnya.

5. Mengamankan Rumah

Menyadari kondisi rumah yang semakin membahayakan, Haykal dan istrinya segera menuju rumah orangtuanya. Setibanya di sana, mereka langsung mengamankan bagian rumah yang rentan.

"Akhirnya kita panggil orang-orang, cowok-cowok, bantuin gitu ya untuk nyopot-nyopotin. Karena itu kan bahaya banget ya. Kalau udah kayak gitu, any second itu bisa jatuh gitu," katanya.

"Jadi akhirnya kita cari orang yang bisa bantuin untuk nyopot-nyopotin si kayu yang kena rayapnya itu. Akhirnya dibantu dicopotin dan area yang L-nya itu, yang terakhir itu, bahkan cuman disentuh gini doang langsung jatuh. Jadi kayak, wah ini untung gak ada orang sih," katanya lagi.

6. Tetap Bersyukur

Meski rumah mengalami kerusakan parah, Haykal bersyukur keluarganya selamat dari musibah ini.

"Itu kalau ada orang, itu ceritanya udah beda semua tuh. Mungkin, ya udahlah itu ya kodarullah lah," pungkasnya.