Tompi Soal Royalti Musik, Kritisi Sistemnya Bukan Orangnya
Diperbarui: Diterbitkan:

Tompi Soal Royalti Musik, Kritisi Sistemnya Bukan Orangnya © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Kapanlagi.com - Penyanyi Tompi menjadi salah satu musisi yang paling vokal menyuarakan kritik terhadap sistem royalti musik di Indonesia. Meski begitu, ia menegaskan bahwa kritiknya murni ditujukan untuk memperbaiki sistem yang ada, bukan untuk menyerang individu atau personal di dalam lembaga terkait. Menurutnya, fokus utamanya adalah pembenahan sistem yang selama ini dianggap tidak transparan.
"Sekali lagi, kita tidak dalam posisi untuk menyalahin siapapun ya. Semua sudah bekerja keras, even teman-teman di LMK juga sampai sudah bekerja. Cuma caranya kan belum, belum selesai," kata Tompi saat dijumpai di Senayan, Minggu (24/8/2025).
Baca berita lain tentang Tompi di Liputan6.com, yuk! Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
Advertisement
1. Musisi Sering Disalahartikan
© KapanLagi.com/Sahal Fadhli
Ia merasa bahwa teriakan para musisi selama ini sering disalahartikan sebagai serangan pribadi. Padahal, yang menjadi biang keladi permasalahan adalah sistem yang belum sempurna dan perlu dibongkar.
"Jadi sebenarnya yang kita, yang kita kritisi sekarang, kita teriak-teriak, 'Wah, Anda kok begini, kok begitu,' itu sistemnya. Kita enggak peduli sama orangnya. Ya. Saya dan teman-teman lain tuh enggak peduli, we have no personal issue," katanya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Sayangkan Pihak yang Tersinggung
© KapanLagi.com/Sahal Fadhli
Pelantun 'Sedari Dulu' ini menyayangkan jika ada pihak yang merasa tersinggung secara pribadi atas kritiknya. Menurutnya, jika ada yang merasa demikian, justru orang tersebutlah yang bermasalah, bukan para musisi yang menyuarakan kebenaran.
"Terus pada saat kita ngobrol begini, ada yang tersinggung. Yang masalah itu di orangnya itulah. Orang yang kita teriakin sistemnya kok, bahwasanya dia duduk di situ bagian dari sistem ya silakan berbenah lah," katanya.
Advertisement
3. Tak Pernah Serang Personal
© KapanLagi.com/Sahal Fadhli
Tompi kembali menegaskan bahwa ia dan rekan-rekannya tidak pernah menyerang personal dengan kata-kata yang tidak pantas. Permintaan mereka sederhana, yaitu agar sistem yang carut-marut ini segera diperbaiki demi kebaikan bersama.
"Kita kan enggak pernah ngatain si A, 'Goblok, tolol,' kan enggak. Kita enggak pernah ngatain itu. Tapi sistemnya enggak bener nih. Ayo dong, benerin gitu," ucapnya.
4. Transparansi adalah Kunci
© KapanLagi.com/Sahal Fadhli
Ia percaya bahwa transparansi adalah kunci dari semua permasalahan yang ada saat ini. Kurangnya kejelasan dalam perhitungan dan distribusi royalti menjadi sumber utama keresahan para musisi.
"Saya rasa itulah yang terjadi. Itulah yang kita, yang kita kritisi. Sekali lagi ya, kita tidak teriak-teriak untuk orang-orangnya. Karena orang-orang sudah bekerja keras, mungkin ya, tapi sistemnya belum beres. Ya sistemnya yang harus kita bongkar," kata Tompi.
5. Soal Perpecahan LMK
© KapanLagi.com/Sahal Fadhli
Ketika ditanya apakah ini berarti ada perpecahan di dalam tubuh LMK itu sendiri, Tompi mengaku tidak tahu menahu. Ia menyerahkan urusan internal tersebut kepada pihak yang bersangkutan.
"Enggak tahu saya. Itu tanyanya sama mereka," jawabnya singkat.
6. Pilihan Keluar WAMI
© KapanLagi.com/Sahal Fadhli
Meski memilih untuk keluar dari WAMI, ia tetap membuka peluang untuk kembali bergabung di kemudian hari. Syaratnya pun hanya satu, yakni sistem yang ada harus sudah beres, rapi, dan masuk akal.
"Tapi intinya kalau LMK-nya sudah beres, sistemnya sudah rapi, sudah masuk akal, ya saya akan masuk lagi," pungkasnya.
7. Serba-serbi Tompi
© KapanLagi.com/Sahal Fadhli
Q: Apa yang menjadi fokus kritik Tompi terhadap royalti musik?
A: Fokus kritik Tompi adalah pada sistem royalti musik yang tidak transparan dan akuntabel.
Q: Mengapa Tompi keluar dari Wahana Musik Indonesia?
A: Tompi keluar dari WAMI sebagai bentuk protes terhadap masalah royalti yang tidak kunjung selesai.
Q: Apa harapan Tompi untuk sistem royalti musik ke depan?
A: Tompi berharap adanya digitalisasi dan regenerasi pengelola royalti untuk perbaikan sistem.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/aal/rsp)
Advertisement