Cara Membedakan Kontraksi Palsu dan Asli

Cara Membedakan Kontraksi Palsu dan Asli
cara membedakan kontraksi palsu dan asli

Kapanlagi.com - Menjelang akhir kehamilan, banyak ibu hamil mengalami pengencangan pada perut yang sering membuat bingung apakah itu tanda persalinan atau bukan. Memahami cara membedakan kontraksi palsu dan asli menjadi sangat penting agar tidak panik atau terlambat ke rumah sakit.

Kontraksi palsu atau yang dikenal dengan istilah Braxton Hicks adalah pengencangan otot rahim yang tidak teratur dan tidak menyebabkan pembukaan serviks. Sementara kontraksi asli merupakan tanda persalinan yang sesungguhnya dengan pola teratur dan intensitas yang semakin meningkat.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kontraksi Braxton Hicks biasanya dimulai pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan berfungsi sebagai latihan bagi rahim untuk mempersiapkan persalinan. Artikel ini akan membahas secara lengkap cara membedakan kontraksi palsu dan asli agar ibu hamil dapat mengambil keputusan yang tepat saat menghadapi kontraksi.

1. Pengertian Kontraksi Palsu dan Kontraksi Asli

Pengertian Kontraksi Palsu dan Kontraksi Asli (c) Ilustrasi AI

Kontraksi palsu atau Braxton Hicks adalah pengencangan otot-otot rahim yang terjadi secara tidak teratur dan tidak menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kondisi ini dinamai sesuai nama dokter John Braxton Hicks yang pertama kali mendeskripsikannya pada tahun 1872. Kontraksi jenis ini umumnya mulai dirasakan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan, meskipun beberapa ibu hamil mungkin tidak merasakannya sama sekali.

Kontraksi asli atau kontraksi persalinan adalah pengencangan rahim yang terjadi secara teratur, progresif, dan menyebabkan pembukaan serta penipisan serviks. Kontraksi ini merupakan tanda bahwa tubuh sedang mempersiapkan proses kelahiran bayi. Berbeda dengan kontraksi palsu, kontraksi asli akan semakin kuat, sering, dan berlangsung lebih lama seiring berjalannya waktu.

Melansir dari Mayo Clinic, kontraksi Braxton Hicks berfungsi sebagai mekanisme alami tubuh untuk mempersiapkan otot-otot rahim menghadapi persalinan yang sebenarnya. Meskipun tidak berbahaya, kontraksi palsu dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan, terutama bagi ibu hamil pertama kali yang belum familiar dengan sensasi tersebut.

Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada pola, intensitas, durasi, dan dampaknya terhadap serviks. Kontraksi palsu cenderung tidak teratur dan akan mereda dengan perubahan posisi atau aktivitas, sedangkan kontraksi asli akan terus berlanjut dan bahkan semakin intensif tanpa terpengaruh oleh perubahan posisi tubuh atau aktivitas yang dilakukan.

2. Perbedaan Pola dan Frekuensi Kontraksi

Perbedaan Pola dan Frekuensi Kontraksi (c) Ilustrasi AI

Salah satu cara paling efektif untuk membedakan kontraksi palsu dan asli adalah dengan memperhatikan pola dan frekuensinya. Kontraksi palsu terjadi secara tidak teratur dan tidak dapat diprediksi. Jarak antara satu kontraksi dengan kontraksi berikutnya bisa bervariasi, misalnya 10 menit, kemudian 30 menit, lalu 5 menit tanpa pola yang konsisten.

Sebaliknya, kontraksi asli memiliki pola yang teratur dan dapat diprediksi. Kontraksi akan datang dengan interval waktu yang semakin pendek, misalnya setiap 10 menit, kemudian setiap 7 menit, lalu setiap 5 menit, dan terus berkurang intervalnya. Pola ini menunjukkan bahwa persalinan semakin dekat dan tubuh sedang bekerja untuk membuka jalan lahir.

Dari segi frekuensi, kontraksi palsu biasanya jarang terjadi dan tidak meningkat seiring waktu. Ibu hamil mungkin hanya merasakan beberapa kali dalam sehari atau bahkan dalam seminggu. Kontraksi ini juga cenderung berhenti dengan sendirinya setelah beberapa saat, terutama jika ibu beristirahat atau mengubah posisi.

Menurut National Health Service (NHS) UK, kontraksi persalinan yang sebenarnya akan terjadi lebih dari 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung setidaknya 40-60 detik setiap kali kontraksi. Frekuensi ini akan terus meningkat hingga mencapai puncaknya saat pembukaan lengkap. Jika kontraksi yang dialami memiliki pola seperti ini, segera hubungi tenaga kesehatan atau pergi ke rumah sakit.

3. Perbedaan Intensitas dan Durasi Kontraksi

Perbedaan Intensitas dan Durasi Kontraksi (c) Ilustrasi AI

Intensitas kontraksi palsu cenderung ringan hingga sedang dan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Pengencangan yang dirasakan biasanya tidak terlalu kuat dan masih dapat ditoleransi dengan baik oleh ibu hamil. Bahkan, beberapa ibu hamil menggambarkan sensasi kontraksi palsu seperti perut yang mengeras sebentar kemudian kembali rileks tanpa rasa nyeri yang berarti.

Kontraksi asli memiliki intensitas yang berbeda, dimulai dari ringan kemudian meningkat menjadi sangat kuat dan menyakitkan. Rasa nyeri yang dirasakan semakin lama semakin intens hingga mencapai puncaknya, kemudian perlahan mereda sebelum kontraksi berikutnya datang. Intensitas ini tidak akan berkurang meskipun ibu beristirahat atau mengubah posisi.

Dari segi durasi, kontraksi palsu biasanya berlangsung singkat, sekitar 30 detik atau kurang, dan tidak mengalami peningkatan durasi seiring waktu. Kontraksi ini datang dan pergi tanpa pola yang jelas. Sementara itu, kontraksi asli berlangsung lebih lama, dimulai dari 30-45 detik pada fase awal dan dapat mencapai 60-90 detik pada fase aktif persalinan.

Melansir dari American Pregnancy Association, salah satu cara untuk mengukur apakah kontraksi yang dialami adalah kontraksi asli adalah dengan menggunakan aturan 5-1-1, yaitu kontraksi terjadi setiap 5 menit, berlangsung selama 1 menit, dan sudah terjadi selama 1 jam berturut-turut. Jika kontraksi memenuhi kriteria ini, kemungkinan besar itu adalah kontraksi persalinan yang sebenarnya dan ibu perlu segera ke fasilitas kesehatan.

4. Perbedaan Lokasi dan Penyebaran Nyeri

Lokasi nyeri merupakan indikator penting dalam cara membedakan kontraksi palsu dan asli. Kontraksi palsu biasanya hanya terasa di bagian depan perut, terutama di area perut bagian bawah dan selangkangan. Pengencangan ini bersifat lokal dan tidak menyebar ke area tubuh lainnya. Sensasi yang dirasakan lebih seperti ketegangan atau kekakuan otot perut tanpa rasa nyeri yang menjalar.

Berbeda dengan kontraksi palsu, kontraksi asli dimulai dari punggung bawah dan menyebar ke bagian depan perut bagian bawah. Rasa nyeri ini seperti gelombang yang bergerak dari belakang ke depan, menciptakan sensasi yang lebih menyeluruh di seluruh area perut dan panggul. Beberapa ibu hamil menggambarkan sensasi ini seperti kram menstruasi yang sangat kuat namun dengan intensitas yang jauh lebih tinggi.

Penyebaran nyeri pada kontraksi asli juga dapat dirasakan hingga ke area paha dan punggung. Rasa tidak nyaman ini bersifat menyeluruh dan tidak dapat diredakan dengan mudah. Semakin mendekati waktu persalinan, penyebaran nyeri akan semakin luas dan intensitasnya semakin kuat, membuat ibu hamil sulit untuk melakukan aktivitas normal.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing, pola penyebaran nyeri dari posterior ke anterior (belakang ke depan) merupakan karakteristik khas dari kontraksi persalinan yang sebenarnya. Pemahaman tentang lokasi dan penyebaran nyeri ini dapat membantu ibu hamil dan tenaga kesehatan untuk membedakan antara kontraksi palsu dan kontraksi asli dengan lebih akurat.

5. Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Meredakan Kontraksi

Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Meredakan Kontraksi (c) Ilustrasi AI

Kontraksi palsu dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti dehidrasi, aktivitas fisik yang berlebihan, kandung kemih yang penuh, atau bahkan gerakan janin yang aktif. Kontraksi jenis ini sangat responsif terhadap perubahan kondisi tubuh dan lingkungan. Ketika ibu hamil mengubah posisi, berjalan-jalan, atau beristirahat, kontraksi palsu cenderung mereda atau bahkan hilang sama sekali.

Cara meredakan kontraksi palsu cukup sederhana dan dapat dilakukan di rumah. Minum air putih yang cukup, mengosongkan kandung kemih, berbaring dengan posisi miring ke kiri, atau mandi air hangat dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi palsu. Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dan pijatan lembut juga efektif untuk meredakan ketidaknyamanan.

Sebaliknya, kontraksi asli tidak akan berhenti atau mereda dengan perubahan posisi atau aktivitas. Bahkan ketika ibu beristirahat atau mencoba berbagai cara untuk meredakan kontraksi, intensitas dan frekuensinya akan terus meningkat. Ini adalah tanda bahwa tubuh sedang dalam proses persalinan yang tidak dapat dihentikan dan memerlukan penanganan medis.

Melansir dari Cleveland Clinic, jika kontraksi tidak mereda setelah minum air, beristirahat, atau mengubah posisi selama satu jam, kemungkinan besar itu adalah kontraksi persalinan yang sebenarnya. Dalam kondisi ini, ibu hamil perlu segera menghubungi dokter atau bidan dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

6. Tanda-Tanda Lain yang Menyertai Kontraksi Asli

Tanda-Tanda Lain yang Menyertai Kontraksi Asli (c) Ilustrasi AI

Selain pola kontraksi yang teratur, kontraksi asli biasanya disertai dengan tanda-tanda persalinan lainnya yang tidak muncul pada kontraksi palsu. Salah satu tanda yang paling jelas adalah keluarnya lendir bercampur darah atau yang dikenal dengan istilah "bloody show". Lendir ini berasal dari sumbatan serviks yang terlepas ketika serviks mulai membuka dan menipis.

  1. Pecahnya Ketuban: Keluarnya cairan ketuban baik dalam jumlah banyak sekaligus atau merembes perlahan merupakan tanda pasti bahwa persalinan sudah dimulai. Cairan ini biasanya berwarna bening atau sedikit kekuningan dan tidak berbau. Jika ketuban pecah, ibu harus segera ke rumah sakit meskipun kontraksi belum teratur.
  2. Pembukaan Serviks: Pada kontraksi asli, serviks akan mengalami pembukaan dan penipisan yang dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan dalam oleh tenaga kesehatan. Kontraksi palsu tidak menyebabkan perubahan pada serviks, sehingga tidak ada pembukaan yang terjadi.
  3. Tekanan pada Panggul: Kontraksi persalinan yang sebenarnya disertai dengan tekanan yang kuat pada area panggul dan rektum, seolah-olah ada dorongan untuk buang air besar. Sensasi ini terjadi karena kepala bayi sudah turun dan menekan area panggul.
  4. Nyeri Punggung Persisten: Nyeri punggung bawah yang konstan dan tidak hilang dengan perubahan posisi merupakan tanda kontraksi asli. Nyeri ini berbeda dengan nyeri punggung biasa pada kehamilan karena intensitasnya lebih kuat dan berirama dengan kontraksi.
  5. Diare atau Mual: Beberapa ibu hamil mengalami diare atau mual menjelang persalinan sebagai cara tubuh membersihkan sistem pencernaan. Gejala ini jarang muncul pada kontraksi palsu.

Menurut Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, kombinasi dari beberapa tanda di atas bersama dengan kontraksi yang teratur dan semakin kuat merupakan indikasi kuat bahwa persalinan sudah dimulai. Ibu hamil perlu segera mencari bantuan medis jika mengalami tanda-tanda tersebut, terutama jika usia kehamilan sudah memasuki 37 minggu atau lebih.

7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Apakah kontraksi palsu berbahaya bagi janin?

Kontraksi palsu atau Braxton Hicks tidak berbahaya bagi janin dan merupakan bagian normal dari kehamilan. Kontraksi ini justru membantu mempersiapkan otot rahim untuk persalinan yang sebenarnya. Namun, jika kontraksi terasa sangat sering, menyakitkan, atau disertai perdarahan, segera konsultasikan dengan dokter.

2. Kapan waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit saat merasakan kontraksi?

Waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit adalah ketika kontraksi terjadi setiap 5 menit, berlangsung selama 1 menit, dan sudah terjadi selama 1 jam berturut-turut (aturan 5-1-1). Untuk kehamilan pertama, biasanya disarankan datang ke rumah sakit saat kontraksi sudah teratur setiap 5-7 menit, sedangkan untuk kehamilan kedua atau lebih, sebaiknya datang lebih cepat karena persalinan cenderung berlangsung lebih cepat.

3. Bisakah kontraksi palsu berubah menjadi kontraksi asli?

Kontraksi palsu tidak berubah menjadi kontraksi asli, tetapi keduanya dapat terjadi secara bersamaan menjelang persalinan. Kontraksi palsu yang sering pada akhir kehamilan bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang mempersiapkan persalinan, dan kontraksi asli bisa dimulai kapan saja. Cara membedakan kontraksi palsu dan asli adalah dengan memperhatikan pola, intensitas, dan durasinya.

4. Apakah semua ibu hamil merasakan kontraksi palsu?

Tidak semua ibu hamil merasakan kontraksi palsu secara sadar. Beberapa ibu mungkin mengalaminya tanpa menyadari karena intensitasnya ringan, sementara yang lain mungkin merasakan kontraksi palsu yang cukup jelas. Perbedaan sensitivitas dan ambang nyeri setiap individu membuat pengalaman kontraksi palsu berbeda-beda pada setiap ibu hamil.

5. Bagaimana cara menghitung kontraksi dengan benar?

Untuk menghitung kontraksi, catat waktu dimulainya satu kontraksi hingga dimulainya kontraksi berikutnya (frekuensi), serta berapa lama setiap kontraksi berlangsung (durasi). Gunakan stopwatch atau aplikasi penghitung kontraksi untuk memudahkan pencatatan. Lakukan pencatatan selama minimal satu jam untuk melihat pola yang jelas dan menentukan apakah kontraksi semakin teratur dan sering.

6. Apakah kontraksi palsu bisa terjadi pada trimester kedua?

Ya, kontraksi palsu dapat mulai dirasakan pada trimester kedua kehamilan, biasanya sekitar minggu ke-20 atau lebih. Namun, kontraksi palsu lebih sering dan lebih terasa pada trimester ketiga, terutama menjelang akhir kehamilan. Jika kontraksi pada trimester kedua terasa sangat sering atau menyakitkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan tidak ada risiko persalinan prematur.

7. Apa yang harus dilakukan jika tidak yakin apakah kontraksi yang dialami palsu atau asli?

Jika ragu membedakan kontraksi palsu dan asli, sebaiknya hubungi dokter atau bidan untuk mendapatkan panduan. Jangan ragu untuk pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan, terutama jika kontraksi disertai dengan tanda-tanda lain seperti keluarnya cairan, perdarahan, atau penurunan gerakan janin. Lebih baik memastikan kondisi daripada menunda dan berisiko terlambat mendapat penanganan medis yang diperlukan.

(kpl/fed)

Rekomendasi
Trending