Cara Mencuci Ari Ari Bayi Menurut Islam
cara mencuci ari ari bayi menurut islam
Kapanlagi.com - Kelahiran bayi merupakan momen penuh berkah yang diikuti dengan berbagai prosedur penting, salah satunya adalah penanganan ari-ari atau plasenta. Cara mencuci ari ari bayi menurut Islam menjadi pengetahuan yang perlu dipahami oleh setiap orang tua muslim agar dapat melakukannya dengan benar sesuai syariat.
Ari-ari atau plasenta adalah organ yang menghubungkan ibu dengan janin selama kehamilan dan berperan penting dalam menyalurkan nutrisi serta oksigen. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak lagi berfungsi dan perlu ditangani dengan cara yang tepat sebagai bentuk penghormatan terhadap ciptaan Allah.
Dalam Islam, terdapat anjuran untuk mengubur ari-ari sebagai bagian dari memuliakan keturunan Nabi Adam. Sebelum dikubur, proses pembersihan atau mencuci ari-ari menjadi langkah awal yang sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesucian.
Advertisement
1. Hukum Mencuci dan Mengubur Ari-Ari dalam Islam
Dalam perspektif Islam, mengubur ari-ari bayi merupakan perbuatan yang disunnahkan. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mengubur tujuh potongan badan manusia, termasuk di dalamnya adalah ari-ari. Hadis ini termaktub dalam Kanzul Ummal No. 18320 dan Al-Jami As-Shagir karya Imam As-Suyuthi.
Imam Muhammad Khatib As-Syirbini dalam kitab Mughnil Muhtaj jilid I halaman 349 menjelaskan bahwa bagian tubuh yang terpisah dari orang hidup, seperti kuku, rambut, gumpalan darah, dan ari-ari, sunah untuk dikubur sebagai bentuk memuliakan orangnya. Sunah pula membungkus bagian tersebut dengan kain sebelum dikuburkan.
Imam Al-Barmawy dalam kitab Hasyiyah Jamal jilid II halaman 190 menegaskan bahwa ari-ari atau masyimah yang juga dikenal dengan nama al-Kholash termasuk bagian tubuh dari manusia. Karena ia terpotong dari tubuh seorang anak, maka ia adalah bagian dari tubuhnya yang harus diperlakukan dengan hormat.
Tujuan utama dari mencuci dan mengubur ari-ari adalah untuk menjaga kebersihan dan sebagai bentuk penghormatan terhadap ciptaan Allah. Namun, perlu diperhatikan bahwa praktik ini harus dilakukan sesuai syariat tanpa menambahkan ritual-ritual yang mengarah pada kesyirikan atau pemborosan harta yang tidak bermanfaat.
2. Langkah-Langkah Cara Mencuci Ari Ari Bayi Menurut Islam
Proses mencuci ari-ari bayi merupakan tahap awal yang sangat penting sebelum penguburan. Berikut adalah langkah-langkah cara mencuci ari ari bayi menurut Islam yang dapat dilakukan dengan benar:
- Persiapan Alat dan Bahan - Siapkan wadah bersih, air mengalir yang cukup, garam kasar, dan kain putih bersih untuk membungkus. Pastikan semua peralatan dalam keadaan bersih dan suci.
- Pembersihan Awal - Bilas ari-ari dengan air bersih mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa darah dan cairan ketuban yang menempel. Lakukan dengan hati-hati dan penuh kehormatan karena ini adalah bagian dari tubuh manusia.
- Pencucian dengan Garam - Gosokkan garam kasar secara merata pada permukaan ari-ari. Garam berfungsi untuk menghilangkan bau tidak sedap dan membersihkan sisa darah yang masih menempel dengan lebih efektif.
- Pembilasan dengan Air Mengalir - Cuci kembali ari-ari di bawah air mengalir hingga benar-benar bersih. Pastikan tidak ada sisa garam atau darah yang tertinggal. Proses ini penting untuk menjaga kebersihan sebelum penguburan.
- Penambahan Bahan Alami (Opsional) - Beberapa orang menambahkan perasan jeruk nipis atau jeruk lemon untuk membantu menghilangkan bau. Namun, ini bersifat opsional dan tidak wajib dalam syariat Islam.
- Pengeringan - Setelah dicuci bersih, tiriskan ari-ari sebentar agar air yang berlebihan berkurang. Tidak perlu dikeringkan sempurna, cukup ditiriskan sebentar saja.
- Pembungkusan dengan Kain Putih - Bungkus ari-ari yang sudah bersih dengan kain putih yang bersih dan suci. Ikat dengan kuat agar tidak terbuka saat dikuburkan. Pembungkusan ini merupakan bentuk penghormatan sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.
Proses mencuci ari-ari ini sebaiknya dilakukan oleh ayah bayi atau anggota keluarga laki-laki yang sudah baligh. Sebelum melakukan pencucian, disunnahkan untuk berwudhu atau mandi terlebih dahulu sebagai bentuk kesucian.
3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mencuci Ari-Ari
Dalam melakukan cara mencuci ari ari bayi menurut Islam, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar prosesnya sesuai dengan syariat dan tidak terjerumus pada praktik yang dilarang. Pertama, hindari menambahkan benda-benda yang tidak perlu seperti cabai, pulpen, sisir, atau barang berharga lainnya ke dalam wadah ari-ari. Praktik ini dianggap sebagai pemborosan atau tabdzir yang dilarang dalam Islam.
Dalam kitab Ahkamul Fuqaha Solusi Problematika Umat yang memuat hasil keputusan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dari tahun 1926-2010, yang diambil dari kitab Hasyiyah al-Bajuri, dijelaskan bahwa orang yang berbuat tabdzir kepada hartanya adalah yang menggunakannya di luar kewajarannya, yaitu segala sesuatu yang tidak berguna baginya baik di dunia maupun di akhirat, meliputi segala hal yang haram dan makruh.
Kedua, proses pencucian harus dilakukan dengan niat yang benar, yaitu semata-mata untuk menjaga kebersihan dan memuliakan bagian tubuh manusia, bukan untuk tujuan ritual tertentu yang tidak ada dasarnya dalam syariat. Hindari praktik-praktik yang berbau tahayul atau kepercayaan yang bertentangan dengan akidah Islam.
Ketiga, tidak ada perbedaan dalam cara mencuci ari ari bayi laki-laki dan perempuan menurut Islam. Kedua jenis kelamin diperlakukan dengan cara yang sama tanpa ada ketentuan khusus yang membedakan. Keempat, tidak ada bacaan khusus yang wajib dibaca saat mencuci ari-ari. Cukup membaca basmalah di awal sebagai bentuk memulai pekerjaan dengan menyebut nama Allah.
4. Persiapan Setelah Mencuci Ari-Ari untuk Penguburan
Setelah proses pencucian selesai, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan ari-ari untuk dikuburkan. Ari-ari yang sudah dibungkus dengan kain putih bersih dapat dimasukkan ke dalam wadah seperti kendi kecil, batok kelapa, atau wadah lain yang sesuai. Penggunaan wadah ini bersifat opsional dan lebih kepada tradisi budaya, bukan kewajiban dalam syariat Islam.
Yang terpenting adalah memastikan ari-ari terbungkus dengan baik dan rapi. Wadah yang digunakan sebaiknya yang mudah terurai di dalam tanah sehingga ramah lingkungan. Hindari menggunakan wadah plastik atau bahan yang sulit terurai karena dapat mencemari tanah.
Persiapkan juga lokasi penguburan yang tepat. Sebaiknya pilih tempat yang aman, tidak akan diganggu hewan, dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Banyak keluarga memilih untuk mengubur ari-ari di halaman rumah sebagai bentuk kedekatan dengan bayi, namun ini bukan keharusan. Yang penting adalah tempat tersebut aman dan terhormat.
Gali lubang dengan kedalaman yang cukup, minimal 50-70 cm agar tidak mudah tergali oleh hewan. Setelah ari-ari dimasukkan ke dalam lubang, tutup dengan tanah hingga rata. Dapat ditambahkan batu atau penanda di atasnya agar lokasi penguburan tidak terinjak atau terganggu.
5. Adab dan Doa Saat Mengubur Ari-Ari
Meskipun tidak ada ritual khusus yang diwajibkan, terdapat beberapa adab yang baik untuk diikuti saat mengubur ari-ari. Pertama, disunnahkan bagi ayah untuk mandi wajib atau minimal berwudhu sebelum melakukan penguburan sebagai bentuk kesucian. Kedua, saat mengubur ari-ari, disunnahkan untuk membaca basmalah dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada bacaan ayat Al-Quran tertentu yang wajib dibaca saat mengubur ari-ari. Namun, membaca doa sederhana memohon perlindungan dan keberkahan untuk bayi yang baru lahir adalah hal yang baik. Contohnya, "Bismillahirrahmanirrahim, Ya Allah, lindungilah anak kami dan berkahilah kehidupannya."
Proses penguburan sebaiknya dilakukan dengan khusyuk dan penuh penghormatan, tanpa perlu upacara yang berlebihan. Hindari praktik menyalakan lilin atau lampu di atas kuburan ari-ari selama berhari-hari karena ini termasuk pemborosan dan tidak ada dasarnya dalam syariat Islam.
Yang terpenting adalah niat yang ikhlas untuk melaksanakan sunnah Nabi dan menjaga kebersihan lingkungan. Setelah selesai mengubur, keluarga dapat berdoa bersama memohon keberkahan untuk bayi yang baru lahir dan keluarga.
6. Perbedaan Praktik Mengubur Ari-Ari dalam Budaya dan Islam
Di Indonesia, praktik mengubur ari-ari sering kali bercampur dengan tradisi budaya lokal, terutama budaya Jawa. Penting untuk memahami perbedaan antara anjuran Islam dan tradisi budaya agar tidak terjerumus pada praktik yang bertentangan dengan syariat. Dalam budaya Jawa, misalnya, terdapat tradisi menempatkan ari-ari dalam kendi dengan alas daun talas, memberi penerangan dengan lampu selama 35 hari, dan menempatkannya di lokasi tertentu berdasarkan jenis kelamin bayi.
Praktik-praktik seperti memberi penerangan dengan lampu, menempatkan berbagai benda seperti cabai, pulpen, atau sisir dalam wadah ari-ari, serta ritual-ritual tertentu yang tidak ada dasarnya dalam Islam sebaiknya dihindari. Hal ini karena dapat mengarah pada pemborosan dan bahkan kesyirikan jika dilakukan dengan keyakinan tertentu yang bertentangan dengan tauhid.
Islam mengajarkan kesederhanaan dalam mengubur ari-ari. Cukup dengan mencuci bersih, membungkus dengan kain putih, dan menguburnya di tempat yang aman. Tidak perlu ritual yang rumit atau penambahan benda-benda yang tidak bermanfaat. Prinsip utamanya adalah kebersihan dan penghormatan terhadap bagian tubuh manusia sebagai ciptaan Allah.
Orang tua muslim sebaiknya mengikuti tuntunan syariat Islam yang jelas dan meninggalkan praktik-praktik budaya yang tidak sesuai. Namun, jika ada tradisi budaya yang tidak bertentangan dengan syariat, seperti menggunakan wadah dari bahan alami atau memilih lokasi tertentu yang aman, maka hal tersebut tidak menjadi masalah selama tidak disertai keyakinan yang menyimpang.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah wajib mencuci ari-ari sebelum dikubur?
Mencuci ari-ari sebelum dikubur bukan merupakan kewajiban, namun sangat dianjurkan sebagai bentuk menjaga kebersihan dan penghormatan. Proses pencucian membantu menghilangkan sisa darah dan bau tidak sedap, sehingga ari-ari dalam keadaan bersih saat dikuburkan sesuai dengan prinsip Islam yang mengutamakan kebersihan.
2. Bolehkah menggunakan sabun saat mencuci ari-ari?
Boleh menggunakan sabun untuk mencuci ari-ari, namun penggunaan garam kasar sudah cukup efektif untuk membersihkan dan menghilangkan bau. Jika menggunakan sabun, pilihlah sabun yang lembut dan bilas hingga bersih. Yang terpenting adalah ari-ari dalam keadaan bersih dari sisa darah dan cairan sebelum dibungkus dan dikuburkan.
3. Apakah ada perbedaan cara mencuci ari-ari bayi laki-laki dan perempuan?
Tidak ada perbedaan dalam cara mencuci ari ari bayi menurut Islam antara bayi laki-laki dan perempuan. Kedua jenis kelamin diperlakukan dengan cara yang sama. Perbedaan lokasi penguburan berdasarkan jenis kelamin lebih kepada tradisi budaya tertentu, bukan ketentuan syariat Islam yang harus diikuti.
4. Siapa yang sebaiknya mencuci dan mengubur ari-ari?
Dalam tradisi Islam, ayah bayi yang disunnahkan untuk mencuci dan mengubur ari-ari sebagai bentuk tanggung jawab dan perlindungan terhadap anaknya. Namun, jika ayah berhalangan, anggota keluarga laki-laki lain yang sudah baligh dapat melakukannya. Sebelum melakukan, disunnahkan untuk mandi wajib atau minimal berwudhu terlebih dahulu.
5. Apakah boleh menambahkan benda-benda lain saat mengubur ari-ari?
Tidak dianjurkan menambahkan benda-benda seperti cabai, pulpen, sisir, atau barang berharga lainnya saat mengubur ari-ari. Praktik ini dianggap sebagai pemborosan atau tabdzir yang dilarang dalam Islam. Cukup membungkus ari-ari dengan kain putih bersih dan menguburnya tanpa tambahan benda lain yang tidak bermanfaat.
6. Berapa lama waktu yang ideal untuk mengubur ari-ari setelah kelahiran?
Sebaiknya ari-ari dikubur sesegera mungkin setelah kelahiran bayi, idealnya pada hari yang sama. Hal ini untuk menjaga kebersihan dan mencegah bau tidak sedap. Jika karena kondisi tertentu tidak memungkinkan, ari-ari dapat disimpan sementara di tempat yang bersih dan sejuk sebelum dikuburkan, namun tidak boleh ditunda terlalu lama.
7. Apakah ada bacaan khusus yang harus dibaca saat mencuci dan mengubur ari-ari?
Tidak ada bacaan khusus yang wajib dibaca saat mencuci dan mengubur ari-ari menurut syariat Islam. Cukup membaca basmalah di awal sebagai bentuk memulai pekerjaan dengan menyebut nama Allah, dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW saat mengubur. Orang tua juga dapat berdoa memohon perlindungan dan keberkahan untuk bayi yang baru lahir dengan bahasa sendiri.
(kpl/fed)
Advertisement