Kaluna adalah anak bungsu yang hidup di rumah penuh sesak bersama orang tua dan keluarga kakak-kakaknya, semuanya sudah berkeluarga. Di rumah itu, hampir semua urusan rumah tangga jatuh ke pundaknya.

Dari urusan dapur hingga kebersihan, Kaluna jadi tumpuan, sementara anggota keluarga lainnya justru terbiasa memanfaatkan kebaikannya. Perlahan, rasa lelah dan sesak mulai tumbuh dalam diri Kaluna.

Suatu hari, bersama sahabatnya Danan, ia melihat sebuah rumah yang sedang dijual. Hatinya langsung terpikat, seolah rumah itu adalah simbol kebebasan yang selama ini dia impikan. Ia pun mengirimkan foto-foto rumah tersebut kepada pacarnya, Hansa, tapi respons yang ia dapat justru mengecewakan. Hansa merasa rumah itu tidak cocok.

Saat sedang sibuk di kantor, Kaluna mendapat telepon dari ibunya yang membuatnya semakin tertekan. Sang ibu meminta izin agar kamar Kaluna diberikan untuk Kaivan dan Lala, anak dari kakaknya, yang ingin punya kamar sendiri. Kaluna tak sempat menjawab panjang, hanya berjanji akan menelpon kembali. Malamnya, di tengah lembur dan rasa penat, ia menatap layar laptopnya, file Excel berisi tabungannya sebesar 335 juta rupiah terpampang di sana. Uang yang telah ia kumpulkan sedikit demi sedikit, demi satu hal yang paling ia dambakan: rumah yang benar-benar miliknya sendiri.