Anya Dwinov Pesimis Solusi Kemacetan Jakarta
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Kondisi jalanan di Jakarta yang makin padat penggunanya sehingga memicu kemacetan yang parah, menurut Anya Dwinov sulit untuk bisa menemukan solusi yang tepat. Sementara, jalanan sudah tak bisa lagi diperlebar. Bahkan, solusi angkutan umum pun tak memberikan jalan keluar yang 'nyaman' bagi para pengguna jasa transportasi.
"Angkutan massal di Jakarta ini belum mencukupi. Armadanya juga tidak sebanyak yang kita harapkan, terutama busway. Kalau mau naik Kopaja atau Metromini, buat saya jauh sekali dari ideal menjadi angkutan massal sekarang ini. Sebab, angkutan itu sudah tidak nyaman lagi, baik bagi penumpang maupun pengguna jalan yang lain," tutur Anya di Sampoerna Strategic, Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10).
Anya Dwinov
Ia menceritakan bahwa orang tuanya pernah memiliki 30 unit Kopaja di tahun '80-an, yang mana aturan yang diterapkan Pemerintah bagi para pemiliknya masih sangat ketat.
"Bayangkan saja, kalau Kopaja milik orang tua saya itu ketahuan ngebul, banyak asapnya, langsung 'dikandangin', nggak boleh jalan sampai baik kembali kondisinya. Sekarang, Kopaja ngebul di jalanan, kayaknya biasa aja. Pengawasan itu yang tidak baik. Kendaraan kan punya umur juga," kenangnya.
Sementara, terhadap solusi kenaikan tarif parkir pun, Anya pesimis hal itu juga bisa mengatasi permasalahan kualitas transportasi yang beredar di Jakarta.
"Sebenarnya kalau benar-benar bisa diterapkan ya baik, tetapi harus diimbangi juga dengan sarana transportasi yang baik. Kalau tarif parkirnya naik, apakah pemilik mobil mendapatkan umpan balik dari kenaikan tarif itu, misalnya soal pelayanan parkirnya," tutupnya.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
(kpl/gum/bun)
Anton
Advertisement