Sarah’s Oil terinspirasi dari kisah nyata yang luar biasa tentang Sarah Rector, seorang gadis Afrika-Amerika yang lahir di Oklahoma Indian Territory pada awal tahun 1900-an.

Sarah percaya bahwa ada minyak di bawah tanah tandus yang diberikan kepadanya, dan keyakinannya itu terbukti benar.

Ketika para pengusaha minyak serakah mulai mengincar lahannya, Sarah bekerja sama dengan keluarga, teman-teman, dan beberapa penambang liar asal Texas untuk mempertahankan kendali atas tanah kaya minyak miliknya.

Berkat kegigihan dan keberaniannya, Sarah akhirnya menjadi salah satu jutawan perempuan kulit hitam pertama di Amerika Serikat, pada usia sebelas tahun.

Dilansir dari businessinsider.com, ketika Sarah Rector diberikan tanah seluas 647,497 meter persegi, dia dan keluarganya mengira tanah itu tidak memiliki nilai.

Tanahnya tandus dan dianggap tidak layak untuk digarap. Namun, mereka tidak tahu bahwa di bawah tanah itu tersembunyi sumber kekayaan luar biasa.

Lahir pada tahun 1902, Sarah tumbuh di sebuah kabin sederhana dekat kota kulit hitam bernama Taft, Oklahoma, yang saat itu masih termasuk wilayah Indian Territory, menurut Tonya Bolden, penulis buku 'Searching for Sarah Rector, The Richest Black Girl in America.'

Orang tua Sarah adalah keturunan kulit hitam dari Muscogee Creek Nation, yang berhak atas pembagian tanah berdasarkan perjanjian tahun 1866 yang menghapus perbudakan di wilayah suku tersebut.

Sebagai bagian dari perjanjian itu, ratusan anak kulit hitam dari para mantan budak (Freedmen) masing-masing diberikan sebidang tanah. Namun tanah yang mereka terima biasanya berkualitas buruk, berbatu dan tidak cocok untuk pertanian.

Ayah Sarah bahkan sempat berpikir bahwa pajak tahunan sebesar USD 30 atau setara dengan Rp497 ribu (kurs saat ini) untuk tanah putrinya tidak sepadan untuk dibayar, dan menurut Bolden, ia berencana menjual tanah itu tanpa tahu bahwa di bawahnya tersimpan kekayaan yang luar biasa besar untuk keluarganya.