Cara Menanam Cabe di Pot, Polybag, Botol Bekas, dan Tanah Terbuka
Cara Menanam Cabe di Tanah Terbuka
Kapanlagi.com - Menanam cabe di rumah kini menjadi pilihan praktis bagi banyak orang yang ingin memiliki pasokan bumbu dapur segar tanpa memerlukan lahan luas. Cara menanam cabe di pot, polybag, botol bekas, maupun tanah terbuka dapat disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan ruang yang dimiliki. Teknik budidaya cabe yang tepat akan menghasilkan tanaman yang subur dan berbuah lebat.
Cabe merupakan komoditas yang sering dikonsumsi dan mudah ditanam dengan berbagai media tanam. Baik menggunakan metode dari biji, batang, maupun akar, tanaman cabe dapat tumbuh optimal dengan perawatan yang sesuai. Pemilihan media tanam dan wadah yang tepat menjadi kunci keberhasilan budidaya cabe di rumah.
Budidaya cabe dalam wadah seperti pot atau polybag memberikan keuntungan tersendiri karena kondisi tanaman lebih mudah dikontrol dibandingkan menanam di lahan terbuka. Dengan memahami teknik dasar cara menanam cabe di berbagai media, siapa pun dapat memulai berkebun cabe sendiri dan menikmati hasil panen yang memuaskan.
Advertisement
1. Pengertian dan Dasar Menanam Cabe
Menanam cabe adalah proses budidaya tanaman cabai (Capsicum spp.) yang dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media tanam sesuai kebutuhan. Tanaman cabe termasuk dalam keluarga Solanaceae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan baik dalam skala rumah tangga maupun komersial. Pemahaman dasar tentang karakteristik tanaman cabe sangat penting untuk mencapai hasil panen yang optimal.
Cabe dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian optimal 200-2000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh minimal 6-8 jam per hari, suhu udara antara 24-28 derajat Celsius, dan kelembaban udara sekitar 70-80 persen. Media tanam yang ideal untuk cabe adalah tanah yang gembur, subur, kaya bahan organik, dan memiliki pH antara 6,0-7,0 dengan drainase yang baik.
Pemilihan varietas cabe yang tepat menjadi langkah awal yang penting dalam budidaya. Varietas unggul biasanya memiliki ketahanan lebih baik terhadap hama dan penyakit serta produktivitas tinggi. Beberapa varietas cabe yang populer ditanam di Indonesia antara lain cabe rawit, cabe merah keriting, cabe merah besar, dan cabe hibrida. Setiap varietas memiliki karakteristik pertumbuhan dan kebutuhan perawatan yang sedikit berbeda.
Metode perbanyakan tanaman cabe dapat dilakukan secara generatif melalui biji dan vegetatif melalui stek batang atau kultur jaringan. Perbanyakan generatif dari biji merupakan cara yang paling umum dilakukan karena lebih mudah dan menghasilkan tanaman dengan kualitas genetik yang baik. Sementara perbanyakan vegetatif biasanya dilakukan untuk mempercepat masa panen atau mempertahankan sifat unggul dari tanaman induk tertentu.
2. Cara Menanam Cabe di Pot
Menanam cabe di pot merupakan solusi ideal bagi Anda yang memiliki keterbatasan lahan namun tetap ingin menikmati hasil panen sendiri. Pot memberikan fleksibilitas dalam penempatan tanaman dan memudahkan perawatan serta pengendalian kondisi lingkungan. Pemilihan pot yang tepat sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman cabe.
1. Pemilihan Pot yang Tepat
Gunakan pot dengan diameter minimal 30-40 cm dan kedalaman 30-35 cm untuk memberikan ruang yang cukup bagi perkembangan akar cabe. Pot harus memiliki lubang drainase di bagian bawah untuk mencegah genangan air yang dapat menyebabkan busuk akar. Material pot dapat berupa plastik, tanah liat, atau semen, namun pot tanah liat lebih direkomendasikan karena memiliki sirkulasi udara yang lebih baik.
2. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang ideal untuk cabe di pot adalah campuran 2 bagian tanah gembur, 1 bagian kompos atau pupuk kandang, dan 1 bagian sekam bakar atau arang sekam. Campuran ini memberikan nutrisi yang cukup, drainase yang baik, dan aerasi optimal untuk pertumbuhan akar. Pastikan semua bahan tercampur merata sebelum dimasukkan ke dalam pot.
3. Penanaman Bibit
Bibit cabe yang siap dipindahkan ke pot adalah bibit yang telah berumur 3-4 minggu dengan tinggi sekitar 10-15 cm dan memiliki 4-5 helai daun sejati. Buat lubang tanam di tengah pot sedalam ukuran polybag semai, keluarkan bibit dengan hati-hati tanpa merusak akar, lalu masukkan ke lubang tanam dan timbun dengan media hingga pangkal batang. Padatkan media tanam di sekitar batang dan siram hingga lembab.
4. Penempatan dan Perawatan
Letakkan pot di tempat yang mendapat sinar matahari langsung minimal 6-8 jam per hari. Lakukan penyiraman secara rutin 1-2 kali sehari, terutama pada pagi dan sore hari, dengan memperhatikan kondisi kelembaban media tanam. Berikan pupuk organik cair atau NPK setiap 2 minggu sekali untuk mendukung pertumbuhan dan pembungaan. Pasang ajir atau penopang saat tanaman mulai tinggi untuk mencegah rebah.
5. Pemangkasan dan Perawatan Lanjutan
Lakukan pemangkasan tunas air atau cabang yang tidak produktif untuk merangsang pertumbuhan cabang produktif. Pangkas juga daun-daun tua atau yang terserang penyakit untuk menjaga kesehatan tanaman. Perhatikan tanda-tanda serangan hama seperti kutu daun, thrips, atau ulang grayak, dan lakukan pengendalian segera dengan pestisida organik atau nabati.
3. Cara Menanam Cabe di Polybag
Polybag menjadi alternatif wadah tanam yang ekonomis dan praktis untuk budidaya cabe di rumah. Penggunaan polybag memungkinkan mobilitas tanaman yang lebih mudah dan efisiensi penggunaan ruang yang lebih baik. Teknik menanam cabe di polybag pada dasarnya mirip dengan pot, namun ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan.
- Pemilihan Ukuran Polybag: Gunakan polybag berukuran minimal 40x40 cm atau dengan kapasitas 20-30 liter untuk memberikan ruang tumbuh yang optimal bagi akar cabe. Polybag yang terlalu kecil akan membatasi pertumbuhan akar dan mengurangi produktivitas tanaman. Pastikan polybag memiliki lubang drainase yang cukup di bagian bawah dan samping untuk mencegah genangan air.
- Persiapan Media Tanam: Campurkan tanah, kompos, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1 untuk mendapatkan media tanam yang subur dan gembur. Tambahkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20-30 persen dari total volume media untuk meningkatkan kesuburan. Aduk semua bahan hingga merata dan biarkan selama 3-7 hari sebelum digunakan agar proses dekomposisi sempurna.
- Pengisian Media ke Polybag: Isi polybag dengan media tanam hingga 3/4 bagian atau sekitar 5 cm dari bibir polybag untuk memudahkan penyiraman dan mencegah media tumpah. Padatkan media tanam secara perlahan sambil mengetuk-ketuk polybag agar tidak ada rongga udara yang berlebihan. Siram media tanam hingga lembab dan biarkan selama 1-2 hari sebelum penanaman bibit.
- Penanaman dan Aklimatisasi: Pindahkan bibit cabe dari media semai ke polybag pada pagi atau sore hari untuk menghindari stres akibat suhu tinggi. Buat lubang tanam di tengah polybag, masukkan bibit beserta media semainya, lalu timbun dan padatkan. Letakkan polybag di tempat teduh selama 2-3 hari untuk aklimatisasi sebelum dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari penuh.
- Perawatan Rutin: Siram tanaman cabe di polybag secara teratur 1-2 kali sehari tergantung kondisi cuaca dan kelembaban media. Berikan pupuk susulan pertama kali setelah tanaman berumur 2 minggu dengan pupuk NPK dosis rendah. Lakukan pemupukan rutin setiap 2-3 minggu sekali dengan meningkatkan dosis secara bertahap sesuai umur tanaman.
- Pengendalian Hama dan Penyakit: Monitor tanaman secara rutin untuk mendeteksi serangan hama atau penyakit sejak dini. Aplikasikan pestisida nabati seperti ekstrak daun mimba atau bawang putih sebagai pencegahan. Jika terjadi serangan yang parah, gunakan pestisida kimia sesuai dosis anjuran dengan memperhatikan masa tunggu panen.
4. Cara Menanam Cabe di Botol Bekas
Memanfaatkan botol bekas sebagai wadah tanam cabe merupakan solusi kreatif dan ramah lingkungan yang cocok untuk lahan sangat terbatas. Botol bekas air mineral berukuran 1,5 liter atau lebih besar dapat dimodifikasi menjadi wadah tanam yang fungsional. Metode ini sangat cocok untuk cabe rawit atau varietas cabe kecil lainnya yang tidak memerlukan ruang tumbuh terlalu besar.
Langkah pertama adalah mempersiapkan botol bekas dengan membersihkannya dari sisa isi dan label. Potong botol menjadi dua bagian, dengan bagian bawah berukuran sekitar 2/3 dari tinggi botol yang akan digunakan sebagai wadah tanam utama. Bagian atas dengan tutup botol dapat dibalik dan digunakan sebagai sistem penyiraman otomatis atau dibuang. Lubangi bagian bawah dan samping botol menggunakan paku atau solder panas untuk membuat lubang drainase yang cukup.
Media tanam untuk botol bekas harus lebih ringan dan poros karena volume wadah yang terbatas. Gunakan campuran tanah, kompos, dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1, atau tambahkan cocopeat untuk meningkatkan daya serap air. Isi botol dengan media tanam hingga hampir penuh, sisakan sekitar 2-3 cm dari bibir botol. Padatkan media secara perlahan dan siram hingga lembab sebelum penanaman.
Untuk penanaman, gunakan bibit cabe yang masih kecil atau semai biji langsung di botol. Jika menggunakan bibit, pilih yang berukuran kecil dengan sistem perakaran yang belum terlalu besar agar mudah beradaptasi. Buat lubang kecil di tengah media, masukkan bibit atau 2-3 biji cabe, lalu tutup dengan media tanam tipis. Letakkan botol di tempat yang mendapat cahaya matahari cukup dan lakukan penyiraman rutin dengan volume air yang disesuaikan dengan ukuran wadah.
Perawatan cabe di botol bekas memerlukan perhatian ekstra karena volume media yang terbatas membuat nutrisi dan air cepat habis. Lakukan penyiraman lebih sering, bisa 2-3 kali sehari pada musim kemarau, namun dengan volume air yang tidak berlebihan. Berikan pupuk cair dengan konsentrasi rendah setiap minggu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Karena keterbatasan ruang, tanaman cabe di botol bekas biasanya tidak tumbuh setinggi di pot atau polybag, namun tetap dapat menghasilkan buah dengan jumlah yang cukup untuk konsumsi rumah tangga.
5. Cara Menanam Cabe di Tanah Terbuka
Menanam cabe di tanah terbuka atau lahan konvensional memberikan hasil panen yang lebih maksimal karena sistem perakaran dapat berkembang lebih bebas. Metode ini cocok untuk budidaya skala menengah hingga besar dengan produktivitas yang lebih tinggi. Persiapan lahan yang baik menjadi kunci utama keberhasilan budidaya cabe di tanah terbuka.
- Persiapan Lahan: Pilih lokasi yang mendapat sinar matahari penuh sepanjang hari dengan drainase yang baik dan tidak tergenang air. Bersihkan lahan dari gulma, bebatuan, dan sisa tanaman sebelumnya. Lakukan pengolahan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 30-40 cm untuk menggemburkan tanah dan memperbaiki aerasi. Biarkan tanah terbuka selama 1-2 minggu untuk proses oksidasi dan mematikan patogen yang ada di dalam tanah.
- Pembuatan Bedengan: Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, dan panjang sesuai kebutuhan dengan jarak antar bedengan 50-60 cm. Bedengan yang tinggi membantu drainase air dan mencegah genangan yang dapat menyebabkan penyakit akar. Ratakan permukaan bedengan dan buat parit di antara bedengan untuk saluran air. Aplikasikan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 ton per hektar dengan menaburkannya di atas bedengan dan mencampurnya dengan tanah.
- Pengapuran dan Pemupukan Dasar: Jika pH tanah di bawah 6,0, lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 1-2 ton per hektar yang disebarkan merata 2 minggu sebelum tanam. Berikan pupuk dasar berupa NPK atau pupuk majemuk lainnya dengan dosis 200-300 kg per hektar yang ditaburkan di atas bedengan dan dicampur dengan tanah. Tutup bedengan dengan mulsa plastik hitam perak untuk menjaga kelembaban, menekan pertumbuhan gulma, dan mengatur suhu tanah.
- Pengaturan Jarak Tanam: Buat lubang tanam pada mulsa dengan jarak 60x60 cm atau 70x70 cm tergantung varietas cabe yang ditanam. Jarak tanam yang tepat memberikan ruang tumbuh optimal dan memudahkan perawatan serta pemanenan. Untuk varietas cabe besar, gunakan jarak yang lebih lebar, sedangkan untuk cabe rawit dapat menggunakan jarak yang lebih rapat. Buat lubang tanam sedalam dan selebar polybag semai, sekitar 10-15 cm.
- Penanaman Bibit: Pindahkan bibit cabe dari polybag semai ke lubang tanam pada sore hari untuk mengurangi stres tanaman. Sobek polybag dengan hati-hati tanpa merusak akar, masukkan bibit ke lubang tanam dengan posisi tegak, lalu timbun dengan tanah hingga pangkal batang. Padatkan tanah di sekitar batang dan siram dengan air secukupnya. Pasang ajir atau penopang di samping tanaman untuk menopang batang saat tanaman sudah besar.
- Perawatan dan Pemeliharaan: Lakukan penyiraman rutin terutama pada fase awal pertumbuhan hingga tanaman berumur 2 minggu. Setelah itu, penyiraman dapat dikurangi dan disesuaikan dengan kondisi cuaca. Berikan pupuk susulan pertama pada umur 2 minggu setelah tanam dengan NPK dosis 5 gram per tanaman, kemudian tingkatkan dosis secara bertahap setiap 2-3 minggu. Lakukan penyiangan gulma secara berkala dan pengendalian hama penyakit secara terpadu untuk menjaga kesehatan tanaman hingga masa panen.
6. Cara Menanam Cabe dari Biji, Batang, dan Akar
Perbanyakan tanaman cabe dapat dilakukan melalui tiga metode utama yaitu dari biji, batang, dan akar yang masing-masing memiliki kelebihan dan teknik tersendiri. Pemilihan metode perbanyakan disesuaikan dengan tujuan budidaya, ketersediaan bahan tanam, dan waktu yang diinginkan untuk panen. Memahami ketiga metode ini memberikan fleksibilitas dalam memulai budidaya cabe.
Menanam Cabe dari Biji
Menanam cabe dari biji merupakan metode yang paling umum dan menghasilkan tanaman dengan kualitas genetik yang baik. Pilih biji cabe dari buah yang sudah tua dan matang sempurna dengan warna merah cerah atau sesuai karakteristik varietasnya. Keringkan biji di bawah sinar matahari selama 2-3 hari hingga kadar air berkurang, lalu simpan di tempat kering dan sejuk jika tidak langsung ditanam.
Sebelum disemai, rendam biji cabe dalam air hangat bersuhu sekitar 40-50 derajat Celsius selama 30 menit hingga 2 jam untuk mempercepat perkecambahan. Biji yang baik akan tenggelam, sedangkan yang mengapung sebaiknya dibuang karena kemungkinan tidak akan berkecambah. Setelah direndam, tiriskan biji dan biarkan hingga tidak terlalu basah sebelum disemai.
Siapkan media semai berupa campuran tanah, kompos, dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1 yang sudah diayak halus. Masukkan media ke dalam tray semai, polybag kecil, atau wadah semai lainnya. Tanam biji sedalam 0,5-1 cm dengan jarak antar biji sekitar 2-3 cm jika menggunakan tray, atau 2-3 biji per polybag kecil. Tutup dengan media tanam tipis dan siram dengan semprotan halus agar biji tidak terbawa air.
Letakkan wadah semai di tempat yang teduh atau diberi naungan dengan intensitas cahaya sekitar 50-60 persen. Jaga kelembaban media dengan menyiram 1-2 kali sehari menggunakan sprayer. Biji cabe akan berkecambah dalam waktu 7-14 hari tergantung varietas dan kondisi lingkungan. Setelah bibit memiliki 2-4 helai daun sejati atau berumur 3-4 minggu, bibit siap dipindahkan ke media pembesaran atau lokasi tanam permanen.
Menanam Cabe dari Batang (Stek)
Perbanyakan cabe dari stek batang merupakan metode vegetatif yang dapat mempercepat masa panen karena tanaman sudah memiliki ukuran tertentu. Pilih batang cabe dari tanaman induk yang sehat, produktif, dan bebas dari hama penyakit dengan umur minimal 3-4 bulan. Potong batang sepanjang 15-20 cm dari ujung cabang yang belum berbunga dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam dan steril.
Buang daun-daun bagian bawah stek, sisakan hanya 2-3 helai daun di bagian atas untuk mengurangi penguapan. Celupkan pangkal stek ke dalam larutan hormon perakaran seperti rootone atau auksin untuk merangsang pertumbuhan akar. Jika tidak tersedia hormon perakaran, dapat menggunakan air kelapa muda atau larutan bawang merah sebagai alternatif alami.
Tanam stek batang cabe pada media tanam yang gembur dan steril, bisa menggunakan campuran sekam bakar dan kompos dengan perbandingan 1:1. Tancapkan stek sedalam 5-7 cm atau sekitar 1/3 panjang stek ke dalam media. Siram dengan air secukupnya dan tutup dengan plastik transparan atau letakkan di dalam sungkup untuk menjaga kelembaban tinggi. Letakkan di tempat teduh dengan intensitas cahaya rendah.
Stek batang cabe akan mulai mengeluarkan akar dalam waktu 2-3 minggu jika kondisi lingkungan mendukung. Setelah akar tumbuh dengan baik yang ditandai dengan munculnya tunas baru, sungkup dapat dibuka secara bertahap untuk aklimatisasi. Pindahkan stek yang sudah berakar ke polybag atau pot yang lebih besar dengan media tanam yang subur. Meskipun metode stek lebih cepat menghasilkan tanaman dewasa, tingkat keberhasilannya lebih rendah dibandingkan dari biji dan memerlukan perawatan ekstra.
Menanam Cabe dari Akar (Anakan)
Perbanyakan cabe dari akar atau anakan merupakan metode yang memanfaatkan tunas yang muncul dari pangkal batang tanaman induk. Metode ini jarang dilakukan pada cabe karena tanaman cabe tidak menghasilkan anakan sebanyak tanaman rimpang lainnya. Namun, pada kondisi tertentu, terutama setelah pemangkasan atau pemotongan batang utama, tanaman cabe dapat mengeluarkan tunas baru dari pangkal batang atau akar.
Untuk mendapatkan anakan, pilih tanaman cabe yang sudah tua dan produktif, lalu lakukan pemangkasan batang utama hingga menyisakan sekitar 20-30 cm dari permukaan tanah. Berikan pupuk organik dan siram secara teratur untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Dalam waktu 2-4 minggu, akan muncul beberapa tunas dari pangkal batang atau dari akar yang dapat dipisahkan sebagai bibit baru.
Pisahkan anakan dengan hati-hati menggunakan pisau tajam yang steril, pastikan setiap anakan memiliki akar yang cukup. Tanam anakan ke dalam polybag atau pot dengan media tanam yang subur dan gembur. Lakukan perawatan intensif dengan penyiraman rutin dan pemberian pupuk untuk mendukung pertumbuhan. Anakan dari akar biasanya memiliki tingkat keberhasilan hidup yang cukup tinggi karena sudah memiliki sistem perakaran sendiri.
Metode perbanyakan dari akar ini lebih cocok untuk peremajaan tanaman cabe yang sudah tua atau untuk mempertahankan varietas unggul tertentu. Meskipun tidak sepopuler metode dari biji atau stek batang, teknik ini dapat menjadi alternatif ketika bahan tanam lain tidak tersedia. Tanaman cabe dari anakan biasanya dapat berproduksi lebih cepat karena sudah memiliki sistem fisiologis yang lebih matang dibandingkan bibit dari biji.
7. Tips Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Cabe
Keberhasilan budidaya cabe tidak hanya ditentukan oleh teknik penanaman yang tepat, tetapi juga perawatan dan pemeliharaan yang konsisten. Perawatan yang baik akan menghasilkan tanaman yang sehat, produktif, dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Berikut adalah aspek-aspek penting dalam perawatan tanaman cabe yang perlu diperhatikan.
Penyiraman merupakan faktor krusial dalam budidaya cabe karena tanaman ini membutuhkan kelembaban yang cukup namun tidak tahan terhadap genangan air. Pada fase vegetatif atau pertumbuhan awal, lakukan penyiraman 1-2 kali sehari terutama pada pagi dan sore hari. Setelah tanaman memasuki fase generatif atau mulai berbunga, kurangi frekuensi penyiraman menjadi 1 kali sehari atau sesuai kondisi kelembaban tanah untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Hindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan busuk akar dan penyakit layu.
Pemupukan susulan dilakukan secara berkala untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman selama masa pertumbuhan hingga panen. Berikan pupuk NPK dengan dosis 5-10 gram per tanaman setiap 2-3 minggu sekali, atau gunakan pupuk organik cair setiap minggu dengan konsentrasi sesuai anjuran. Pada fase vegetatif, gunakan pupuk dengan kandungan nitrogen (N) lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan daun dan batang. Saat memasuki fase generatif, beralih ke pupuk dengan kandungan fosfor (P) dan kalium (K) lebih tinggi untuk merangsang pembungaan dan pembuahan yang optimal.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman yang ideal dan meningkatkan produktivitas. Lakukan pemangkasan tunas air atau cabang yang tidak produktif secara berkala. Pangkas juga daun-daun tua, daun yang menguning, atau daun yang terserang penyakit untuk menjaga kesehatan tanaman. Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah agar luka bekas pangkasan cepat kering dan tidak menjadi jalan masuk patogen.
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara terpadu dengan menggabungkan metode preventif dan kuratif. Lakukan monitoring rutin untuk mendeteksi serangan sejak dini. Hama yang sering menyerang cabe antara lain kutu daun, thrips, tungau, ulat grayak, dan lalat buah. Penyakit yang umum adalah layu bakteri, antraknosa, busuk buah, dan penyakit virus. Gunakan pestisida nabati atau organik sebagai pencegahan, dan pestisida kimia hanya jika serangan sudah parah dengan memperhatikan dosis dan masa tunggu panen yang tepat.
8. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen cabe dari biji?
Tanaman cabe yang ditanam dari biji umumnya dapat dipanen pertama kali pada umur 75-90 hari setelah tanam atau sekitar 2,5-3 bulan, tergantung varietas yang ditanam. Cabe rawit biasanya lebih cepat panen dibandingkan cabe besar. Setelah panen pertama, tanaman cabe dapat terus berproduksi hingga 6-12 bulan dengan perawatan yang baik dan pemupukan yang teratur.
2. Apakah cabe bisa ditanam di dalam ruangan?
Cabe dapat ditanam di dalam ruangan asalkan mendapat cahaya yang cukup, minimal 6-8 jam per hari. Jika cahaya alami tidak mencukupi, gunakan lampu grow light untuk menggantikan sinar matahari. Pastikan sirkulasi udara baik dan kelembaban terjaga. Varietas cabe kecil seperti cabe rawit atau cabe hias lebih cocok untuk ditanam indoor karena ukurannya yang kompak.
3. Mengapa bunga cabe sering rontok sebelum menjadi buah?
Rontoknya bunga cabe dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu terlalu tinggi atau rendah, kelembaban tidak sesuai, kekurangan air, kekurangan unsur hara terutama fosfor dan kalium, atau serangan hama thrips. Untuk mengatasinya, pastikan penyiraman teratur, berikan pupuk dengan kandungan P dan K yang cukup, dan kendalikan hama dengan pestisida yang tepat.
4. Berapa ukuran polybag yang ideal untuk menanam cabe?
Ukuran polybag yang ideal untuk menanam cabe adalah minimal 40x40 cm atau dengan kapasitas 20-30 liter. Polybag dengan ukuran ini memberikan ruang yang cukup bagi perkembangan sistem perakaran cabe sehingga tanaman dapat tumbuh optimal dan produktif. Untuk varietas cabe besar atau tanaman yang akan dipelihara dalam jangka panjang, gunakan polybag yang lebih besar.
5. Apakah cabe yang ditanam di botol bekas bisa berbuah lebat?
Cabe yang ditanam di botol bekas dapat berbuah, namun produktivitasnya lebih rendah dibandingkan yang ditanam di pot atau polybag berukuran besar karena keterbatasan ruang tumbuh akar. Metode ini lebih cocok untuk cabe rawit atau varietas kecil lainnya. Untuk hasil yang lebih baik, gunakan botol berukuran besar minimal 1,5-2 liter dan berikan perawatan intensif terutama pemupukan rutin.
6. Bagaimana cara menanam cabe di tanah yang kurang subur?
Untuk menanam cabe di tanah yang kurang subur, lakukan perbaikan tanah terlebih dahulu dengan menambahkan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang sebanyak 10-20 ton per hektar. Lakukan pengapuran jika pH tanah terlalu rendah. Buat bedengan yang tinggi untuk memperbaiki drainase dan aplikasikan pupuk dasar yang cukup. Berikan pupuk susulan secara teratur untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman selama masa pertumbuhan.
7. Apakah tanaman cabe dari stek batang bisa menghasilkan buah sebanyak dari biji?
Tanaman cabe dari stek batang dapat menghasilkan buah, namun produktivitasnya cenderung lebih rendah dibandingkan tanaman dari biji karena sistem perakaran yang tidak sekuat tanaman dari biji. Keuntungan metode stek adalah masa panen yang lebih cepat karena tanaman sudah memiliki ukuran tertentu. Untuk hasil optimal, pilih batang stek dari tanaman induk yang sehat dan produktif, serta berikan perawatan ekstra terutama pada fase awal pertumbuhan akar.
(kpl/fed)
Advertisement