Kapanlagi.com - Gilang Ramadhan mengakui bahwa profesinya sebagi drummer yang membawa namanya dikenal secara luas hingga ke mancanegara. Kiprahnya pun kemudian semakin menegaskan dan membuka mata banyak orang bahwa bidang musik yang satu ini bisa menjanjikan sebagai mata pencaharian dan bukan lagi dipandang sebagai profesi yang diragukan.

Kehadiran Gilang, juga diakui mulai menjadi daya tarik banyak anak muda untuk mempelajari alat musik tabuh ini. Di berbagai sekolah musik, banyak pula orangtua yang akhirnya membolehkan putera-puterinya untuk menekuni musik drum ketimbang piano ataupun biola yang dianggap orang sebagai seni musik yang lebih elite.

Melewati puluhan tahun kariernya, suami Shahnaz Haque ini sekarang berencana menulis sebuah buku tentang ilmu menabuh drum yang semakin hari secara teknologi semakin canggih. "Ayah saya (novelis Ramadhan KH) adalah seorang penulis dan beliau selalu bertanya, kapan saya akan menulis buku," cerita Gilang yang berkesempatan untuk belajar musik di luar negeri, yakni di Los Angeles City College (LCC) dan di Hollywood Proffesional School (HPS), di Amerika Serikat tahun 1985-an.

Menurut pria kelahiran Bandung, 30 Mei 1963, ini, membuat buku baginya tidaklah semudah seperti ketika harus memainkan drum atau bikin album rekaman. Berbeda pula dengan ayahnya yang memang sangat ulung menulis berbagai macam bacaan dari novel sampai biographi tokoh-tokoh besar Indonesia, "Karena pertanggungjawabannya lama tapi memang akan selalu dikenang," jelasnya.

Meski merasa sangat sulit, namun Gilang mengakui bahwa ia memang ingin sekali bisa membuat buku. Apalagi untuk buku panduan bermain musik yang memang masih sangat langka. Mengenai kapan, ayah dari Pruistin Aisha Ramadhan (2) dan Charlotte Fatimah Haque Ramadhan (1) ini memilih untuk masih menunggu timing yang lebih tepat.