Aksi Beringas Masyarakat Pada Musisi (3)

Ancaman dan Tindak Kekerasan, Sisi Lain Yang Dihadapi Personil Band

Penulis: puji puput

Diperbarui: Diterbitkan:

Ancaman dan Tindak Kekerasan, Sisi Lain Yang Dihadapi Personil Band Slank - KapanLagi.com®

Kapanlagi.com - Hubungan musisi dengan penggemarnya tak selalu manis. Memang, sebagai fans sejati seharusnya tidak menyakiti idola. Baik itu secara verbal maupun fisik.
Namun di Indonesia, tercatat beberapa kasus ancaman hingga pemukulan musisi oleh penggemarnya. Tentu saja hal tersebut menjadi pengalaman negatif bagi musisi.
Kasus kekerasan yang dialami oleh Beery vokalis Saint Loco misalnya. Ia disiram air keras usai manggung di kota Malang, Jawa timur, beberapa waktu lalu. Hal tersebut seolah coba mengingatkan bahwa tindak kekerasan terhadap musisi di negeri ini kerap terjadi.
Ancaman dari fans, hingga pemukulan pada saat pertunjukan, pernah pula dialami oleh band-band kenamaan. Slank, Pee Wee Gaskins bahkan Endank Soekamti yang mengusung punk rock asal Yogyakarta pun pernah mengalaminya.
Grup sebesar Slank misalnya, dalam perjalanannya mereka pernah mengalami masalah pada akhir tahun 90-an yang berujung hengkangnya tiga orang personil mereka yakni Bongky, Indra dan Pay.
Momentum kepergian tiga personel itu sendiri punya kesan tersendiri pada Bimo Setiawan Sidharta, atau yang akrab di sapa Bimbim. Di mana saat itu ia sempat mendapatkan ancaman akan dibunuh jika dirinya membubarkan Slank.
"Dulu saat kita kehilangan Bongky, Indra dan Pay, gue kebingungan mau dibawa ke mana Slank. Gue sampai pernah diancam mau dibacok sama Slankers, dan ada yang kirim surat pakai darah bilang: jangan bubarin Slank," kenang Bimbim.
Namun ancaman seperti itu tidak membuat Bimbim ketakutan. Ulah Slankers justru dijadikan pemacu untuk terus melanjutkan karier musik bersama Slank.
"Gue tidak takut, karena itu gue anggap rasa memiliki yang ditunjukkan Slankers kepada Slank. Buktinya, kita masih tetap ada karena dukungan mereka juga. Kita bangga dengan fans yang kita punya," pujinya.
Film METAMORFOBLUS misalnya yang mengangkat keseharian personel Slank. Film ini merekam tiga fans fanatik mereka yang berasal dari Batam, Yogyakarta dan Kupang.
Sikap positif yang ditunjukkan oleh Bimbim ini pun juga mendapat apresiasi dari pengamat musik Buddy Ace. "Semuanya bersifat personality. Kasus Bimbim, bahkan pernah 'diancam' akan dibunuh, itu ungkapan emosional fans terhadap idola. Pernah dong dengar suami istri berantem atau orang pacaran, cowoknya teriak 'Gue bunuh lo!', padahal cinta," ujarnya saat dihubungi KapanLagi.com®, Sabtu (2/11).
Pengalaman lain juga didapat dari grup pengusung power pop Pee Wee Gaskins yang pernah membatalkan rencana manggung di Surabaya karena isu membakar bendera Bonek, supporter sepak bola Persebaya.
Isu tersebut ternyata berbuntut panjang. Saat hendak menuju ke tempat pertunjukan, road manager mereka yang bernama Regi langsung dikeroyok oleh sejumlah orang.
"Dia (Regi) kan keluar dari mobil. Nah saat itu kondisinya kita mau ke arah lokasi peyelenggaraan event Sunburst. Niatnya pengen ngobrol dulu sama bonek-bonek itu. Cuma akhirnya baru ngelangkahin satu kaki tiba-tiba langsung dipukulin abis. Terus habis itu ya sudah, akhirnya diamanin ke polisi, kita bikin BAP juga, abis itu kita kembali ke Jakarta," tutur Sansan, sang gitaris kala itu.
Pihak Pee Wee Gaskins sendiri saat itu menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan 'oknum' di Facebook mengenai penyobekan maupun pembakaran bendera Bonek.
"Ya kita kan sebenarnya band, dan band yang nggak pernah nyulut masalah dengan band lain, apalagi merobek bendera supporter bola suatu daerah. Itu sudah bener-bener di luar akal sehat dan keluar dari hati nurani lagi deh kayak gini. Ya makanya kita harus klarifikasi. Sisi baiknya, kita juga dapat full dukungan dari temen-temen, ya mudah-mudahan cepet kelar," tutur Dochi saat itu.
Tindakan main pukul oleh penonton juga pernah dialami oleh Dory, gitaris Endank Soekamti. Tahun 2004 Endank Soekamti, diundang untuk menggelar konser di Bali yang bertajuk Peace For Bali di Art Center Denpasar, Bali. Menilik nama konsernya, seharusnya penonton sefanatik apapun bisa mengapresiasi setiap band dengan baik.
Namun kenyataan rupanya berkata lain. Dory yang saat itu sedang mengiringi permainan dari Grup pop punk asal yogyakarta mendapat 'hadiah' berupa bogem mentah dari penonton yang tiba-tiba naik ke atas panggung. Sontak saja Erix yang saat itu berada sepanggung, berusaha mengejar pelaku pemukulan.
"Ya spontan saja, tapi orang itu juga kemudian dipukuli oleh penonton," ujarnya.
Saat itu Erix menuturkan bila Jerinx, personil SID sendiri, menyayangkan terjadinya insiden pemukulan itu. "Temanya saja Peace For Bali tapi kok malah ada penonton yang berbuat kekerasan," kata Jerinx seperti ditirukan oleh Eric.
Buddy Ace, pengamat musik, menyayangkan masih adanya perilaku negatif penonton pada idola. Menurutnya, sudah saatnya standar keamanan untuk pertunjukan ditingkatkan, agar kejadian kejadian yang telah menimpa sejumlah musisi semacam itu tidak terulang
di kemudian hari.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/rod/uji/dew)

Editor:

puji puput

Rekomendasi
Trending