Adhisty Zara dan Ari Irham Ungkap Perjuangan di Balik Film Bertaut Rindu
Diterbitkan:
Adhisty Zara - Ari Irham (KapanLagicom/Adrian Utama Putra)
Kapanlagi.com - Dalam sebuah sesi spesial KapanLagi Show, Adhisty Zara dan Ari Irham hadir untuk membagikan cerita menarik seputar film terbaru mereka, BERTAUT RINDU. Suasana hangat langsung terasa sejak awal acara. Kali ini keduanya beradu akting dalam kisah drama romantis dengan pesan seputar hubungan orang tua dan anak. Dalam sesi ngobrol santai bersama Movieverse, keduanya membagikan pengalaman pribadi, tantangan selama syuting, hingga kedekatan mereka dengan karakter masing-masing.
Salah satu pengalaman syuting paling berkesan bagi mereka adalah saat pengambilan adegan di Curug Bandung pukul 3 pagi. Ada beberapa adegan yang membuat keduanya harus menarik napas dalam-dalam. Wah seperti apa keseruan acaranya?
Advertisement
1. Apa yang Membuat Zara Menerima Tawaran Bermain di Film BERTAUT RINDU?
Host: "Oke nah mungkin sambil nunggu Ari ya Ari datang aku mau nanya-nanya nih soal filmnya pasti teman-teman Movieverse juga udah nggak sabar pengen nonton tadi juga udah kita lihatin trailer-nya gitu ya. Nah ini kan film romance ya menurut Zara nih apa yang bikin film BERTAUT RINDU ini unik dan yang bikin kamu say yes untuk project film ini?"
Adhisty Zara: "Oke sebenarnya iya ini romance tapi fokusnya memang lebih ke pesannya tuh untuk orang tua dan anak sih sebenarnya film ini. Jadi aku kalau boleh cerita sedikit sinopsisnya itu film BERTAUT RINDU tentang dua orang anak yang memiliki background keluarga yang mirip yang itu menjadi alasan mereka kenapa bertaut gitu. Jadi mereka ini punya Magnus lawan main aku yang diperankan oleh Ari Irham. Magnus itu tipe anak yang privilege hidupnya dia punya segalanya. Tapi dia nggak bisa menentukan pilihannya sendiri, pilihannya itu selalu ditentuin oleh orang tuanya. Padahal mungkin orang tuanya merasa tahu yang terbaik buat anaknya gitu. Kalau dari sisi Jovanka sendiri, keluarganya itu orang tuanya divorce yang bikin dia jadi ngerasa 'ah keluarga gue aja udah hancur gitu gua ngapain lagi ini hidup' nah gitu. Tapi untungnya Jovanka punya ibu yang selalu ada buat dia yang di trailer juga kalian bisa lihat mungkin ada calon ibu baru di sana yang aku nih nggak setuju gitu. Kenapa film ini unik film ini itu mungkin bisa jadi wadah teman-teman di sini yang masih ada nggak sih yang kesulitan berdiskusi atau ngobrol sama orang tuanya di sini pasti ada kan pasti ada. Aku pun termasuk gitu jadi bukan susah gimana tapi aku tuh punya ayah yang keras gengsi juga. Jadi kadang ada batasan kayak apa yang kita mau tuh nggak bisa diomongin gitu kadang. Jadi ya udah deh ikutin kata ayah aja berbakti aja gitu. Nah di film ini tuh tentang itu tentang dua point of view satu anak yang bisa omongin apa yang dia mau dan didukung oleh orang tuanya. Yang satu laginya anak yang takut untuk ngomong gitu maunya tuh apa. Jadinya jalanin aja tapi tersiksa gitu."
Host: "Jadi di sini bisa ngelihat gaya komunikasi dua anak, dua anak yang yah ada masalah-masalah..."
Adhisty Zara: "Konflik dengan orang tuanya."
(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)
2. Apa Tantangan dari Karakter yang Diperankan Zara?
Host: "Oke sebenarnya menarik ya untuk kita lebih lanjut tanya-tanya nah kalau misalnya dari karakter yang kamu peranin ini Zara, ada nggak sih tantangannya seperti apa mungkin boleh diceritain?"
Adhisty Zara: "Oke tantangannya sendiri mungkin Jovanka ini anaknya sangat menyenangkan ya dia itu penuh keberanian dia selalu skeptis sama hal-hal yang nggak sesuai menurut dia. Tantangannya mungkin untuk bisa
semangat terus kayak dia sih karena Jo itu anaknya nggak kenal yang namanya males. Dia sama sekali nggak males justru dia nyari terus, apalagi ini yang bisa aku cari yang bisa aku kejar gitu."
Host: "Anaknya riang iya banget happy gitu ya sesuai nggak sih sama keseharian kamu?"
Adhisty Zara: "Ha ha 11 12 kita, aku tuh Zara kalau misalnya punya satu tujuan aku tuh ambisius lah bisa dibilang sama kayak Jovanka."
Host: "Jadi tantangan terbesarnya adalah bisa maintain..."
Adhisty Zara: "Si semangatnya itu karena dari setiap scene scene-nya Jovanka stabil gitu terus gitu."
3. Chemistry dengan Ari Irham Seperti Apa?
Host: "Oke nah kamu kan di sini sama Ari ya nah chemistry kamu tuh seperti apa sih?"
Adhisty Zara: "Sama Ari sendiri untungnya Ari orang yang sangat menyenangkan. Kita udah berteman lama juga dari kita sempat satu project di sebuah film horor ada juga itu prosesnya lumayan panjang. Jadi kita bangun chemistry-nya mungkin ada di situ ya sekarang tinggal nge recall-recall aja lah gitu. Sama-sama orang Bandung juga jadi kalau orang sunda ketemu orang sunda udah kayak bestie 20 tahun gitu ha ha."
Host: "Oke oke-oke seru seru seru iya berarti Ari salah satu pemain yang mungkin udah nggak terlalu sulit lagi untuk bisa bangun chemistry ya?"
Adhisty Zara: "Partner yang menyenangkan."
Host: Nice oke nah kalau dari cerita film ini Zara tadi kamu juga sempat ngobrolin gaya komunikasi untuk ayah gitu ya nah yang paling paling relate di film ini, apakah cerita yang tadi atau menurut kamu apa sih sama dengan kehidupan kamu?"
Adhisty Zara: "Yang paling relate ya itu tadi sebenarnya jadi Zara sendiri di film ini tuh sambil belajar juga. Kenapa kalian harus nonton film ini kalau ditanya gitu karena aku pun belajar gimana caranya nyampein perasaan aku ke orang tua dari film ini."
Host: "Oke mungkin ada tips and trik yang bisa di share teman-teman
atau nonton aja deh?"
Adhisty Zara: "Nonton aja deh nanti mungkin setelah keluar dari bioskop nggak perlu ngomong apa-apa lagi sih udah harusnya udah ngerti gitu."
Host: "Jadi habis nonton ini komunikasi sama orang tua kita bisa lebih lancar?"
Adhisty Zara: "Lebih baik."
4. Ada Tempat Syuting yang Berkesan?
Host: "Lebih baik I see wah kita nonton bersama ya teman-teman ya he he nah untuk syutingnya Zara ini di mana sih syutingnya ada tempat yang berkesan nggak buat kamu?"
Adhisty Zara: "Coba kalau aku ingat-ingat ini tuh di Bandung dan di Bogor sih kak
Host: "Ada yang paling berkesan nggak tempat syuting?"
Adhisty Zara: "Kita syuting di Curug di Bandung 3.00 pagi, semuanya bayangin dari Bandung dengan udaranya yang sedingin itu, adegannya di Curug dan adegan Curug itu kita ambilnya dua hari apa tiga hari gitu kalau nggak salah. Karena teknisnya susah, kita beneran nyemplung padahal adegannya nggak nyemplung he he gitu sampai pakai emergency blanket kita saking pada gininya."
Host: "Dingin banget itu pasti."
Adhisty Zara: "Dan bulan puasa syutingnya."
Host: "Oh My God."
Adhisty Zara: "Gila jadi itu sangat perjuangan."
Host: "Berarti ini total berapa lama nih proses syuting?"
Adhisty Zara: "Satu setengah bulan dengan pre production."
Host: "Dan ada yang 3.00 pagi ya teman-teman itu pasti suasananya di dalam hutan itu pasti nggak mudah ya boleh tepuk tangan dulu dong buat Zara. Oke nah sekarang Ari Irham juga sudah datang teman-teman yuk Ari Irham please welcome."
5. Hal-Hal Baik yang Terjadi Belakangan?
Host: "Jadi apa yang ada di kepalanya ya udah omongin aja gitu. Mungkin satu pertanyaan nih Ari sebelum masuk ke film. Apa sih hal-hal baik belakangan ini yang terjadi dalam hidup kamu saat ini?"
Ari Irham: "Hal baik yang aku dapetin di hidup saat ini ya mungkin bisa di-share ke teman-teman Movieverse. Saat ini mungkin aku bersyukur aja sih hal baik yang bisa aku dapetin sekarang gitu di tahap hidup yang sekarang gitu ya. Aku bisa mencoba apapun yang aku mau gitu. Menurut aku itu adalah sebuah privilege yang besar ya buat aku karena maksudnya tidak semua orang bisa mempunyai pilihan itu dan melakukan apa yang mereka mau gitu. Dan alhamdulillahnya aku bisa mendapatkan itu sekarang. Dan menurut aku itu sudah cukup banget gitu dan aku sangat bersyukur aku bisa mendapatkan hal itu gitu."
Host: "Boleh tepuk tangannya buat Ari teman-teman, oke nah tadi udah ngobrol ngobrol sama Zara pertanyaan buat filmnya ini kan film romance nih dan kamu udah punya pengalaman juga kan sama Zara gitu, di film BERTAUT RINDU ini apa sih yang bikin kamu say yes sama project ini dan kenapa film ini unik?"
Ari Irham: "Oke first mungkin pertama-pertama aku pengen bilang bahwa film ini tuh pesannya sangat-sangat impactful sekali ya. Jadi saat pertama kali ditawarin film BERTAUT RINDU saya tahu bahwa film ini diadaptasi dari novel gitu ya dan jujur saya nggak tahu bukunya apa gitu ya dan akhirnya saya riset lah. Lalu setelah saya riset dan segala macam akhirnya saya dikasih skenario oleh tim Sinemart dan saat pertama kali baca skenario itu hati saya tuh kayak 'oh ini harus saya ambil nih' karena isi pesan dan cerita di film ini tuh sangat-sangat bermakna banget gitu. Karena bisa dibilang film BERTAUT RINDU itu sangat personal buat saya gitu. Karena ada beberapa pengalaman pribadi saya yang terjadi di film ini juga gitu, sulit berkomunikasi untuk sama orang tua gitu dan itu kenapa aku pengen banget film itu ya gara-gara itu sangat personal buat aku gitu."
Host: "Termasuk strict parent ya?"
Ari Irham: "Termasuk strict parent."
Host: "Oh ya mungkin boleh diceritain apa seberapa relateable sih film ini sama hidup kamu saat ini?"
Ari Irham: "Untuk saat ini alhamdulillah fase-fase yang itu ya sudah terlewati ya. Mungkin di tahun-tahun yang sebelumnya ada beberapa fase di mana sulit untuk berkomunikasi dengan orang tua, sulit untuk bisa
menyelaraskan visi dengan orang tua gitu. Karena kadang orang tua tuh nggak tahu apa yang kita mau gitu sebenarnya gitu atau mungkin kita aja yang nyampeinnya tidak tepat kepada orang tua. Atau mungkin kita harus cari pola yang tepat untuk berbicara kepada orang tua seperti apa gitu. Dan di film ini tunjukkanlah bagaimana cara bisa berkomunikasi dengan orang tua yang tepat gitu. Akhirnya saya pun belajar banyak dari film ini gitu dan akhirnya di tahap ini saya sama orang tua saya udah kayak sahabat gitu. Maksudnya kita bisa bercerita tentang apa aja gitu, curhat tentang apapun gitu sangat open sekali sekarang gitu."
Host: "Berarti ada tips and triknya di film ini ya buat ngomong sama orang tua."
Ari Irham: "Betul."
6. Scene Paling Susah Menurut Ari Irham dan Adhisty Zara?
Host: "Wah Movieverse kita makin semangat ya kayak makin menarik nih semakin ke sini. Mungkin selanjutnya ada nggak sih kayak yang kalian kan pasti ngelakuin reading kan buat film ini gitu. Ada nggak sih yang di reading tuh kelihatannya gampang tapi pas dilakuin tuh susah banget gitu?"
Ari Irham: "Aku ada sih tapi sebenarnya ada tapi nggak bisa nge spill itu apa. Karena itu adegan yang krusial di mana air terjun Curug..."
Host: "Oh yang yang harusnya nggak nyebur kalian jadi nyebur?"
Adhisty Zara: "Tadi aku udah bilang."
Ari Irham: "Oh udah bilang oh ya bisa jadi bisa."
Adhisty Zara: "Jadi kamu pikir dia (host) tahu tiba-tiba kan enggak, haha."
Host: "Bentar nih Zara yang kamu obrolin dari tadi aman kan buat masuk sini?"
Adhisty Zara: "Ha ha aman."
Ari Irham: "Aku cerita sedikit tentang yang di Curug ya. Jadi adegannya aku bisa bilang yang di Curug tuh ekstrem banget ya. Tapi aku nggak bisa bilang ekstremnya kenapa tapi itu sangat-sangat ekstrim gitu berbahaya, itu berbahaya intinya berbahaya. Jadi menurut aku di reading itu terlihat gampang tapi saat di lapangan itu lumayan cukup bikin getar kaki sih itu intinya gitu."
Adhisty Zara: "Dan di adegan itu sangat emosional mungkin bisa dibilang itu puncaknya oh Curug ini ya Curug tiga pagi itu tadi guys nah itu perjuangan kita."
Ari Irham: "Iya perjuangan dan itu (sekitar) 17 (atau) 16 celcius tahu di sana gitu. Demi apa ih dingin banget kamar gue iya gue gue tuh. Jadi gini cerita lucu saat itu kan 3.00 subuh nih saya belum take duluan kan masih tim-tim geng-geng yang lain gitu ya. Saya kan di basecamp nih nungguin ya dari 3.00 sampai jam berapa gitu lupa itu yang saya lakukan di sana squad push up biar hangat, jaket udah double terus celana udah di double juga,
pakai kaos kaki yang tebal juga, sumpah dingin banget squad push up, squad, push up, diam lagi squad push up, squad push up lagi biar angetin badan gitu."
Adhisty Zara: "Nah selama Ari kayak gitu aku di bawah lampu pakai emergency blanket, tuh dia repot banget keringetan."
Ari Irham: "Ini aja gua belum nyebur."
Adhisty Zara: "Mana sambil sahur."
Ari Irham: "Iya sambil sahur."
Adhisty Zara: "Seru banget sih tapi syutingnya."
Ari Irham: "Seru banget."
7. Soal Film yang Diadaptasi dari Novel?
Host: "Mungkin selanjutnya nih kalau misal dideskripsiin film ini
ke sebuah lagu menurut kalian lagu apa sih yang pas?"
Ari Irham: "Yang pasti Seiring sama dinyanyiin sama Jasmine Nadia."
Adhisty Zara: "Seiringnya Jasmine Nadia itu soundtrack-nya film ini juga bisa didengerin teman-teman di semua digital platform music lagunya tuh kayak adem gitu kak kalau didengerin."
Host: "Oke habis ini kita langsung cari ya guys."
Adhisty Zara: "Mungkin lagu ini mood-nya sesuai dengan filmnya."
Host: "Betul-betul oke terus karena ini film kan dari novel yes pasti ekspektasi teman-teman semua apalagi para kritikus Movieverse di sini gitu kan ya pasti ekspektasi sudah tinggi sekali gitu. Menurut kamu pandangan untuk film yang teradaptasi dari novel itu seperti apa sih?"
Ari Irham: "Oke-oke kalau dari aku sih mungkin ada beberapa hal yang harus diketahui ya. Maksudnya adaptasi dari novel itu tidak selalu stay on track di novelnya gitu. Karena pasti ada kebutuhan film yang mungkin dari novelnya harus diubah gitu ya dan di sini pun ada seperti itu gitu. Kayak misalkan, kalau misalkan di bukunya sendiri Jovanka dan Magnus itu bertemu saat hujan dan kaki Magnus luka. Sedangkan kalau misalkan di film ini bertemunya nanti nontonnya biasa aja bertemunya nanti... Jadi ada beberapa yang diubah gitu untuk kebutuhan film gitu dan menurut saya. It's okay karena mungkin penulis skenario kan beda dengan penulis novel gitu ya mungkin. Dan produser mungkin sudah mempertimbangkan yang paling terbaik untuk filmnya harus seperti apa gitu."
Adhisty Zara: "Kalau dari aku perspektifnya kayak gitu kalau dari aku, aku lumayan sering mainin film adaptasi dari buku jadi layar lebar. Kalau aku sendiri memilih untuk nggak pernah baca buku aslinya karena aku selalu tahu script itu pasti udah dibumbuin biar semakin menarik, biar semakin seru. Tapi benang merahnya tetap sama gitu karena aku pernah mainin sebuah karakter. Jadi punya ketakutan nge-copy yang ada di novel gitu makanya aku tetap mau menciptakan karakter itu sendiri dari script yang udah dibikinin. Tapi tetap nggak lupa juga konsultasi dengan director dan penulisnya biasanya gitu untuk 'kak ini aman nggak ya kalau gini aku udah on track belumnya gitu'"
Ari Irham: "Ya kami sebagai cast dan juga filosofi nggak mungkin dan film maker nggak mungkin lah mengkhianati..."
Adhisty Zara: "Novel itu nggak mungkin kita pasti cari tahu juga kok tentang novel cuman nggak baca full gitu enggak gitu baca setengah ya."
Host: "Berarti memang dari ceritanya pasti ada yang diubah-ubah tapi itu semua untuk penonton juga gitu ya oke kalau gitu terima kasih banyak nih untuk Ari dan Zara
8. Pertanyaan dari Netizen dan Movieverse Untuk Zara dan Ari Irham
Host: "Selamat datang kembali di kapan lagi show yes kali ini kita ada di segmen ke-3 yaitu adalah QnA bareng Movieverse. Oke jadi pertanyaan, apa momen selama proses syuting yang tidak direncanakan tapi justru menjadi momen paling jujur dalam film?"
Adhisty Zara: "Clue-nya mungkin yang aku nyamperin Magnus di Curug."
Ari Irham: "Itu clue-nya nggak bisa dispoil ya."
Adhisty Zara: "Nggak bisa segitu lagi."
Host: "Oke cuman itu doang."
Adhisty Zara: "Kenapanya tadi udah kita bahas."
Ari Irham: "Karena gini yang tadi dibilang kan ada beberapa apa namanya ekstrem lah bisa dibilang tuh tempatnya lapangannya ekstrem gitu ya dan kadang kalau skenario bilangnya kayak gini kita di lapangan harusnya kayak gitu juga gitu. Tapi pas saat kita datang ke lokasi karena harus menyesuaikan jadi itu tidak disengaja, tapi akhirnya jadi bagus banget."
Adhisty Zara: Dan itu emosional yang tadi aku bilang penuh air mata lah
Ari Irham: "Betul dan kita pun ke sananya effort banget kalau misalkan pengen tahu kita effort banget ke sananya."
Adhisty Zara: "Sumpah harus kayak nyebrang sungai terus di sungai itu ada tangga kita naikin tangga itu dulu dibantuin harus satu satu nggak boleh kepleset kalau kepleset udah jatuhnya ke sungai."
Ari Irham: "Dan saat itu lagi musim hujan jadi air terjunnya kenceng banget saat itu lagi parah banget anginnya apanya semuanya."
Host: "(Pertanyaan kedua) adegan mana yang bikin kalian harus menarik nafas lebih dalam sebelum take karena adegan ini terlalu emosional atau terlalu relate dalam kehidupan Zara dan Ari?"
Adhisty Zara: "Banyak kalau di film ini."
Ari Irham: "Aku ada sih trailer."
Adhisty Zara: "Oke."
Ari Irham: "Kalau buat aku mungkin relate nggak terlalu ya mungkin ini sangat emosional dan juga sangat-sangat scene yang krusial lah di film ini gitu. Ada di trailer yang aku lagi di kasur dan sambil nyekek diri sendiri itu lumayan cukup krusial banget dan sebelum adegan itu emang ngumpulin emosinya harus beneran fokus dan juga tarik nafas yang dalam tenangin diri gitu. Karena itu sangat-sangat emosional itu di saat itu mungkin teman-teman bisa nonton trailer-nya nanti ada di situ trailer-nya yang bagus lagi nyekek dirinya sendiri di kasur."
Host: "Buat Zara."
Ari Irham: "Aku adegan yang narik nafas banyak sekali yang adegan-adegan di rumah yang sama Mama mungkin semua adegan yang harus berhadapan dengan pacar Papa aku wah itu kayaknya ada di trailer deh yang ada di galeri art galeria di situ."
Host: "Oke cukup relate ya?"
Adhisty Zara: "Nggak relate ya tapi nggak relate, emosional."
Host: "Sangat emosional gitu kayak nyes banget gitu ya betul oke nah
yang terakhir. Momen apa yang kalian rindukan selama proses syuting sih?"
Ari Irham: "Keseruannya dong udah pasti."
Adhisty Zara: "Main ludo."
Host: "Main ludo?"
Ari Irham: "Ha ha."
Adhisty Zara: "Apa ya kebersamaan."
Ari Irham: "Kebersamaannya."
Adhisty Zara: "Kebersamaan, kehangatan dan kekompakan kita semua itu benar-benar kunci kita semangat syuting."
Ari Irham: "Kadang ada adegan yang Curug lagi, Curug lagi ya ngomonginnya ya. Di Curug ini ada satu momen di mana lagi hujan nih kita tuh harus neduh di saung dan ke basecamp-nya tuh lumayan jauh ya ke saungnya ya. Jadi kita nggak bisa ke basecamp jadi kita harus stay di satu saung yang sama. Jadi pada ngumpul semua di satu saung gitu dan kita ya udah ngobrol aja di sana kayak main-main ludo main apa ngobrol gitu apa segala macam."
Adhisty Zara: "Dan itu lama banget dua jam."
Ari Irham: "Iya dan bahkan merinding juga di sana bahkan kita ganti ganti dialog juga di situ."
Host: "Oh My God dua jam di saung itu?"
Ari Irham: "Iya."
Adhisty Zara: "Di sebuah saung kecil itu."
Ari Irham: "Pas udah nggak hujan."
Host: "Sekarang teman-teman Movieverse udah siap oke sekarang aku kita buka tiga pertanyaan ya dari teman-teman Movieverse oke satu dua tiga oke mas yang pakai kacamata boleh."
Movieverse: "Selamat malam Kak Zara sama Kak Ari selamat buat rilisan official trailer sama posternya hari ini ya."
Ari Irham: "Thank you thank you so much."
Adhisty Zara: "Makasih."
Movieverse: pertanyaan aku yang pertama di sini kan kak ari sama kak Zara kan
pasti kan perannya berbeda nih dari film-film sebelumnya ya kira-kira ada sih apa sih yang menurut kakak berbeda dari film karakter kakak di sini berbeda unik dan berbeda dari film-film sebelumnya yang kakak
peranin pertama. terus ke-2 ada nggak sih take yang kakak selalu
berulang-ulang di proses syuting misalkan harus take berulang nih karena terbawa sama suasana selama lokasi syuting itu aja sih terima kasih ya
Ari Irham: " terima kasih pertanyaannya mas siapa fendi terima kasih
pertanyaannya mas fendi fendi fendi fendi fendi ya terima kasih banyak
eh yang pertama mungkin tadi itu apa yang take berulang-ulang dulu deh tadi aku udah mention mungkin yang adegan yang di trailer yang ada tadi yang nyekik diri sendiri. Itu kalau nggak salah itu aku take sekitar 7 apa 8 kali ya. karena itu lumayan cukup berat adegannya dan
susah banget dapat emosinya dan saat itu emang gimana ya. Magnus itu dalam kondisi yang paling terburuknya scene sebelumnya itu, aku nggak bisa kasih tahu scene sebelumnya apa tapi itu momen di mana Magnus berada di dalam titik terendahnya. dan itu sangat sulit banget gitu untuk aku ngambil emosi itu. jadi buat aku adegan yang terulang-ulang kali ya adegan yang nyekik diri sendiri itu
Adhisty Zara: "ada satu adegan di kamar Jovanka, itu adegannya nangis sih. jadi lumayan bukan berulang-ulang sih. tapi aku cukup lama untuk ambil emosinya biasanya tuh paling ya 15 menit oke take gitu kalau ini tuh kayak tunggu dulu ya kak kasih aku waktu ya kak gitu
Host: "biar bisa ngumpulin mood-nya
Adhisty Zara: "tapi nggak bisa dikasih tahu sih adegannya apa tapi di dalam kamar jo
intinya sambil baca buku gitu kalau nggak salah ya
Ari Irham: " sama tadi pertanyaan pertama yang yang bikin karakter ya
di sini film ini unik kalau buat aku mungkin Magnus kenapa karakter Magnus ini sangat unik buat aku dari film-film sebelumnya Magnus ini... aku cerita dulu ya sebentar tentang background Magnus Magnus itu dia lahir dari keluarga yang punya privilege, privilege-nya bisa dibilang Magnus kalau pengen beli mobil itu ya bolehlah beli mobil itu bisa
eh mau bikin film bisa mau ngapain bisa gitu. tapi satu yang dia nggak punya yaitu pilihan untuk hidupnya sendiri dan selama aku berkarir di dunia film aku belum pernah mendapatkan karakter yang seperti itu gitu . dan karakter Magnus ini unik karena dia itu mengalami transisi emosi yang lumayan naik dan turun gitu. karena dia menemui Jovanka
menemui ayah dan ibunya dan ada konflik ini, ada konflik itu. jadi aku bisa bilang karakter magrus ini karakter kompleks dan karakter yang paling spesial yang pernah aku mainin di selama karirku gitu
Adhisty Zara: "oke kalau Jovanka sendiri apa ya yang bikin unik dia mungkin yang bikin unik dan beda dari karakter sebelumnya selain semangatnya tadi
dia itu suka melukis dan gambar gambarnya itu gambar-gambar realis
jadi karakter aku yang hal baru yang aku pelajarin di sini juga itu
salah satunya
Ari Irham: " Joe tuh sangat ambisius banget sangat ambisius anaknya sangat ambisius
gembira dan bikin Magnus bisa melihat sedikit terang dalam kehidupan lah
Host: "cukup kompleks ya
Adhisty Zara: "itu dialek ya
Ari Irham: " itu dialek ya
Host: "oke thank you so much untuk jawaban ya sekarang kita buka untuk penanya ke-2 oke yang baju biru yes
Movieverse: Halo selamat malam-malam hari ini ini saya mau nanya kayaknya film ini kan genrenya romance ya drama romance sih iya tapi kayaknya saya tadi sempat baca sinopsis di Google mengangkat isu mental health juga
nah di sini saya mau nanya apakah ada pesan moral khusus
tentang film BERTAUT RINDU ini dan kira-kira apa yang ingin disampaikan kepada para penonton makna dari film tersebut
Ari Irham: " ini tuh film yang bisa dibilang film yang edukatif juga ya
karena pesan yang ingin dibawakan dari film ini lumayan cukup relate dan juga dekat dengan orang-orang dengan masyarakat dengan anak-anak muda seperti saya contohnya dan pesan yang ingin dibawakan adalah bahwa jangan menunda, jangan menaruh impian tertundamu kepada anakmu sendiri, biarkanlah anakmu yang memilih impianmu sendiri dan satu lagi komunikasi terhadap orang tua itu sangat penting sekali gitu kalau misalkan kita tidak berkomunikasi mungkin itu akan berkonflik dengan orang tua kita sendiri gitu
Host: "Sekarang penanya ke-3 oke yang paling belakang baju batik
Movieverse: "Terima kasih saya izin bertanya ada nggak sih persiapan khusus untuk memerankan si Magnus sama Jovanka ini dan satu lagi pertanyaan tadi kan saya dengar kayaknya ceritanya agak sedih ya bener nggak sih ceritanya sedih dan kalau ceritanya sedih itu rate-nya berapa ya dari 1-10 terima kasih?"
Ari Irham: " kalau persiapan khusus mungkin ya kita mendapatkan director treatment ya sama Mas Raka Priyanto dan juga dibantu sama produser film dan juga penulis film dan buku ini gitu ya dan saat reading pun ya kami, film maker semua menjelaskan dulu visi nih bagaimana film ini akan terbuat dan juga bagaimana ini akan dieksekusi gitu dan satu lagi apa tadi sorry oh filmnya bikin sedih gini film ini itu dari tadi kayaknya ngomonginnya sedih banget gitu kayak kesannya tuh emang filmnya berat banget gitu tapi sebenarnya enggak-enggak film ini tuh apa namanya menghibur kok ini menghibur kok. Cuman ada pesan moral yang dalam di film ini gitu dan bisa dibilang jika teman-teman semua nanti nonton film BERTAUT RINDU semoga dan saya yakin bahwa ada pesan yang bisa diambil dari film ini gitu. Saya yakin itu karena saya baca skenario dan juga saya memerankan Magnus di sini jadi nonton di bioskop tanggal 31 (Agustus) teman-teman gitu."
(Lama mendekam di dalam tahanan, badan Nikita Mirzani jadi lebih kurus sampai tulang kelihatan.)
(kpl/cvn)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Musik Lirik Lengkap Lagu-Lagu Terpopuler Raisa Dari Masa Ke Masa
