Kelebihan dan Kekurangan Film 'VENOM 3', Hadirkan Akhir yang Memuaskan untuk Kisah Venom dan Eddie Brock

Penulis: Adristi Putri Febrianti

Diperbarui: Diterbitkan:

Kelebihan dan Kekurangan Film 'VENOM 3', Hadirkan Akhir yang Memuaskan untuk Kisah Venom dan Eddie Brock
(Credit: www.imdb.com)

Kapanlagi.com -

Ditulis oleh: Adristi Putri Febrianti
VENOM 3 atau yang diberi judul VENOM: THE LAST DANCE (2024), menceritakan tentang tanda akhir dari perjalanan panjang Eddie Brock (Tom Hardy) dan symbiote Venom. Sebagai antihero yang sangat populer, Venom kembali dengan aksi yang mendebarkan, humor khas, serta dinamika emosional yang lebih dalam.

Jika KLovers penasaran dengan kisah penutup untuk salah satu karakter paling ikonik dari Marvel ini, jangan lewatkan untuk menyimak informasi lengkapnya di bawah ini!

Informasi ini akan membahas segala aspek menarik dari VENOM: THE LAST DANCE, termasuk alur cerita, karakter, dan momen-momen yang akan menghibur para penggemar.

1. Menjadi Akhir yang Emosional untuk Tom Hardy

Sebagai penutup dari trilogi VENOM, film ini menyajikan nuansa yang lebih emosional dibandingkan dari dua film sebelumnya. Keterlibatan Tom Hardy dalam penulisan cerita memungkinkan hubungan antara Eddie dan Venom menjadi lebih mendalam. Ikatan mereka yang sebelumnya hanya sebatas parasit dan inang kini berkembang menjadi persahabatan yang erat.

Meski tak menyajikan banyak hal baru, VENOM 3 berhasil mengekspresikan emosi yang mendalam dari karakter Eddie. Adegan-adegan akhir yang menggambarkan perjalanan mereka membawa penonton merasakan momen nostalgia, menandai perpisahan yang manis namun pahit antara Eddie dan Venom.

Dengan pendekatan yang lebih emosional, VENOM: THE LAST DANCE memberikan pengalaman yang berbeda bagi penonton, sekaligus mengakhiri kisah mereka dengan cara yang berarti.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Menghadirkan Aksi dengan Humor Khas Venom

Hubungan yang unik antara Eddie Brock dan Venom selalu menjadi daya tarik utama sejak perilisan VENOM (2018) enam tahun lalu. Dalam VENOM: THE LAST DANCE, humor konyol yang muncul dari interaksi mereka tetap menjadi sorotan.

Adegan aksi dalam film ini juga terasa segar dan beragam. Salah satu momen yang mencuri perhatian, ialah ketika Venom menggunakan kekuatannya untuk berubah menjadi kuda dan ikan dalam adegan kejar-kejaran yang penuh adrenalin.

Dengan kombinasi humor dan aksi yang dinamis, VENOM: THE LAST DANCE menawarkan pengalaman yang menghibur bagi para penonton, sekaligus memperkuat ikatan antara Eddie dan Venom.

3. Ketidakhadiran Villain yang Setara dengan Venom

Salah satu kekurangan dari VENOM 3 ialah ketidakhadiran villain yang benar-benar sebanding dengan Venom. Meskipun Knull (Andy Serkis) diperkenalkan sebagai ancaman utama, kehadirannya terasa kurang signifikan. Venom lebih banyak berurusan dengan pasukan Knull (xenophage) daripada menghadapi Knull secara langsung.

Akibatnya, pertarungan klimaks dalam film ini terasa kurang memuaskan jika dibandingkan dengan dua film sebelumnya, di mana Riot dan Carnage memberikan tantangan yang jauh lebih mengesankan. Ketiadaan antagonis yang karismatik membuat film ini terasa kurang seimbang dalam hal narasi.

Seandainya film ini menampilkan villain yang lebih kuat dan berkarisma, VENOM: THE LAST DANCE mungkin bisa menghadirkan pengalaman yang lebih memuaskan bagi penonton.
Buat KLovers yang mengikuti perjalanan Eddie Brock dan Venom sejak awal, film ini akan menjadi perpisahan yang emosional dan memuaskan. Jadi, jangan lupa nonton ya! Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending