Joe Taslim & Iko Uwais, Duet 'Superhero' Kebanggaan Indonesia
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Siapa sih yang tak kenal duo Joe Taslim dan Iko Uwais? Di dalam negeri, keduanya memang bukan Tio Pakusadewo atau Ray Sahetapy yang berperan dalam banyak judul film layar lebar. Keduanya punya latar belakang sebagai seorang pesilat dan atlet judo yang sama-sama bertarung di kompetisi hingga tingkat internasional.
Iko Uwais atau Qorny Uwais, lahir di Jakarta 12 Februari 1983 dan merupakan putra Betawi asli. Sejak berusia 10 tahun, dirinya sudah belajar pencak silat di perguruan Tiga Berantai milik sang paman. Pada tahun 2003, Iko meraih posisi ketiga pada turnamen pencak silat tingkat DKI Jakarta dan dua tahun kemudian, dirinya menjadi pesilat terbaik dalam kategori demonstrasi pada Kejuaraan Silat Nasional.
Tahu nggak sih, sebelum menjadi seorang aktor, Iko pernah bekerja sebagai seorang supir truk di perusahaan telekomunikasi. Pada 2007, dirinya bertemu dengan Gareth Evans, sutradara asal Wales, Britania Raya, yang sedang membuat film dokumenter soal dunia silat.
Advertisement
Gareth terpesona dengan kharisma Iko yang jago silat Betawi dan menawarkan kontrak 5 tahun kepada Iko. Pesilat ganteng itu pun setuju dan mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya untuk mempersiapkan film laga perdananya, MERANTAU (2009).

MERANTAU pun diputar di Puchon International Fantastic Film Festival, Korea Selatan dan Fantastic Fest di Austin, Texas dengan review yang sangat positif. Film ini pun memenangkan penghargaan Film Terbaik di Action Fest 2010.
Pada kolaborasi kedua dengan Gareth, THE RAID: REDEMPTION, Iko dipertemukan dengan beberapa nama baru, salah satunya adalah Joe Taslim. Lelaki asal Palembang ini adalah mantan anggota timnas Judo sejak tahun 1997 hingga 2009. Johannes Taslim sempat meraih medali perak pada SEA Games tahun 2007, sebelum akhirnya memutuskan pensiun karena cedera yang dialaminya.
Iko naik jabatan menjadi aktor sekaligus koreografer bersama legenda silat Yayan Ruhiyan. Hebatnya, film laga ini diputar secara internasional di beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, dan Amerika Utara pada pertengahan 2012.
Nggak cuma itu, setelah diputar di TIFF (Toronto International Film Festival) di section Midnight Madness, para kritikus dan penonton memuji THE RAID sebagai salah satu film aksi terbaik sehingga memperoleh penghargaan The Cadillac People's Choice Midnight Madness Award. Setelah itu, THE RAID diputar di beberapa festival lainnya seperti Festival Film Internasional Dublin Jameson (Irlandia), Festival Film Glasgow (Skotlandia), Festival Film Sundance (Utah, AS), South by Southwest Film (SXSW, di Austin, Texas, AS), dan Festival Film Busan (Korea Selatan).
Iko pun kebanjiran tawaran main film setelah kesuksesan THE RAID. Selain membintangi THE RAID 2: RETALIATION, suami Audy Item ini juga muncul dalam MAN OF TAICHI, BEYOND SKYLINE, STAR WARS: THE FORCE AWAKENS, dan yang terbaru adalah HEADSHOT.

Ada juga kabar yang beredar jika Iko akan membintangi film action yang diambil dari game kondang, MORTAL KOMBAT. Menurut kabar, Iko akan bermain sebagai Sub Zero, ninja berwarna biru dengan kemampuan uniknya dalam mengendalikan es.
Seperti biasa, Iko belum mau memberi kepastian soal keterlibatannya ini. Namun jika benar, Iko akan dipertemukan oleh rekannya di MILES 22, UFC fighter Ronda Rousey, Vin Diesel, Jason Momoa, Tony Jaa, dan Liam Neeson.
Hal yang sama juga dialami oleh Joe Taslim, yang pertama kali muncul dalam film KARMA (2008) dan RASA (2009). Setelah THE RAID, dirinya langsung ditawari untuk bermain di film action thriller produksi HBO Asia bersama Ario Bayu, Mike Lewis, dan Tigor Djaitov, DEAD MINE (2012). Setahun kemudian, dirinya bermain bersama Vin Diesel dan kawan-kawan dalam FAST & FURIOUS 6. Tahun ini, dirinya berperan sebagai Manas dalam STAR TREK: BEYOND.

Karir keduanya melesat tajam dan Joe sempat memperoleh Best APAN Star 2016 dalam APAN (Asia Pacific Actors Network) Awards, yang berlangsung di Korea Selatan Oktober kemarin, mengalahkan beberapa aktor lain dari Asia, termasuk Song Joong Ki (Korea). Meski begitu, Joe Taslim malah ingin berkonsentrasi untuk bermain film lokal di tahun 2017, lho. Apa alasannya?
"Tahun depan fokus saya main film Indonesia, saya berharap film saya bisa diterima. Saya berharap film Indonesia, film aksinya terus maintain karena kita akan jadi kiblat film aksi (action). Kita terus tiap tahun ada film bagus. Siapa tahu akan melibatkan banyak hal dan aktor-aktor Indonesia terlibat di level dunia dan atau film dunia mau syuting di Indonesia," tuturnya saat ditemui di Cassis Kitchen, Pavillion Apartement, Jakarta Pusat, Kamis (24/11).
Demi tanah airnya, Joe rela mempertimbangkan tawaran-tawaran internasional yang masuk. Menurutnya, film adalah media yang sangat bagus untuk mempromosikan Indonesia.

"Makin tingginya apresiasi publik internasional terhadap film-film Indonesia, utamanya action, maka makin banyak hal yang akan terkoneksi. Indonesia makin dikenal dan lokasi-lokasi wisata Indonesia makin dikenal. Akan sangat lebar sih. Film itu media yang sangat lebar sih untuk memperkenalkan ke dunia luar. Kita dikenal pekerja keras, kita orang-orangnya ramah dan mostly itu terwakilkan oleh seni dari medianya sendiri," jelas suami Julie Taslim ini.
Sama dengan Iko yang sedang gencar mempromosikan HEADSHOT, yang juga diputar di section Midnight Madness TIFF (Toronto International Film Festival) tahun ini, dirinya juga masih ingin mengembangkan dunia silat Indonesia dan lebih sering berada di balik layar sebagai koreografer laga dengan timnya yang bernama Uwais team.
Joe dan Iko kembali dipertemukan dalam karya terbaru sutradara Timo Tjahjanto yang berjudul THE NIGHT COME FOR US. Meski masih memasuki proses pra-produksi, Joe sudah tak sabar menunggu film ini kelar. "Seru untuk melanjutkan dominasi film aksi Indonesia yang sudah mendunia enggak putus," ungkapnya.

Asyiknya, layaknya seorang tokoh superhero yang rendah hati, Joe Taslim sama sekali tak bersaing dengan rekannya ini. "Market saya dan Iko beda. Kalau orang melihat sebagai perbandingan ya nggak apa-apa, bagus aja, itu good thinking. Intinya bawa nama Indonesia di kancah internasional dan bisa bersaing di dunia," tutur Joe.
Ada juga kesamaan Iko, Joe dan karakter para superhero. Mereka adalah family man kesayangan anak dan istri. Iko adalah bapak satu putri, Atreya Uwais, sedangkan Joe adalah ayah dari 3 anak, hasil pernikahannya dengan wanita cantik, Julie Taslim. Meski sibuk dengan aktivitas syuting yang nggak hanya di Indonesia saja, mereka berdua tetap menyisihkan waktu untuk sekedar berlibur bersama keluarga. Cinta tanah air, rendah hati, pekerja keras, berprestasi dan sayang keluarga, keduanya cocok dijadikan sosok superhero kebanggaan Indonesia.
Jangan Lewatkan
Ini Alasan Angel Pieters Sebut Orangtuanya Sebagai Pahlawan
Pangeran William, Calon Raja Inggris Ganteng Berhati Mulia
Kehidupan Nyata Phunsukh Wangdu '3 IDIOTS', Seru Penuh Inspirasi
Jangankan #BeAHero, Menirukan Pose Mereka Saja Susah Minta Ampun
4 Musisi Indonesia Yang Membuat Musik Pop Saat Ini Tidak Murahan
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
(kpl/tch)
Fitrah Ardiyanti
Advertisement