Apa Arti Boarding School: Pengertian, Karakteristik, dan Perbedaannya dengan Sekolah Reguler

Apa Arti Boarding School: Pengertian, Karakteristik, dan Perbedaannya dengan Sekolah Reguler
apa arti boarding school

Kapanlagi.com - Boarding school atau sekolah berasrama semakin menjadi pilihan menarik bagi orang tua yang menginginkan pendidikan holistik untuk anak-anak mereka. Sistem pendidikan ini tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan kemandirian siswa.

Konsep boarding school menggabungkan pembelajaran formal dengan kehidupan asrama yang terstruktur. Siswa tidak hanya datang ke sekolah untuk belajar, tetapi juga tinggal dan melakukan berbagai aktivitas di lingkungan sekolah tersebut.

Mengutip dari Ilmu Pendidikan karya Dr. Candra Wijaya dan Amiruddin, boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru serta pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu. Pemahaman mendalam tentang apa arti boarding school akan membantu orang tua membuat keputusan terbaik untuk pendidikan anak mereka.

1. Pengertian dan Definisi Boarding School

Pengertian dan Definisi Boarding School (c) Ilustrasi AI

Boarding school secara harfiah berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu "boarding" yang berarti asrama dan "school" yang berarti sekolah. Menurut Kamus Inggris Indonesia, boarding school adalah sekolah dasar atau menengah dengan asrama.

Dalam konteks yang lebih luas, boarding school merupakan lembaga pendidikan di mana para siswa tidak hanya belajar, tetapi juga bertempat tinggal dan hidup menyatu di lembaga tersebut. Sistem ini memungkinkan terjadinya integrasi antara proses pembelajaran formal dengan kehidupan sehari-hari siswa dalam satu lingkungan yang terkontrol.

Secara historis, boarding school merujuk pada boarding school Britania klasik. Istilah boarding school di beberapa negara berbeda-beda, seperti Great Britain menyebutnya "college", Amerika Serikat menggunakan istilah "private school", dan Malaysia menyebutnya "kolej". Keberagaman istilah ini menunjukkan bahwa konsep pendidikan berasrama telah diadaptasi secara global dengan karakteristik lokal masing-masing negara.

Mengutip dari Cambridge Dictionary, boarding school berarti 'sekolah di mana murid tinggal dan belajar'. Di Indonesia, sekolah-sekolah yang berlabel boarding school kebanyakan adalah sekolah yang didirikan oleh suatu lembaga tertentu di mana para murid tinggal di asrama yang dibina oleh pengawas atau pembimbing khusus.

2. Komponen dan Elemen Boarding School

Boarding school memiliki komponen fisik dan non-fisik yang saling mendukung dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang optimal. Komponen fisik terdiri dari sarana ibadah, ruang belajar, dan asrama yang menjadi tempat tinggal siswa selama masa pendidikan.

  1. Fasilitas Asrama - Tempat tinggal siswa yang dilengkapi dengan kamar tidur, ruang belajar bersama, dan fasilitas penunjang lainnya
  2. Ruang Pembelajaran - Kelas-kelas modern dengan teknologi pembelajaran terkini
  3. Laboratorium - Fasilitas praktikum untuk mata pelajaran sains dan teknologi
  4. Perpustakaan - Pusat sumber belajar dengan koleksi buku dan referensi lengkap
  5. Fasilitas Olahraga - Lapangan dan gymnasium untuk pengembangan fisik siswa
  6. Sarana Ibadah - Tempat untuk kegiatan spiritual dan keagamaan

Komponen non-fisik berupa program aktivitas yang tersusun secara rapi, segala aturan yang telah ditentukan beserta sanksi yang menyertainya, serta pendidikan yang berorientasi pada mutu. Mutu tersebut mencakup mutu akademik, mutu guru, mutu pengelola, mutu program pilihan, mutu pendamping, mutu pengasuh, mutu manajemen, dan mutu fasilitas.

Melansir dari penelitian dalam Evaluasi Program Boarding School Model Goal Free Evaluation, boarding school dapat diartikan sebagai kombinasi yang menciptakan lingkungan belajar holistik. Para siswa tidak hanya belajar pelajaran akademis, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan karakter dan keterampilan hidup.

3. Karakteristik Sistem Boarding School

Karakteristik Sistem Boarding School (c) Ilustrasi AI

Sistem boarding school memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari sekolah reguler. Siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa di lingkungan sekolah, bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat, tidak terbatas pada jam pelajaran formal.

Contoh yang baik dapat mereka saksikan langsung di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan demikian, pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal. Boarding school yang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu sekolah berasrama.

Peserta didik terlindungi dari hal-hal yang negatif seperti merokok, narkoba, tayangan film atau sinetron yang tidak mendidik dan sebagainya. Di sekolah dengan sistem ini, para siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem konvensional.

Istilah boarding school banyak ragamnya, ada yang menyebutnya dengan Sekolah Plus, Sekolah Terpadu, Pondok Pesantren Modern, dan istilah lain di belakang nama institusi sekolahnya. Biasanya kegiatan pondok pesantren dilakukan setelah persekolahan umum selesai dilakukan hingga malam hari, disertai dengan kegiatan penunjang lain seperti ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat anak serta bimbingan dengan guru di setiap saat.

4. Keunggulan dan Manfaat Boarding School

Boarding school menawarkan berbagai keunggulan yang menjadi daya tarik bagi orang tua dalam memilih pendidikan terbaik untuk anak mereka. Lingkungan yang terkondisikan menjadi salah satu keunggulan utama, di mana orang tua tidak perlu khawatir dengan pergaulan anak karena setiap asrama difasilitasi dengan Guru Pendamping Asrama yang selalu standby mengkondisikan siswa.

Pergaulan anak terpantau dengan baik melalui kehadiran Guru Pendamping Asrama yang memberikan pengarahan, bimbingan, serta mengawasi tingkah laku anak di asrama. Apabila anak melakukan tindakan yang tidak terpuji, segera Guru Pendamping inilah yang menyelesaikannya dengan pendekatan edukatif.

Boarding school membentengi anak dari kontaminasi pengaruh luar yang negatif. Dengan berkembangnya teknologi informasi terutama TV dan Internet, kini semakin banyak perilaku-perilaku negatif di masyarakat yang semakin meluas. Di boarding school, terdapat aturan yang melarang siswa untuk membawa HP, TV dan peralatan komunikasi yang lain, sehingga pengaruh luar yang cenderung banyak negatifnya dapat diminimalisir.

Kerukunan dan kekeluargaan yang kuat terbangun karena siswa merasa senasib dan bertempat tinggal yang sama serta kesehariannya dilakukan secara bersama-sama. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antar siswa yang tidak akan ditemui di sekolah umum.

Boarding school juga menghindari kesenjangan sosial karena semua siswa yang berada di asrama tidak diperkenankan membawa peralatan-peralatan elektronik dan barang-barang kebutuhan pribadi yang tidak mendukung proses pembelajaran. Sehingga semua siswa memiliki kesamaan dalam kegiatan dan jenis makanan yang dimakan.

Integrasi Pendidikan Akademik dan Karakter

Selain mendapatkan ilmu umum seperti layaknya di sekolah umum, siswa boarding school juga diberikan ilmu keagamaan yang sama dengan anak pondok pesantren. Jadi dengan sekolah di boarding school akan mendapatkan dua ilmu sekaligus, yaitu ilmu dunia dan akherat.

Dari pertimbangan akademik, boarding school memiliki fasilitas yang sangat luar biasa untuk meningkatkan prestasi anak didiknya. Mulai dari penambahan jam pelajaran hingga tugas-tugas yang terstruktur dengan baik. Jika menginginkan anak untuk sekolah umum sambil pondok pesantren secara terpisah, kemungkinan akan mengalami tekanan yang luar biasa dan sulit untuk menduduki ranking atas karena membutuhkan usaha yang sangat keras.

5. Perbedaan Boarding School dengan Sekolah Reguler

Perbedaan Boarding School dengan Sekolah Reguler (c) Ilustrasi AI

Perbedaan mendasar antara boarding school dan sekolah reguler terletak pada tempat tinggal siswa. Di boarding school, siswa tinggal di asrama selama masa pendidikan, sementara siswa sekolah reguler pulang ke rumah setiap hari setelah jam pelajaran berakhir.

Fokus pendidikan boarding school tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian akademik semata, tetapi juga mengedepankan pengembangan karakter, kemandirian, dan keterampilan sosial. Program-program pembinaan yang terstruktur dirancang untuk membentuk pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, dan mampu beradaptasi dalam berbagai situasi.

Hubungan antar siswa di boarding school lebih intens karena mereka tinggal bersama dalam satu lingkungan yang sama. Kebersamaan ini seringkali membangun ikatan persahabatan yang kuat dan rasa solidaritas yang tinggi. Sebaliknya, siswa sekolah reguler biasanya hanya bertemu teman-teman mereka selama jam pelajaran dan kegiatan sekolah.

Akses ke guru di boarding school tidak terbatas pada jam pelajaran formal. Guru tidak hanya hadir sebagai pengajar di kelas, tetapi juga sebagai pembimbing yang mudah diakses kapan saja. Kehadiran guru di lingkungan asrama memungkinkan siswa untuk berkonsultasi, berdiskusi, atau mendapatkan bimbingan tambahan di luar jam pelajaran formal.

Fasilitas boarding school umumnya lebih lengkap dan terintegrasi, mulai dari asrama, ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, hingga fasilitas olahraga dan ruang ibadah. Semua ini dirancang untuk mendukung proses belajar dan pengembangan siswa secara menyeluruh.

6. Perbedaan Boarding School dengan Pondok Pesantren

Perbedaan Boarding School dengan Pondok Pesantren (c) Ilustrasi AI

Meskipun sama-sama menerapkan sistem asrama, boarding school dan pondok pesantren memiliki perbedaan fundamental dalam beberapa aspek. Perbedaan pertama terletak pada pihak yang mendirikan institusi tersebut. Boarding school biasanya didirikan oleh lembaga, perseorangan, yayasan, organisasi, atau lembaga pemerintah dan swasta yang memiliki modal untuk membangun institusi pendidikan.

Sedangkan pesantren biasanya didirikan oleh pemuka agama yang ilmunya diakui oleh masyarakat, seperti Kyai, Ustadz, dan Ulama. Tujuan utama pondok pesantren adalah menciptakan wadah bagi orang-orang yang ingin mempelajari agama Islam lebih dalam.

Dari segi biaya pendidikan, mayoritas pondok pesantren memiliki biaya yang lebih terjangkau karena fasilitas yang tersedia lebih sederhana dan tidak banyak biaya tambahan. Sedangkan boarding school cenderung lebih mahal karena adanya double pendidikan, yaitu pendidikan formal dan pendidikan agama, serta fasilitas yang lebih lengkap.

Kurikulum boarding school memprioritaskan kurikulum pendidikan formal yang sudah dibuat oleh pemerintah, dengan prinsip komprehensif-holistik yang menggabungkan academic development, agama, wawasan global, serta life skill. Sedangkan kurikulum pesantren lebih menitikberatkan pada pendalaman ilmu agama Islam dalam Al-Quran, Hadist, dan Fiqih.

Melansir dari Gencalogi dan Jaringan Keilmuan Pesantren Modern di Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur, boarding school biasanya sudah memiliki yayasan sebelum didirikan, dan kepala sekolah ditunjuk langsung oleh pihak yayasan. Berbeda dengan pesantren yang perkembangannya biasanya berpusat di sentral figurnya, yaitu kyai.

7. FAQ (Frequently Asked Questions)

Apa yang dimaksud dengan boarding school?

Boarding school adalah sistem sekolah berasrama di mana siswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah. Sistem ini menggabungkan pendidikan akademik dengan kehidupan asrama yang terstruktur untuk membentuk karakter dan kemandirian siswa.

Apa perbedaan utama boarding school dengan sekolah biasa?

Perbedaan utama terletak pada tempat tinggal siswa dan intensitas pembinaan. Di boarding school, siswa tinggal di asrama dan mendapat pengawasan 24 jam, sedangkan sekolah biasa siswa pulang ke rumah setiap hari. Boarding school juga lebih fokus pada pengembangan karakter dan kemandirian.

Apakah boarding school sama dengan pondok pesantren?

Tidak sama. Meskipun keduanya menerapkan sistem asrama, boarding school lebih fokus pada kurikulum akademik formal dengan tambahan pendidikan karakter, sedangkan pondok pesantren lebih menekankan pendidikan agama Islam sebagai prioritas utama.

Berapa lama siswa tinggal di boarding school?

Siswa boarding school biasanya tinggal di asrama selama satu semester dan diselingi dengan berlibur satu bulan hingga menamatkan sekolahnya. Mereka hanya diperkenankan pulang ke rumah saat liburan sekolah atau ada keperluan penting dengan izin guru.

Apa saja fasilitas yang tersedia di boarding school?

Fasilitas boarding school umumnya lengkap, meliputi asrama, ruang kelas ber-AC, laboratorium, perpustakaan, fasilitas olahraga, sarana ibadah, klinik kesehatan, dan sistem keamanan 24 jam dengan CCTV. Fasilitas ini dirancang untuk mendukung pembelajaran dan kehidupan siswa secara optimal.

Apakah boarding school cocok untuk semua anak?

Boarding school cocok untuk anak yang siap hidup mandiri, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, dan membutuhkan lingkungan belajar yang terstruktur. Orang tua perlu mempertimbangkan karakter, kesiapan mental, dan kebutuhan anak sebelum memutuskan.

Bagaimana sistem pengawasan di boarding school?

Sistem pengawasan di boarding school sangat ketat dan terstruktur dengan jadwal harian yang jelas. Terdapat Guru Pendamping Asrama yang selalu standby mengawasi, membimbing, dan mengkondisikan siswa. Pengawasan dilakukan 24 jam untuk memastikan keamanan dan kedisiplinan siswa.

(kpl/fed)

Reporter:

Rizka Uzlifat

Rekomendasi
Trending